Episode # 28

2.6K 335 10
                                    




“Morning Rush”
🎞








“Deary, bangun. Kita kesiangan..”


Jaemin mengerjap cepat, mencoba melihat siapa yang sedang berbisik membangunkannya pagi ini.


“Ng? Jen?”


Ketika kedua maniknya terbuka sempurna, Jaemin mendapati wajah tersenyum Jeno lengkap dengan kedua matanya yang melengkung keatas.


“Jam berapa ini?” gumam Jaemin pelan sembari merenggangkan tubuhnya sedikit dibalik selimut.


“Tujuh. Kita sudah kesiangan, Deary..”


Mendengarnya, sontak Jaemin bangun dan membelalakkan kedua matanya lebar-lebar,


“Astaga! Kenapa kau tidak membangunkan ku sejak tadi?” Jaemin mengomel sembari turun dari ranjang, menyambar jubahnya lalu bergegas keluar kamar.




Pagi yang seperti biasa di kediaman Lee ya..




Namun kali ini lebih luar biasa karena Jaemin kini sudah ribut berlarian kesana kemari. Sesekali berteriak memanggil Jeno untuk membantunya mengurus Jisung dan sesekali mendecak kesal karena kedua kesayangannya itu tampak santai saja. Padahal mereka sudah hampir terlambat.




Terlambat?


Untuk apa?




Begini, seharusnya mereka sekarang sudah berangkat ke bandara untuk mengantar Eomma-nya Jisung dan Tuan Ross ke Korea.


Ya, Nyonya Park —Nyona Ross, akan berangkat ke Korea hari ini. Jaemin dan Jeno sudah berjanji kalau akan ikut mengantar keberangkatan mereka.


Jarak bandara yang lumayan jauh membuat keduanya harus berangkat lebih awal. Dan kini, mereka sudah sangat kesiangan.


“Jen, sudah kunci pintu?” tanya Jaemin seraya mendudukan Jisung di baby seat di dalam mobil.


“Sudah.”


“Jen, apa televisi sudah dimatikan?”


“Sudah, sayang..”


“Jen, dompet? Sudah dibawa? Ponsel?”


Jeno mengecup bibir Jaemin secepat kilat, digaris bawahi kalimat secepat kilat. Karena saking cepatnya, Jisung sampai tidak sadar kalau ia mengecup Appa tercintanya itu dan tak sempat mencegahnya seperti biasa.


“Kenapa kau malah menciumku?” protes Jaemin seraya membenarkan seat belt nya.


“Sudah semua. Jangan khawatir. Sekarang kita berangkat, dan aku harus mengemudi dengan tenang. Okay?” ucap Jeno seraya menyalakan mesin mobil.


“Bukan seperti itu, hanya saja—”


“Iya, tenang saja. Tuan Ross tadi menelepon ku dan bilang waktu keberangkatan mereka ada delay dan Mereka juga akan tiba tepat waktu. Sebelum take off, mereka sudah memberi kabar kalau akan menunggu di depature lobby.” tangan Jeno terulur, lalu dibelainya kepala kesayangannya itu dengan lembut, “Cha! Let's go!”








🎞








Suasana bandara ramai seperti biasa, apalagi ini sudah memasuki musim semi. Banyak pelancong yang datang sekedar menghabiskan waktu liburan yang tersisa.


MEMORIES || NOMIN || MEMORIES SAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang