Untuk diriku di tahun 2017.Halo, kuharap saat kamu membaca ini kamu sedang tidak menangis. Cukup sudah menangisnya, kamu, aku, kita akan baik-baik saja.
Aku minta maaf ya,
Kamu sering menangis karena memikirkanku. Memikirkan akan apa jadinya aku ini. Memikirkan apa aku bisa buat orang tuaku bangga? Atau paling tidak apa aku bisa tak menyulitkan orang tuaku untuk kesekian kalinya?
Aku minta maaf. Sungguh minta maaf.
Kamu terus-terusan berpikir keras.
Aku harus apa? Katamu.
Aku harus apa? Katamu lagi.
Aku harus apa? Katamu sekali lagi.
Aku harus apa? Katamu untuk kesekian kalinya.
Aku ingat waktu itu satu minggu sebelum ujian masuk perguruan tinggi.
Malam itu kasur kita bahkan tidak menyisakan tempat untuk tiduri saking banyaknya soal-soal dan buku yang berserakan di atasnya.
Malam itu kamu merenungi banyak hal.
Kamu sangat menyesal, kamu tidak seperti kawan-kawan di kelasmu atau di tempat kursusmu yang sudah belajar ratusan hari sebelum pertempuran sesungguhnya.
Kamu sangat marah pada dirimu, kamu tidak seperti sahabat karibmu yang mendapat jalur khusus ke perguruan tinggi, atau seperti kawan sebangkumu yang sudah tau arah mana yang harus dia pilih, atau seperti musuh-musuhmu diluar sana yang punya ambisi tinggi.
Kamu sangat kecewa pada dirimu sendiri yang tidak pernah mampu belajar dari kesalahan lalu. Kamu selalu saja jatuh ke dalam lubang yang sama. Jatuh bukannya bangun, malah diam membatu menyalahkan keadaan.
Lalu, pelan-pelan kamu terisak. Air matamu melangir tanpa ragu. Sekujur tubuhmu bergetar diselimuti ketakutan. Kamu berusaha sebisa mungkin tak membangunkan orang lain.
Malam itu adalah malam yang kelabu untukmu ya.
Aku minta maaf.
Sekali lagi minta maaf.
Bolehkah aku jujur?
Jujur, aku pun marah padamu.
Jujur, aku pun kecewa padamu.
Jujur, aku pun menyesal untukmu.
Kamu terlalu larut dalam imajinasi indah mimpi-mimpimu. Hingga kamu lupa kamu adalah tukang tidur di siang bolong.
Hari ini kamu bilang 'ya aku akan'.
Lalu keesokan harinya kamu lupa ucapanmu itu.
Kalau bisa aku putar waktu, aku akan menghentikanmu memegang benda kotak kecil sok pintar yang menjadikanmu begitu setia padanya hingga lupa tujuanmu sesungguhnya.
Kalau bisa aku putar waktu, aku akan meneriakimu sepanjang hari betapa berharganya satu menit dalam hidup singkat kita ini.
Kalau bisa aku putar waktu,
Aku ingin memelukmu.
Sungguh.
Aku memang kecewa padamu. Aku memang marah padamu. Tapi sudahlah toh semuanya sudah menjadi bubur.
Sayangku, sudahlah. Lupakanlah.
Sayangku, sudahlah. Berhentilah.
Sayangku, sudahlah. Berhentilah menangis.
Sudah cukup air matamu terkuras untuk ketakutan samar-samar itu. Simpan air matamu untuk hal-hal bahagia yang akan kita raih nanti.
Sayangku, sudahlah. Berhentilah memandangi langkah kaki orang lain.
Tak apa teman-temanmu seratus langkah lebih jauh didepanmu. Semua orang punya jalan hidupnya masing-masing, sayang. Fokus saja ke langkah-langkah kecil yang harus kita lakukan. Penemuan lampu yang menerangi malam toh tidak langsung jadi dalam sekali percobaan. Edison melakukan lebih dari sembilan puluh percobaan. Semuanya butuh proses. Nikmati saja proses kita.
Sayangku, diriku di tahun 2017
Aku memang kecewa padamu. Aku memang marah padamu.
Tapi berkatmu juga, kita sudah sejauh ini sayang.
Iya ini semua berkatmu.
Berkat dirimu tetap bertahan di tahun 2017.
Berkat dirimu tetep percaya akan kemampuan kita di tahun 2017.
Aku sungguh sangat berterimakasih padamu.
Kita memang belum mengimbangi sahabat karib kita yang sudah wisuda di usia muda, atau saudara sepupu kita yang sudah bolak-balik ke negeri orang, ataupun musuh-musuh kita yang sudah duduk di bangku yang dulu kita incar.
Hey, sudah jangan kamu pikirkan orang lain. Waktu kita terlalu berharga untuk itu.
Diriku di tahun 2017, aku ingin memberitahumu
kita sekarang sudah berada tempat yang sangat sesuai dengan kita. Kita punya banyak teman disini. Kamu mungkin tidak bisa menepati janji untuk berkuliah di luar pulau ini. Tapi sudahlah, toh, universitas bagus tak menjamin kita masuk surga. Hahaha. Maaf aku tidak akan mengatakan nama tempat itu. Yang jelas aku sangat bersyukur kita berada disini. Tempat ini bahkan terlalu baik untuk orang tak berambisi seperti kita.
Diriku di tahun 2017, aku sungguh bangga padamu. Aku sungguh berterima kasih padamu. Sekali lagi aku sangat-sangat berterima kasih.
Tertanda,
Dirimu di masa depan yang akan berusaha mewujudkan mimpi siang bolongmu.