Setelah makan malam bersama disebuah restoran mewah dikota Seoul kini hyunjin duduk berhadapan dengan Chan dan Woojin sedangkan Seungmin duduk disamping hyunjin menggenggam tangannya erat.
Jeongin, Felix dan jisung tengah asik dengan makanan mereka yg belum habis dari tadi.
"Jadi, apa yg ingin kamu sampaikan?"
Tanya Woojin seolah-olah tidak mengetahui niatan hyunjin.
"Aku, aku ingin rujuk dengan seungmin kak"
Hyunjin meremat tangan Seungmin membuat Seungmin tersenyum kearah hyunjin bermaksud untuk menenangkannya.
Chan menyilangkan garpu dan juga sendoknya lalu menatap hyunjin dengan tenang.
"Apa kamu yakin bisa membahagiakan adik ipar ku?"
Tanya Chan, suara tegasnya membuat hyunjin bergidik ngeri.
"Aku yakin dan aku sanggup untuk membahagiakan Seungmin dan kedua anakku"
"Apa jaminan jika kamu menyakiti hati adikku lagi?"
Tanya Woojin menatap serius kearah hyunjin. Hyunjin belok menatap Woojin dengan serius dan tekat yg bulat.
"Jika aku menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkan diriku untuk selamanya. Aku akan berusaha membuat Seungmin dan kedua anakku selalu merasa bahagia dan aman"
Hyunjin menatap mata Seungmin dengan serius. Hati si manis meluluh mendengarkan penuturan hyunjin barusan.
Chan dan Woojin yg memperhatikan keduanya pun ikut tersentuh. Chan menggenggam tangan Woojin erat lalu menganggukkan kepalanya.
"Aku dan Woojin sepakat untuk memberikanmu kesempatan kedua. Tapi ingat, tidak akan ada kesempatan ketiga Hwang"
"Baiklah, tidak akan ku sia-siakan. Terimakasih kak Woojin, kak Chan."
"Jadi, kapan kalian akan mengikat hubungan kalian lagi?"
"Secepatnya, karena aku takut Seungmin sudah ada isinya duluan"
Hyunjin terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya.
"Minggu ini, aku ingin pernikahan kami Minggu ini. Biar sekretaris ku yg mengurusnya"
🐝
Minho beridiri disamping mobilnya dengan serangkai bunga lavender yg sangat cantik ditangannya.
Ia sesekali melihat kearah arlojinya memastikan orang yg sedang ia tunggu.
Tidak lama sosok Yuna keluar dari toko tempatnya bekerja sambil memegang tas berwarna hitam ditangan kanannya.
"Aku ingin bicara"
Minho menahan tangan Yuna yg segera dilepas oleh Yuna dengan kasar.
"Aku lelah dan butuh istirahat"
"Hanya sebentar"
Yuna menatap sebentar kearah Minho lalu langkah kakinya mulai mengikuti Minho kedalam mobilnya.
Mobil mewah Minho melaju di jalanan yg sepi membelah kesunyian jalanan malam kota.
Sesekali Minho melirik kearah Yuna yg matanya tidak pernah lepas dari jendela disamping tempat duduk nya memperhatikan suasana malam.
Minho mengehentikan mobilnya dipinggir taman bermain. Ia keluar dari dalam mobilnya lalu duduk disalah satu ayunan yg ada disana.
Yuna masih memperhatikan Minho dari dalam mobil. Setelah lima menit berlalu akhirnya Yuna keluar dari dalam mobil melangkah pelan lalu berdiri tepat dihadapan Minho.
Minho tersenyum kecil lalu tangannya terangkat menyodorkan rangkaian bunga lavender yg cantik tadi kearah Yuna.
"Untukmu. Itu bunga kesukaanmu. Benar kan?"
Yuna memperhatikan bunga lavender yg ada dihadapannya lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Aku tidak punya banyak waktu, kakak ingin mengatakan apa?"
Minho berdiri dari duduknya lalu menyerahkan rangkaian bunga itu ketangan Yuna yg membuat Yuna menatap tepat Dimata Minho.
"Aku ingin minta maaf. Maafkan aku yg dulu tidak bisa menjagamu dan juga dengan mudahnya melepaskanmu"
Minho menghembuskan nafasnya kasar sebelum melanjutkan perkataannya.
"Waktu itu aku belum berani untuk menolak semua keinginan orang tua ku. Karena aku tidak memiliki apapun. Aku tidak akan bisa membahagiakan mu. Aku sangat mencintaimu tapi aku juga berusaha untuk melupakanmu"
Air mata Yuna sudah mengalir deras. Ia sudah tidak tahan untuk mendengar kan penjelasan lain dari mulut Minho.
"Butuh waktu lama untuk aku melupakanmu. Hingga akhirnya Seungmin datang dikehidupan ku. Seungmin sama sepertimu. Dari keluarga yg tidak berada dan kedua orang tuanya sudah tiada. Aku terus berusaha untuk mendapatkan dan meluluhkan hatinya. Tapi percuma, dihatinya hanya ada hyunjin yg sudah membuat hatinya hancur bahkan ia tetap bertahan demi kedua anak kembarnya."
Pertahanan Minho hancur. Air matanya sudah ikut mengalir dengan tangan yg berusaha memegang pundak Yuna.
"Dan aku sadar, kebahagiaan Seungmin bukan bersamaku tetapi bersama hyunjin. Aku melarangmu memberitahu nya tentang rencana ku agar itu tidak menjadi beban pikirannya. Maafkan aku yg sudah kasar padamu tadi"
Yuna mengusap air mata yg masih mengalir dipipinya.
"Ini memang salahku, seharusnya aku tidak ikut campur dalam hubungan kalian kak. Maaf kan aku"
"Bukan salahmu."
Minho membawa tubuh Yuna kedalam dekapannya menepuk-nepuk pelan punggung Yuna agar menenangkan hatinya.
Perlahan Minho melepaskan dekapannya lalu menatap mata Yuna dalam.
"Aku ingin melihat seungmin bahagia dengan cintanya. Dan sekarang biarkan aku juga bahagia dengan cintaku"
Minho tersenyum lalu menyingkirkan poni yg menutupi mata Yuna.
"Yuna, menikahlah denganku dan hidup bahagia bersamaku"
Yuna membulatkan matanya menatap Minho tidak percaya.
"Kak, orang tuamu tidak pernah menyetujui hubungan kita."
"Kita belum mencoba untuk yg kedua kalinya. Aku akan melakukan apapun agar bisa meyakinkan mereka. Percaya padaku dan pegang janjiku"
Minho menggenggam tangan Yuna erat. Yuna menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kearah Minho.
"Aku pegang janjimu"
"Bantu aku untuk meyakinkan mereka. Aku yakin, jika kita berdua berusaha mereka berdua akan luluh"
Minho tersenyum lalu kepalanya mulai mendekat kearah Yuna mengikis jarak diantara keduanya.
Bibir minho mendarat tepat dibibir Yuna mengecup singkat dengan penuh perasaan lalu melepaskannya.
Yuna membuka matanya perlahan lalu menatap Minho yg juga baru saja membuka matanya.
"Ayo kita berjuang bersama"
Besok end ya :" jangan lupa vote dan komennya💕