17

40 1 0
                                    


Setelah makan dan membersihkan peralatan makan mereka.

asyifa dan Sahabatnya Nia sedang berada dalam kamar milik sahabatnya.

Nia masih setia mendengar cerita sahabatnya itu.
Hingga Asyifa kembali menangis karena mengingat bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan menerima lamaran ini.

Ia menerima lamaran ini karena berfikir bahwa pria yang melamarnya adalah pak Ilham bukan Pak Fatih.

"hiks, apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Asyifa.

"apa maksud mu? Beritahukan semuanya kepada Fatih" terang nya.

"tapi apa dia akan mengerti?" tanya lagi.

"tentu saja, dia pasti akan mengerti" jawab nya meski ia sendiri tak yakin dengan apa yang ia ucapkan.

"baiklah, sebaiknya kamu istirahat sekarang"
Saran Nia yang di angguki oleh Asyifa.
Tentu Nia merasa sangat kasihan dengan sahabat nya itu, bagaimana tidak ini masalah masa depannya.

*

Dua hari telah berlalu, dan selama dua hari itu pula Asyifa tidak pernah ke kampus, ke cafe atau pun pulang ke kosannya.

Ia masih butuh waktu untuk menemui Fatih dan menhelaskan semuanya, mungkin?

"Syifa, sudah dua hari ini kamu tidak ke kampus, kau tidak bisa lari dari masalah mu seperti ini, jangan jadi pengecut Syifa" kata Nia.

"tapi, aku terlalu takut untuk memberitahukan semuanya" jawabnya.

"kau tidak bisa melakukan ini, jika memang kau ingin masalah ini cepat selesai maka kau harus menghadapi nya, bukan malah berdiam diri seperti ini" jelas nya lagi.

"baiklah, aku akan ke kampus hari ini" putusnya.

Mendengar hal itu Nia bisa bernafas lega, pasalnya jasmine dan Aisyah selalu saja menanyakan Asyifa selama 2 hari ini, ia sudah tidak sanggup Mendegar ocehan mereka berdua.

****

Ilham

3 hari telah berlalu sejak ke jadian itu, bersamaan dengan hal itu Aisyah menciptakan keributan dengan mengatakan bahwa Asyifa sudah dua hari tidak ke kampus dan ia tidak tahu dimana sahabatnya itu sekarang.

"tidak bu, selama 2 hari ini Syifa tidak ke kampus dan dia juga tidak memberikan kabar kepada ku, dia juga tidak pernah menjawab setiap panggilan ku" jelasnya dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

"tenang nak, dia pasti baik-baik saja saat ini" ibu Fatimah berusaha menenangkan Aisyah.

'dia kemana? Aisyah benar terakhir aku melihatnya 3 hari yang lalu' fikir ku.

Saat sedang sibuk menenangkan Aisyah, Fatih turun dengan wajah berseri.

'ada apa dengannya apa dia tidak merasa khawatir terhadap Asyifa?'
Batin ku.

"ibu, Aisyah, tenang Asyifa tidak apa-apa" kata nya dengan tenang.

"kakak tahu dari mana jika Asyifa baik-baik aja? " tanya Aisyah.

Tiba-tiba ia menunjukkan pesan dari Asyifa kepada ibu dan Aisyah, tentu saja aku juga melihatnya.

Asyifa mengajaknya bertemu hari ini di kampus, jadi karena itulah ia terlihat sangat bahagia.

Sakit?

Tentu, aku kembali merasa sakit dan sesak seketika.

"ya udah kakak Fatih kita ke kampus sekarang" seru Aisyah dengan penuh semangat.
Yang di angguki oleh Fatih.

Mereka lalu bergegas pergi setelah berpamitan kepada ibu.

"bu, Ilham juga pamit ya ke kampus" pamit ku kepada ibu ku.

"Ilham" panggil ibu.
"ibu ingin bertanya sesuatu" lanjutnya.

"apa yang ibu ingin tanyakan?" tanya ku.

Ibu lalu menuntun ku untuk duduk di sampingnya.

"nak, apa kau punya masalah? Ibu perhatikan akhir-akhir ini kamu lebih sering berdiam diri di kamar, dan juga sangat jarang sarapan bersama setiap paginya" tanya ibu.

"Ilham tidak apa-apa bu, Ilham sering berdiam diri di kamar karena banyak pekerjaan yang harus Ilham selesaikan" jawab ku sedikit berbohong.

'maaf bu, sungguh Ilham sama sekali tidak bermaksud untuk berbohong,' batinku.

Aku tidak tahu apa ibu ku akan percaya dengan penjelasan ku tadi.

"ibu percaya, tapi jika kamu mempunyai masalah Ilham bisa cerita ke Ibu"

"ya sudah, Ilham ke kampus sekarang, assalamualaikum"

"waalaikum salam"
Jawab ibu.

Setelah beberapa saat, aku sudah sampai di kampus saat sesang berjalan menuju ruangan ku, tiba-tiba fatih datang mengahmpiri ku dan berkata.

"Ilham, kau berhutang sebuah penjelasan pada ku, kita selesaikan semuanya di rumah setelah kau selesai dengan pekerjaan mu"
Ujarnya sambil berlalu.

'apa maksud nya? Penjelasan apa yang dia tunggu dari ku?' tanya ku pada diri sendiri.

Aku tak terlalu menghiraukan perkataan Fatih tadi.
Namun, saat melihat Syifa yang sedang menangis dipelukan jasmine rasanya tiba-tiba aku kembali teringat dengan perkataan Fatih tadi.

"apa mereka punya masalah? Tapi kenapa Fatih membutuhkan sebuah penjelasan dari ku?" gumam ku.

Aku tak juga pergi dari tempat itu, aku terus memperhatikan Asyifa disana.
Hingga fikri datang menghampiri mereka, entah apa yang mereka bicarakan tapi kulihat Asyifa dan juga Jasmine meninggal kan taman.

Jasmine pergi bersama dengan suaminya fikri, dan Asyifa berjalan ke arah ku.
Sejenak ia berhenti tepat saat berada di depan ku, memandang ku sejenak dengan mata yang berkaca-kaca lalu kembali melangkah melewati ku.

Entahlah, tapi ada rasa tak rela jika ia melewati ku begitu saja, aku ingin menghentikan nya dan menanyakan apa yang terjadi, tapi tidak, 'memangnya kenapa aku harus mengetahui semuanya.
Aku hanya seorang pria yang tanpa sengaja ia temui.'
Gumam ku lalu berjalan menuju Fakultas hukum.

****

Fatih

Setelah bertemu dengan Asyifa meski hanya sejenak, tapi sungguh aku merasa sangat bahagia.
Namun aku juga merasa bahwa ia seolah tak bahagia dengan hal ini, setelah melihat keterkejutan di mata nya saat melihat ku tadi.

Entah, apa yang dia fikirkan.

Dan setelah kejadian itu, Aisyah memberitahukan bahwa Syifa selama dua hari ini tak ke kampus,ia bahkan tak memberi kabar keoada Aisyah.

Aku merasa sangat khawatir sekarang. Namun saat akan pergi untuk mencarinya meski tak yakin akan menemukan nya.

Tiba-tiba notifikasi hp ku berbunyi pertanda pesan masuk.

Aku meraih hp dan kini rasa khawatir tadi menguap begitu saja setelah mengetahui siapa yang mengirim pesan kepada ku.

Asyifa:
Assalamualaikum pak fatih, ini Asyifa
Apakah hari ini bapak bisa ke kampus? Ada yang ingin saya bicarakan dengan pak Fatih.

*****

Bersambung....

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang