changlix

915 50 1
                                    

felix yang berada di atas pangkuan changbin hanya pasrah dengan apa yang changbin lakukan nanti.

"ayolah changbin ini di dalam mobil!"

"aku tidak peduli"

changbin menahan tengkuk felix saat kekasihnya itu hendak menjauhkan kepalanya.

"changbin sekarang kita ada di basemen apartemen mu dan bagaimana jika ada yang melihat kita?!"

"oh kau mau tempat yang tertutup?"

changbin segera menarik pergelangan tangan felix untuk segera masuk ke dalam apartemen nya ah bukan, kamar maksudnya.

"cepat sedikit babe apakah kau tidak tau rasanya menahan saat punya ku sudah bangun"

muka felix memerah malu saat di lihatnya celana kain changbin yang ia pakai saat di kampus tadi menggembung.

persetan saat sekarang sudah memasuki waktu malam, changbin ingin menuntaskan hari ini juga.

"bin----mmppphh"

changbin mencium bibir manis felix bruntal seperti tidak ada hari esok untuk berciuman. meraup, menggigit, menyesap bibir felix adalah hobi changbin dari dulu sejak mereka menjalin hubungan.

changbin melepas ciuman di rasa felix butuh oksigen.

"bin kau kenapa? tidak biasanya kau begini"

"iya benar dan siapa yang menyuruh untuk memegang penis ku tadi?"

"oh ayolah itu tidak sengaja"

flashback on.

"bin jangan terlalu banyak mengambil permen kapas ku!" felix merebut permen kapasnya yang ada di genggaman changbin. hey! bukankah itu tadi changbin yang membelikannya?

felix merangkak ke arah changbin saat changbin malah mendekap bungkus permen kapas itu.

tangan yang bertumpu pada dasbor mobil tidak sengaja mendarat dan menekan kuat kemaluan changbin.

"akh!" changbin hanya mengerang pelan.

changbin membeku di kursi pengemudi sedangakan felix tersenyum senang saat mendapat permen kapasnya kembali.

changbin merebut kembali permen kapas di tangan felix dan melemparkannya di jok belakang, mengangkat tubuh ringan felix dalam pangkuannya.

flashback off.

"sengaja atau tidak sengaja aku tidak peduli! aku menginginkan mu sekarang felix" changbin kembali menyesap bibir felix tanpa ampun.

"changbin slowly-ah" tubuh felix meremang saat merasakan lidah basah changbin menyapu permukaan lehernya.

pengecup lalu menghisap kuat membuat felix memejamkan matanya. ia takut warna apakah yang muncul di lehernya saat itu juga.

"babe sorry i could not stop"

"chang--bin ah.. jangan menggigit nya terlalu kuat"

changbin melucuti seluruh pakaian felix dan juga melapas baju dan celananya. lagi dan lagi muka felix memanas saat tanpa sengaja melihat punya changbin berdiri dan sudah sangat siap jika di tusukan dalam lubangnya.

"kau tau kan jika ini akan sangat sakit?" felix mengangguk.

"aku tidak bisa berjanji baby jika akan membuat tempo pelan, maka bersiap siaplah right now"

changbin terlebih dahulu menggesekan punya nya di lubang felix dan justru membuat felix kepanasan di sekujur tubuhnya. awalnya changbin memasukan dengan pelan namun sudah dirasa punya masuk sepenuhnya dalam lubang felix tempo itu semakin menjadi jadi.

"ahhh bin kauuhh uugghhh" inilah yang ingin changbin dengar, desahan felix. desahan felix membuat hasrat di tubunya bangkit dan semakin bergairah.

entah sesuatu apa yang terjadi di dalam tubuhnya, membuat felix mendesah di bawah kendalinya semakin membuat changbin menambah tempo kecepatannya.

"changbin ahh aku sudah mengatakan-ahhh untuk pelan-ahh ssshhhh"

"aargghh aku sudah mengatakan untuk tidak berjanji babe"

felix mendongakan kepalanya sambil menutup mata di sertai mulut yang terbuka untuk mendesah. changbin? jangan tanyakan dia, sekarang yang dia lakuakan mencium bibir kekasihnya dengan sangat bruntal.

***

"apa masih sakit?" tanya changbin sambil memeluk pinggang kekasihnya posesif.

"sekarang tidak mungkin nanti terasa saat aku berjalan"

"apa perlu aku membopong mu?"

"nanti banyak orang mengira jika kau menculikku" changbin terkekeh mendengar perkataan felix.

"babe?"

"apa?" felix mendongak dan menemukan changbin dengan wajah yang tidak bisa felix artikan.

"jika aku menginginkan itu lagi?"

"changbin apakah kau tidak tau rasanya lelah?" ucap felix sambil meniru ucapan changbin beberapa jam yang lalu. changbin mendengus kesal.

"nada mu tidak sama dengan apa yang ku ucapkan tadi dan baiklah aku akan mengijinkan mu untuk tidur tapi tidak untuk lain kali jika kau menekan kuat penisku lagi" sudah berapa persekian kali felix menunjukan wajah merah padamnya.

"ck ishh itu kan tidak sengaja"

"apa kau ingin berbicara lagi? tadi kan aku menyuruhmu untuk tidur apa kau ingin aku menciummu sampai kehabisan nafas?" felix mendengus dan segera menutup matanya, changbin pun mengikuti apa yang di lakukan felix dan segera menyusul kekasihnya dalam alam mimpi.

"bin"

"hm?" balas changbin dengan mata tertutup.

"jangan memeluku terlalu erat"

"mau ku cium sampai besok pagi hm? kembali tidur"

"apakah setidaknya kita harus memakai baju?"

"felix apakah kau benar benar menyerahkan bibirmu ini untuk membengkak?" felix menggeleng cepat.

"kalau begitu apa susahnya untuk menutup mata?"









nggak pede sebenernya mau publish

YOU AND I (one shoot) bxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang