~•~
Pada dimensi yang tak kasat mata.
Delusiku mampu menjaringmu diantara jutaan masa.
Lalu, bolehkah aku menggenggammu dalam nyata?~•~
•••
Tiga hari berlalu...
Lagi, lagi, dan lagi. Setiap malam ia selalu memikirkan bagaimana cara menghubungi gadis itu. Sudah tiga hari sejak ia megambil diam-diam nomor ponsel gadis itu dari handphone Brian, Arkana masih belum berani menghubunginya.
Selama tiga hari, Arkana mencari tahu mengenai gadis itu. Ia mandapatkan berbagai informasi mengenainya, mulai dari sikap, yang rumornya terkenal dengan sikap cuek dan dingin.
Menurut teman sekelas Arkana juga, Aqilla itu orangnya cerewet hanya saja itu berlaku hanya untuk teman-temannya, juteknya minta ampun kalau sama orang yang belum dikenalnya, apalagi sama laki-laki yang mencoba mendekatinya.
Kepercayaan diri Arkana jadi menciut mendengar kabar seperti itu. Entahlah, ia memang tidak terbiasa mendekati seseorang terlebih dahulu, biasanya memang ia yang selalu didekati oleh para kaum Hawa.
Hal tersebut membuat seorang Arkana berpikir keras bagaimana caranya agar saat ia menghubungi gadis itu ia tidak diabaikan. Pasalnya jika sampai pesona seorang Arkana tertolak, itu cukup memalukan!
Arkana sudah mengganti foto profilnya dengan foto wajah tertampan yang menurutnya bisa menarik perhatian kaum Hawa. Dan ya, Arkana pikir gadis itu juga akan termasuk dalam salah satunya.
Dan sekarang Arkana sudah memantapkan hatinya untuk mencoba menghubungi gadis itu.
"Ok, tarikkk napassss."
"Buang.."
“BISMILLAH!”
•••
Tring
Dentingan ponsel berhasil mengalihkan Aqilla dari tugasnya. Ia segera melihat siapa yang mengiriminya sebuah pesan. Tidak ada nama yang tertera di layar ponselnya, hanya deretan angka yang dimulai dengan +62……
“Siapa nih?” Aqilla membuka pesan yang diterimanya.
From
+6282134……
HaiAqilla mengklik profil sang pengirim pesan, siapa tau ia satu grup dengan si pengirim, atau mungkin ia mengenali foto yang dipajang di profilnya.
Tapi nihil ia tidak satu grup dengan si pengirim pesan, bahkan ia tidak mengenali siapa cowok yang di pajang di profil tersebut.
Aqilla menyimpan kembali ponselnya tanpa ada secuil niat untuk membalas pesan tersebut.
Hanya orang asing, batinnya lalu kembali berkutat dengan tugas kimia.
Sedangkan di sebrang sana, sang pengirim pesan masih diselimuti kegelisahan, tangannya dingin, ia modar-mandir tidak pasti.
“Mana ada cewek yang luput dari pesona seorang Arkana Rafisqy Arsyad” gumamnya tersenyum kecut.
“Gak, gue masih gak percaya pesan gue cuma di read!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Altruisme
Teen FictionBagaimana perasaan kalian jika memiliki pasangan yang bersifat altruisme? Ia yang lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Ia yang rela masuk jurang dan tenggelam merasakan sesak dalam kehidupannya. Dan aku? harus ikut menelan pill pahit ya...