Memandang Sebelah Mata

147 41 26
                                    

"Bukankah anak adalah anugerah tuhan?"

#I

Namaku Friska Eryanti. Aku duduk dibangku kelas 2 SMA. Aku terkenal disekolahanku, bahkan sangat dikenal. Bukan dikenal dengan Prestasi ataupun parasku yang cantik. Tapi, aku dikenal sebagai anak yang buruk, jelek dan bodoh. Itulah gambaran orang padaku. Bagi mereka aku benar-benar rendah. Bahkan orang tuaku sendiri seperti tidak menganggapku ada, aku hanya dianggap anak yang tidak bisa apa-apa, anak yang hanya bisa memalukan saja, anak yang merepotkan. Seperti itulah kata mereka. Bukankah anak adalah sebuah anugrah tuhan iyakan? Tapi apa benar justru aku pembawa sial?

Seumur hidupku aku sudah biasa dibully, sangat biasa. Dari pertama kali aku menginjak bangku pendidikan, dari SD sampai sekarang aku sudah menengah Atas. Tidak ada satupun yang mau berteman denganku. Ingat kata-kataku! Tidak satupun. Entahlah, mungkin seburuk itukah aku, dan ditambah lagi mereka tidak mau berteman denganku karena takut ikut dibully juga, sialan.

Tapi, ada satu Pria, walau tidak terlihat menyukaiku tapi setidaknya dia tidak pernah ikut merendahkanku, bahkan beberapa kali dia membantuku dan membelaku, tapi setiap sesudahnya dia langsung pergi begitu saja, tanpa mengatakan 1atau2 kata pun, bahkan sekedar membalas ucapan terima kasih dariku saja tidak.

Aku mempunyai Hobby yang dari dulu sangat aku sukai. Setelah melakukan hobby ku ini , aku merasa hatiku tenang, pikiranku tenang, dan membersihkan pikiranku dari perkataan-perkataan menusuk dari orang-orang disekitarku.

Hobbyku adalah Renang. Aku menyukai Renang sejak kelas 2SD, saat aku sangat sedih aku merendam diri di kolam ikan kecil  didepan rumahku, setelah itu aku diajak kakekku untuk pergi ke kolam Renang, dan setiap kali aku sedih kakek akan selalu mengajakku. Tapi, itu hanya sebatas kakekku masih hidup. Sekarang, kakek sudah pergi meninggalkan aku sendirian. Benar-benar sendirian. Tapi walau begitu, aku tetap ingat kata kakek, "jika kamu sedang sedih, lakukan apa yang menjadi hobbimu, maka hatimu pasti akan senang, setidaknya menghilangkan sedikit pikiran di kepalamu" itu adalah pesan kakek yang tidak akan pernah aku lupakan.

***

"HAHAHA" mereka tertawa meledak-ledak setelah menyiramku dengan sebotol minuman berwarna, membuat seragam putihku bernoda.

Aku meremas Rok abu-abuku kencang aku ingin membalas, tapi aku terlalu lemah, aku hanya bisa mengeluarkan air mataku dan menunduk lemah.

Aku berlari menuju toilet, aku berlari menerobos melewati orang-orang yang menatapku dengan tatapan Jijik

Brug!

Sialan! Aku mengumpat dalam hatiku. Aku terjatuh tersandung kaki seseorang yang dengan sengaja membuat aku jatuh. Sungguh aku lelah! Kapan aku bisa terbebas dari penindasan ini?! Aku terlalu lemah untuk melawan! Aku benar-benar lemah! Untung saja aku tidak sampai berpikiran untuk mengakhiri saja hidupku ini.

Seseorang menjabak rambutku aku meringis kesakitan

"Tolong! Cukup! Sakit Nda!"  Ringisku pada Winda, perempuan yang sangat terlihat bahagia jika sudah menindasku.

Dia menarik rambutku hingga aku berdiri.

"Lo tu nggak pantes hidup tau enggak?!" Teriaknya tepat ditelingaku

Aku tambah meringis, sekarang rasanya telingaku berdenging.

"Sebenarnya apa salah aku sama kamu Nda? Kenapa kamu enggak henti-henti membully aku?" Tanya ku pada Winda dengan Isakan tangisku

"Lo tu- manusia- paling buruk - di bumi! Lo tu cuma parasit! Dan lo pantes di giniin!" Ujarnya menekan setiap perkataannya.

Aku tambah terisak, sakit sekali rasanya, hatiku seperti tertusuk oleh 1000 pisau sekaligus. Lalu tiba-tiba seorang laki-laki yang aku harapkan kembali hadir untukku. Ia menepis tangan Winda dari rambutku, ia menatap tajam Winda

Kelana CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang