cuatro

13 6 1
                                    

Kau mungkin bisa mengobati  luka setiap orang, namun apakah kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri?



______________________________________

Suara pekikan seseorang membuatku langsung menoleh kearah sumber suara, ditempat itu sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berkumpul.

Ku lihat seseorang tergeletak tak berdaya.

Aku pikir mereka akan menolong orang tersebut, namun nyatanya mereka hanya melihat saja dan sesekali saling berbisik satu dengan yang lainnya.

Aku yang penasaran pun lantas menerobos kerumunan orang banyak itu, untung saja badanku kecil, jadi aku dengan leluasa bisa menerobos kerumunan orang ini.

Saat aku melihat siapa seseorang yang menjerit tadi, aku terkejut bukan main, pasalnya d-dia teman Yessabel.

Keadaannya sudah memperihatinkan, bibirnya berubah warna menjadi merah menyala, dan kini rambutnya mulai muncul semburat warna kemerahan.

Dileher gadis itu juga seperti ada serbuk merah yang perlahan menghilang.

Entah darimana aku mendapat sebuah keberanian untuk menyentuh leher gadis itu kemudian membersihkan serbuk aneh itu.

"Minggir semua!!" Perintah seseorang yang langsung mendapat respon dari para mahasiswa.

Karena aku terkejut, aku reflek mundur kebelakang dengan cepat "aww, kau menginjak kakiku. Cepat minggir" belum sempat aku mengangkat kakiku yang menginjaknya tadi, orang ini sudah mendorong tubuhku kedepan.

Sungguh manusia kejam, pikirku dalam hati.

Saat aku menoleh ke belakang, ternyata orang itu... eeee.. dia yang aku tabrak waktu itu...

Felix yaa itu Felix!..
Mengapa aku tau namanya??

Sederhana saja, dia murid yang populer di kampusku sekarang. Ya, tebakan mu benar, tidak lain karena ketampanannya yang melebihi batas normal. Hampir semua orang di kampus tau siapa Felix.

"Sabar sedikitlah, dan tak perlu mendorongku seperti itu lagi!" Kataku kesal, setelah aku berhasil mengingat siapa dia.

Felix tidak menjawab perkataan ku barusan, dia terlihat sangat tertarik dengan gadis itu, bahkan sekarang dia pergi mengikuti kemana gadis itu dibawa.

Hufft, sungguh menyebalkan.

"Ada apa?" Kata Allardo yang tiba-tiba saja sudah ada di belakangku.

Dia tampak kebingungan "tadi ada mahasiswa yang.. aku tidak tau pasti sih, hanya saja sepertinya dia sedang sakit." Kataku memberitahunya.

"Bagaimana kondisinya saat ini?"

"Dia tadi dibawa oleh tim dokter. Oh iya, kondisinya sedikit aneh. Ada sesuatu yang janggal menurutku, tadi aku lihat bibirnya berwarna kemerahan dan di lehernya seperti ada semburat serbuk merah." Saat aku selesai berbicara,aku melihat kearah Allardo. Dia terkejut..

"Bbenarkahh?" Katanya terbata-bata.



.
.

Hari ini aku pulang kuliah cepat, karena aku harus mencari uang tambahan untuk biaya sekolah adikku.

Aku sebenarnya bingung ingin bekerja apa. Apakah aku harus bekerja di restoran, sebagai pelayan?? Ah.. iya, aku bisa bekerja disana.

Kebetulan di dekat Kampus ada sebuah restoran yang cukup besar, dan aku pikir mereka membutuhkan pekerja yang banyak.

Aku kemudian pergi ke restoran tersebut.

"Permisi, apakah disini membutuhkan tambahan pekerja?" Tanya ku kepada salah satu pelayan.

"Aku tidak tau nona, mungkin kau bisa ke ruangan pak manager untuk bertanya apakah masih ada pekerjaan" katanya sembari menunjukkan kepadaku arah ruangan sang manager.

Saat aku tiba disana, aku mengetuk pintu pelan, lalu terdengar suara pecahan barang dari dalam.

Aku yang terkejut pun langsung masuk tanpa permisi, dan aku melihat tangan seseorang berlumuran darah beserta sebuah vas bunga yang telah hancur berserakan tersebar di bawah kaki orang itu.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk??!!!" Bentak orang itu kencang, namun aku yang terlalu panik karena melihat banyaknya darah langsung saja mengambil gulungan kapas di kotak p3k yang ada disana, lalu dengan cekatan mengobati setiap lukanya.

Setelah sekitar 5 menit berkutat dengan obat merah dan teman-temannya, akhirnya aku selesai juga.

"Kau ada perlu apa datang kemari?" Tanya orang ini dengan nada yang tidak begitu keras, saat pertama aku masuk tadi.

Akupun mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa dia "oh..aku ingin" dia Felix!! Astaga dunia ini sempit sekali.

"Ingin bertemu dengan ku?" Katanya sembari tersenyum manis.. huh, cepat sekali emosinya berubah-ubah.

Eh... sadar!!

"tidak! Aku ingin mencari pekerjaan disini" kataku menjelaskan.

"Kalau begitu kau bisa apa?" Tanyanya sambil menatapku.

Sontak saja hal itu membuatku malu sendiri... "e.. aku bisa memasak, namun aku yakin jika ingin menjadi koki disini, harus punya lisensi dulu kan?" Tanyaku memastikan.

Felix hanya menggeleng sambil tertawa kecil. "Tidak juga, baiklah, kau bisa mencuci piring kan?"

"Iya.." jawabku. "Ok, mulai sekarang kau bekerja sebagai pelayan saja.

Kau kesini setelah pekerjaanmu selesai saja, dan ini gajimu" katanya sambil menyodorkan amplop cokelat kearahku.

"Ha? Aku kan belum bekerja?" Aku bingung, mengapa dia memberiku gaji? Padahal aku saja belum mulai bekerja.

"Anggap saja gajimu kubayar dimuka" katanya. Lalu segera pergi begitu saja.

Dia aneh bukan? Tadi marah-marah, sekarang baik, seolah tidak terjadi apa-apa, seolah rasa sakit ditangannya hilang begitu saja.

Saat aku mengecek berapa nominal uang yang diberikannya aku sungguh terkejut bukan main.

Oh Tuhan, berapa abad aku bekerja disini agar aku bisa mengembalikkan semua uangnya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Blue Wings {Stray Kids}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang