30 0 0
                                    

"Terima kasih, Reign." -Val-

"Aku juga... Terima kasih." -Reign-

~~

Mungkin, beberapa dari kalian pernah mengalami yang namanya pembullyan. Di saat seseorang dikucilkan, direndahkan, dan dianiaya hanya karena sedikit berbeda. Pada dasarnya, kita semua sama. Kita semua manusia. Tapi kenapa bisa terjadi hal tersebut.

Menurutku sendiri, itu karena manusia selalu mencari kesalahan manusia lain agar dia dapat membanggakan dirinya sendiri.

Kenapa aku menyinggung hal ini? Karena aku sendiri mengalaminya.
Dipandang rendah.
Dicemooh.
Dipermainkan.
Semua itu pernah kualami.

Tapi aku tidak pernah menyalahkan siapapun tentang hal ini. Alasannya? Karena aku tahu bahwa itulah sifat dasar manusia. Lagipula tidak ada yang bisa disalahkan.

Kau mau menyalahkan Tuhan? Bersiap sajalah nanti setelah kau mati. Ingin menyalahkan takdir? Berapa kali pun kau menyalahkannya, takdir akan tetap berjalan. Orang lain? Kenapa tidak mengoreksi diri sendiri.

Jika memang ingin menyalahkan seseorang, salahkan diri sendiri. Pada dasarnya ada kemalangan dan keberuntungan. Kemalangan pasti pernah kalian alami, tapi sebenarnya kemalangan dapat dihindari. Keberuntungan tidak bisa didapatkan secara cuma-cuma. Coba saja kau duduk diam dirumah selama seharian penuh, kau tidak akan menghasilkan apa-apa. Keberuntungan dapat terjadi, jika ada usaha dibaliknya. Dan tergantung usaha itulah keberuntungan yang mungkin kita dapat.

Selain itu, ada yang berkata kalau kehidupan itu bagaikan roda. Terkadang di atas, terkadang di bawah.

Lalu aku mau bertanya, apakah orang yang beruntung dan hidup enak itu sungguh roda kehidupannya berada di atas? Tidak. Tapi rodanya berputar. Dia bersusah payah berusaha, selama itu rodanya di bawah. Dan setelah itu, usahanya terbayarkan saat itulah rodanya di atas.

Tapi, bagaimana dengan para gelandangan atau pemulung? Roda mereka di bawah? Seperti tadi, tentu tidak. Di balik kesusahan yang mereka alami, pasti ada celah. Sesuatu yang dapat membuat mereka tersenyum.

Bagiku, roda kehidupan itu ada. Aku tahu jika umurku belum panjang dan aku tidak pantas mengatakan ini. Tapi, cobalah kita ingat-ingat lagi kembali ke masa lalu. Jika umur kalian setidaknya sudah 17 tahun, pasti kalian akan menyadari. Ada di satu titik di kehidupan kita di mana kita dilanda depresi, stress, dan lainnya. Tapi lambat laun, hal itu akan berubah. Kalian akan kembali tersenyum dan melupakan kesusahan di masa lalu.

Sekarang untuk umur yang mungkin sudah mencapai 25 tahun. Aku mungkin tidak paham apa-apa soal orang dewasa. Tapi yang kutahu adalah. Selama kehidupan kalian yang 25 tahun itu, pernahkah kalian merasa kalau kehidupan kalian monoton. Kurasa tidak. Pasti kalian sadar. Keceriaan di masa SD, keingintahuan dan kedewasaan yang mulai tumbuh di masa SMP, kesusahan di masa SMA, kelegaan saat berhasil masuk ke sebuah universitas, kehidupan yang penuh corak warna selama masa kuliah, hingga saat berhasil lulus, dan kehidupan selanjutnya. Ada berbagai corak warna kehidupan. Hitam di masa kelam, kuning di masa ceria, hijau saat mulai dewasa, biru di saat telah dewasa, dan lain-lain.

Memikirkan kilas balik masa lalu mungkin agak merepotkan. Tapi ada kalanya, perasaan rindu akan apa yang terjadi di masa lalu itu membuat kita ingin kembali lagi. Tapi apa daya, waktu tidak dapat diulang.

Masa kelam. Dua kata yang pasti sangat dipahami. Masa kelam bisa dalam beberapa artian. Termasuk masa atau saat-saat seseorang mengalami depresi.

Kembali ke pembullyan, bullying dapat menyebabkan depresi. Satu yang ingin kutanyakan. Apakah para pembully diluar sana pernah sadar kalau mereka dapat menyebabkan depresi ke korban-korban mereka? Dan apakah mereka tahu akibat dari depresi? Jika tidak maka akan kuberitahu.

Depresi dapat bercabang menjadi gangguan mental atau kejiwaan. Depresi juga bisa disebut stress. Coba, jika kalian berpikir terlalu keras pasti lama-lama akan pusing atau sakit kepala. Kenapa? Karena pikiran kita tertekan. Tapi untuk kasus depresi, kurasa itu lebih parah dari sekedar tertekan saja.

Contohnya jika seorang anak ditekankan agar selalu menjadi yang terbaik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Lama-kelamaan anak tersebut tidak akan tahan. Dia akan depresi. Akibatnya pemberontakan, lari dari rumah, dan kasus terparahnya adalah bunuh diri.

Contoh lagi, bagaimana jika seseorang semasa kecil mengalami penganiayaan oleh orang tua atau diabaikan dan kekurangan kasih sayang. Dia akan depresi. Dan gangguan mental bisa dialami oleh seseorang itu. Semisal saat dewasa dia mengalami gangguan kepribadian ganda, dan diketahui alasannya adalah karena siksaan baik secara fisik maupun verbal dari orang tuanya, yaitu dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lebih baik dari dirinya. Nah, dia akan tertekan. Hatinya pasti terluka setiap kali dia dibandingkan dengan saudaranya. Akhirnya, karena tidak ingin terluka lagi, sebuah kepribadian lain dengan sifat yang jauh berbeda muncul. Terkadang, kepribadian itu akan muncul disaat kepribadian asli mulai mengingat atau mengalami kejadian yang sama atau mirip dengan yang dialaminya di masa lalu.

Seperti yang kukatakan tadi, para pembully tidak tahu dengan perasaan korban yang mereka bully. Mereka hanya akan terus tertawa diatas penderitaan orang lain.

Sekarang, pasti semua yang membaca hal diatas bingung dengan apa maksud dari cerita ini. Mungkin ada yang hanya membaca setengah dan mulai menggerutu kalau judul dan cerita tidak sinkron.

Aku selaku pembuat cerita ini hanya ingin menyampaikan, bahwa hal di atas sengaja kutulis untuk menjelaskan tentang satu hal.

Yaitu, bullying. Bullying akan menjadi inti dari cerita ini. Aku hanya ingin membuat sebuah cerita tentang bagaimana perjuangan seseorang yang dibully habis-habisan hanya karena dia berbeda.

Mungkin cerita tentang bullying sudah sangat banyak. Tapi kali ini, aku ingin membuatnya dalam satu versi unik yaitu cerita tentang korban bullying bertema BL atau BoysLove. Jadi, jika sudah membaca halaman ini dari awal sampai baris ini, akan diingatkan kembali kalau cerita ini bergenre BL atau BoysLove.

Aku hanya ingin tahu, bagaimana kemampuanku dalam mengekspresikan perasaanku dalam sebuah cerita.

Seperti kataku, aku pernah mengalami bullying walaupun tidak terlalu parah(apa ditinju diperut keras-keras itu disebut bullying yang tidak parah?). Tapi aku pernah mengalami masa depresi. Satu pengingat, jika kalian mengira aku sudah dewasa saat menulis cerita ini, maka kalian salah. Saat aku menulis cerita ini, atau saat ini aku masih duduk dibangku SMP.

Sekian dulu.

Sabtu, 24 Agustus 2019.

[I Love You] and [Thank You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang