1

6 1 2
                                    

 Jejen baru saja terbangun dari koma nya selama 2 tahun lebih,ia bingung dengan segala yang dilihatnya mulai dari orang sekitar yang bahkan tak ia sangka akan berada disana,Bastian yang seingat Jejen hubungan mereka sudah berakhir sebelum ia kecelakaan.

"Ma,kok dia ada disini?"tanya Jejen pada mamanya yang hanya tersenyum entah apa maksud sang mama dengan senyuman yang penuh misteri itu.

"Kata dokter,kamu harus mulai penyembuhan supaya balik lagi ke keadaan biasanya" jawaban yang tak ada hubungannya dengan pertanyaan Jejen tadi.

Jejen pov

"Bastian Kamu ngapain disini? Aku inget terakhir itu kita berantem dan putus"

"Sayang,kamu lebih baik istirahat aja biar besok bisa terapi" lagi-lagi bukan jawaban yang kuinginkan.

"Hah?! Sayang?!"

"Iya Jejen,istirahat ya,kami udah seneng liat kamu akhirnya sadar,jangan bikin khawatir lagi ya" sambil mengelus rambutku.

Hari pertama ku terbangun dari tidur panjang ini sudah ada saja hal-hal yang bikin aku bingung.

*sejam sebelum Jejen siuman

Sambil menelepon Bastia  mama nampak sibuk dan panik sendiri di koridor depan kamar Jejen dirawat

"Ayolah... angkat telepon nya Bas"

Diseberang sana sudah menyahut

"Halo,kenapa ma?"

"Tadi dokter dateng,terus bilang kalau Jejen udah mulai nunjukin tanda mau sadar,buruan kesini,Jejen butuh kamu"

"Oke ma ,Bastian jalan sekarang"

Bastian pov

Sesampainya di kamar Jejen,ternyata benar dia sudah memperlihatkan tanda-tanda kalau sudah mulai siuman.

"Semoga kamu dateng dalam keadaan yang lebih baik ya,sayang" Batinku

Tapi pikiranku kalut dengan beberapa kemungkinan yang akan ku hadapi,mungkin saja Jejen lupa padaku dan tentang mereka,atau Jejen malah benci padaku karena pertengkaran kami sesaat sebelum Jejen kecelakaan.

Kejadian itu kembali terlintas dipikiranku,bagaimana Jejen yang marah karena dalam 2 tahun pernikahan kami,aku masih tak mengakuinya sebagai istriku,hingga ia berlari ke pinggir jalan untuk menyetop taksi tapi malangnya taksi tersebut malah menabraknya,sungguh,saat itu ingin rasanya aku bunuh diri saja,rasanya sangat sakit melihat dia yang sangat kusayangi terbaring bersimbah darah tepat didepan mataku.Hingga yang tersisa hanya penyesalan,malam itu aku bahkan tak sempat menjelaskan kenapa aku masih belum bisa mengakuinya sebagai istriku.

Author pov

Keesokan harinya Jejen bangun dan pikirannya masih diselimuti banyak pertanyaan tentang keberadaan Bastian,ia yakin bahwa tak mengalami amnesia tapi ia belum bertemu dengan dokter yang bisa memastikannya.Sesegera mungkin ia harus mendapatkan jawaban atas hal-hal yang mengganjal ini.

Jejen pov

"Bas,aku mau bicara sama kamu.Jelasin semua hal yang enggak masuk akal ini sekarang!"

"Aku gatau harus mulai dari mana Jen,intinya kamu bisa perlahan inget tentang kita,aku bisa sabar nunggu kamu,sama kayak dua tahun belakangan ini,sayang"

"Tolong banget ya,aku risih dipanggil sayang sama mantanku"

"Oke,aku akan manggil kamu Jejen aja" jawabnya dengan wajah yang ditekuk dan kecewa.

 Author pov

Dan lagi-lagi Jejen belum mendapatkan jawaban yang ia inginkan.Tapi satu hal pasti yang ia rasakan sesak di dadanya melihat Bastian berada di sampingnya.Kemudian Jejen mengusirnya.

Dokter pun datang untuk memeriksa keadaan Jejen,dan hasilnya tepat seperti yang Jejen inginkan,ia tidak didiagnosis menderita amnesia.Tapi karena kepalanya terbentur keras,ia mengalami koma yang lumayan lama.

Bastian kecewa setelah diusir oleh istrinya yang bahkan tak ingat bahwa mereka pernah menikah.

"Sabar Bas memang kalian lagi diuji" mama menghampiri

Bastian tersentak dari lamunannya, "ah iya,makasi ma"

"Apa perlu mama bantu jelasin ke Jejen,yang sebenernya terjadi itu gimana?"

"Gausah ma,mungkin ini hukuman huat Bastian yang udah terlalu jahat sama Jejen"

Setelah beberapa minggu perawatan,Jejen mulai membaik dan masih tidak ingat tentang Bastian.Dan selalu mengusir setiap Bastian datang melihatnya,dan itu terjadi setiap hari.

Hampir sama dengan yang dia perbuat sebelum menyadari ketulusan Jejen padanya,tapi sayangnya ia sadar terlambat.

Ingatan Jejen terhenti ketika ia putus dari Bastian ketika kuliah karena Bastian memilih wanita lain.Tapi sayangnya orangtua mereka sudah sepakat untuk menjodohkan mereka,sehingga bastian yang terpaksa menikahi 'mantan nya' mangabaikan Jejen sebagai istrinya.

Bastian pov

"Apa aku harus cerita semuanya? Apa Jejen bakalan percaya? Apa bisa bikin Jejen inget aku?Atau Jejen malah tambah benci sama aku?" Pertanyaan seperti itu selalu muncul dalam pikiranku.

Hingga akhirnya kuberanikan diri bertanya pada dokter yang merawat Jejen,kenapa dia gak ingat tentangku padahal dia tak mengalami amnesia ataupun kerusakan otak lainnya.

"Jejen tidak hilang ingatan sepenuhnya tapi ia memilih ingatan mana yang ia hapus karena mungkin terlalu tersakiti dan merusak ke kesehatan mentalnya,sehingga ia memilih mengunci ingatan itu dalam-dalam"penjelasan dokter yang membuatku semakin terpuruk.

"Lalu bagaimana caranya Jejen bisa mengingat saya kembali dokter?"

"Ini kasus yang langka,kalau menurut saya ketulusan bisa membantu agar ingatan Jejen bisa kembali sepenuhnya"

Pembicaraan dengan dokter pun tak membuahkan hasil,sampai kuberanikan diri bertanya pada mamanya Jejen

"Ma,Bastian harus gimana? Apa Bastian harus jelasin semuanya sama Jejen ma?"

"Memang itulah langkah terbaik yang seharusnya kamu ambil dari awal Bas"

Keesokan harinya kuberanikan diri menghampiri Jejen sebelum ia sempat mengusirku,kupeluk erat istri yang bahkan sudah berminggu-minggu enggan kisentuh itu.

"Bastian tolong lepasin aku,aku gak suka dipeluk sama kamu" sambil menangis ia melepaskan tanganku

"Maafin aku sayang,aku bener-bener minta maaf,aku nyesel udah bikin kamu kecewa" terbata-bata akupun ikut menangis

"Aķu gak sanggup kamu perlakukan kayak gini,aku gak bisa,aku sayang banget sama kamu,istriku"

"Maaf aku bikin kamu kecewa,aku pantes kamu lupain,aku emang jahat,tolong kasi aku kesempatan kedua sayang"

Author pov

Tangis Jejen pun pecah,ia mulai ingat semuanya.Ingat kalau dia dan Bastian sudah menikah dan ingat kalau Bastian tak pernah mengakuinya sebagai istrinya,dan ia juga ingat ketika ia bertengkar terakhir karena hal yang sama dan akhirnya tertabrak taksi itu.

Jejen pun balas memeluk Bastian yang tadi sudah ia dorong sekuat-kuatnya menjauh,

"Maafin aku sayang,aku kalap dan gak bisa nahan diri","Maafin aku udah lupain kamu dan tentang kita" ujar Jejen sesegukan.

Kini akhirnya Jejen pun ingat tentang Bastian,dan tentang permasalahan mereka sebelumnya Jejen sudah memaafkan bahkan melupakannya karena itu bukan hal yang terlalu penting baginya sekarang karena suaminya yang sekarang sudah berubah,lebih menyayanginya dari apapun sebelumnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOCKED MEMORYWhere stories live. Discover now