Lima tahun sudah, aku dan dia menjadi "kami". Ya, sosok yang kukenal sejak sebelum aku melabeli diri sebagai mahasiswa, hingga menjadi pendamping saat toga tersemat di tubuhku. Banyak tetesan hujan yang mengguyur hati dan jiwa kami. Juga tak jarang pekatnya sinar mentari diteguk kulit kami.
Yang pasti, saat itu aku sudah memastikan bahwa akulah tulang rusuknya. Akulah kelak wajah yang akan ia lihat setiap ia bangun tidur. Kulit keriputkulah yang akan ia ejek saat kami menua. Ya, sebuah keyakinan yang seharusnya tak boleh terlalu kuyakini.
Baiklah, biarkan aku menghabiskan roti bakal cokelat kejuku dulu. Dan menyeruput cappucino susu panas yang memang selalu menjadi satu-satunya pilihan saat aku menyendiri di cafe bersejarah ini. Pula, malam ini tetesan gerimis yang tak sempat membasahiku memang seperti mengundangku agar aku menyicipi kehangatan "cino" yang beberapa hari telah absen dari tenggerokonku.
Haaa 😌
Kenapa cino ini nikmat sekali.
Hey, ternyata aku baru sadar, ini adalah Sabtu malam.
Dan aku duduk menghadap jalanan memandangi rintik-rintik ini "mengerjai" para muda-mudi berpasangan yang mulai basah. Kulihat itu tak masalah bagi mereka.Wah, ternyata masih awal. Kukira sudah mendekati larut. Nyatanya jarum jam masih setia nongkrong pada angka 20:17 WIB.
Baiklah, sudah cukup sedikit intermezzo-nya.
Aku sendiri bingung. Yang telah kuperkenalkan pada orientasi awal, bukanlah sosok yang ingin kuceritakan pada ketikan keyboard ini.Kupersingkat saja, aku telah 'selesai' dengannya sekitar 1 tahun yang lalu. Bahkan sebenarnya hampir 2 tahun. Tapi, ya karena kami memulai hubungan ini bukan dengan kata "mau gak jadi pacarku?", dan setiap kami bertengkar kata yang terucap adalah "kita bukan siapa-siapa. Hanya saja kita bersama sampai sejauh ini, tapi kita tetap tidak ada kepastian". Kalimat-kalimat itulah yang membuat kami sadar bahwa tidak ada ikatan antara kami.
Aku saja bingung bila membayangkan hal ini. Bagaimana 5 tahun itu terlewati dan dibumbui banyak kenangan, namun tidak ada ikatan yang pasti. Ahh sudahlah, bukankah sudah kukatakan, bukan ia yang menjadi target ghibahku saat ini.
Asik juga duduk di pinggir jalan begini, melihat jalanan yang telah basah dan suara klakson yang saling berebut untuk melewati traffic light berwarna hijau... Haha, sungguh Indonesia sekali. Cuma di Indonesia kan ya, lampu masih kuning, tapi suara klakson sudah membahana.
Cino-ku sudah tersisa setengah gelas. Aku tak yakin cerita ini akan selesai malam ini juga. Tapi akan aku usahakan.
Menghabiskan malam Minggu untuk mengenangmu dalam aksara bukanlah hal yang terlalu buruk kurasa. 🙂Berawal di tempat yang sama sekali tak pernah aku bayangkan aku akan menjadi bagian di dalamnya. Sebuah perusahaan yang lumayan memiliki nama, menjadikanku salah satu karyawan setelah melalui serangkaian proses, "ospek", training, beserta jajaran seleksi sejenisnya. Lega nafas ini, setelah SK aktif kerja landing dengan aman di tangan ini. Semakin tenang dan panjang nafas ini, saat ID Card dengan nama lengkap dan informasi pengenal lainnya tentangku tertera di kartu yang terpampang wajah (cantik) ku. 🥰🤪
Setelah lelah "berkenalan" dengan tempat mengais rupiah yang baru, akhirnya aku sudah hafal dan terbiasa. Hanya tinggal menyesuaikan diri dan mulai bergaul dengan wajah-wajah baru yang kelak jadi korban bully -ku. 😝 Maafkan aku yang memang tukang bully ini. 🤪
"Karyawan baru ya, Mbak?" suara yang tiba-tiba menghentikan langkah saat aku baru memasuki area perkantoran. "Iya, Mas", jawabku singkat. Aku tipikal yang ketus dan jutek, sih. Jadi, image judes dan cuek memang dari dulu sudah tergambar jelas di wajah cute ini (dilarang menyanggah!).
"Divisi apa, Mbak?" Tanya dia lagi. Seketika aku memang sempat ngomel dalam hati, "kepo banget sih?". Karena aku juga sadar kalau aku anak baru, jadinya aku jawab singkat dan sok-sok sedikit kupaksakan senyum, "Kita ada di divisi yang sama, kok". Kebetulan ID Card -nya yang tergantung di saku bajunya jelas terbaca olehku. Jadi, aku tidak kesulitan mengetahui dia ada di divisi yang sama denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ⓐⓚⓤ Ⓣⓐⓚ Ⓙⓐⓣⓤⓗ Ⓒⓘⓝⓣⓐ Ⓢⓔⓝⓓⓘⓡⓘⓐⓝ 💕
RomanceAntara Fiksi dan Fakta "Mencintaimu, aku pernah! 💜 Melupakanmu, aku telah!" 💔 *Langit Jingga*