Chapter 1 : Aku

28 2 0
                                    

Namaku Melisa Andriani. Sebagian orang memanggilku dengan sebutan "Melisa", sebagiannya lagi memanggilku "Ica". Seorang gadis kelahiran Banjarmasin, 01 Januari 2000. Soal fisik, rupaku biasa saja, tidak jelek, tidak juga cantik, entahlah..... Banyak juga yang bilang aku cantik (?). Tubuhku cukup tinggi dibanding cewek kebanyakan, hanya saja, mungkin aku terlalu kurus. No problem, memiliki tubuh yang tinggi dan langsing adalah dambaan setiap perempuan di muka bumi ini, bukan?

Sekarang, aku akan memperkenalkan keluargaku. Yang pertama, Ibuku... Sosok wanita tangguh, namun memiliki hati yang rapuh. Namanya Anita, aku memanggilnya dengan sebutan "Mama", seorang wanita berkarakter keras dan emosional ini seringkali membuatku menangis dan sakit hati, tapi tidak masalah, begitulah seorang Ibu, mereka memiliki caranya masing-masing soal mendidik dan mengkhawatirkan anaknya.

Selanjutnya, Ayahku, seorang pria yang susah ditebak, kadang bersikap hangat dan manis, namun kadang bersikap sangat emosional dan sensitif. Namanya Hardi, aku memanggilnya dengan sebutan "Papah". Seorang pria yang sebenarnya sangat penyayang ini terkadang begitu menyebalkan, tak jarang ia memarahi dan memukulku, agak temperamen memang, namun aku memahaminya, sebab, dulu..... Ia hidup dalam liku zaman dan lingkungan yang cukup pelik dan tak bersahabat.

Lalu, dua anggota keluarga terakhir dalam jejeran keluarga kecilku, yaitu adik-adikku, Ferdi dan Aulia. Ferdi berusia 10 tahun, sedangkan aulia masih berumur 4 tahun. Dua orang ini adalah anugerah yang tuhan berikan untuk memberi warna di keluargaku, walaupun sesekali aku merasa kesal dan benci akan kehadiran mereka. Haha, sebenarnya, aku adalah kakak yang tidak cukup baik. Kalian akan tahu sendiri nanti.

Inilah keluarga kecilku. Pada beberapa titik, aku merasa sangat bersyukur karena dilahirkan di keluarga ini. Namun, terkadang, pada beberapa situasi dan kondisi, aku membenci fakta bahwa aku telah lahir dan tumbuh di keluarga ini. Tapi, kurasa soal lika-liku keluargaku tak perlu terlalu dibahas dalam kisah ini. Karena, pada kisah ini aku akan lebih memilih fokus untuk berkisah tentang lika-liku romansaku di beberapa chapter selanjutnya.

***

"Lelaki adalah pohon. Sedangkan perempuan adalah batangnya, yang akan melahirkan lembar-lembar daun. Jika sudah bersama, maka barulah berbuah. Entah pahit atau manis. Begitulah setidaknya analogi hidup ini."_ Reen

Likas, Romansaku. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang