Hari ini mama balik ke Osaka. Gua, mama sama Seungyoun udah ada di bandara.
Sama seperti perpisahan biasanya, ada perasaan sedih saat akan ditinggal.
"Udah donk jangan nangis terus. Udah berapa jam ini kamu nangis. Sisain air matanya buat besok-besok." kata mama sambil usap-usap punggung gua.
"Mama balik nya nanti aja sama kakak." ujar gua yang masih sesenggukan. Mama meluk gua bentar buat nenangin gua, terus delepasin lagi.
"Saya titip (y/n) ya. Tolong jagain dia. Saya percayakan (y/n) sama kamu." ujar mama yang kini ke Seungyoun.
"Baik tante. Pasti. Pasti akan saya jagain." jawab Seungyoun.
Setelah itu mama masuk ke boarding room. Gua sama Seungyoun lihatin mama dari sini sambil dada-dadah, sampai mama benar-benar hilang dari penglihatan ini.
Sekarang mama udah kembali ke Osaka. Gua dan Seungyoun juga harus balik. Kita udah ada di parkiran, tepatnya dalam mobil Seungyoun.
"Kamu mau langsung balik ke kos atau mau kemana-mana dulu nih?" tanya Seungyoun.
"Terserah."
"Lah, kok terserah. Terserah itu bukan jawaban sayang." ujar Seungyoun geram. Gua cuma diam.
Seungyoun nyalain mobil, kemudian kita ninggalin bandara.
Sepanjang perjalan Seungyoun cuma diam. Gua juga diam. Gua gak tau Seungyoun marah, kesal atau gimana. Awkward banget sumpah.
Dan akhirnya kita sampai di depan kosan gua.
"Udah sampai." kata Seungyoun.
"Aku gak mau balik ke kos."
"Tadi aku tanya, jawabnya terserah. Sekarang apa?"
"..." gua diam.
"(y/n), Aku masih banyak kerjaan. Kalau aku bawa kamu ke Apartement aku, kamunya bosan nanti."
"Aku cuma lagi gak mau sendiri."
"Ke apartement aku ya. Tapi aku sibuk ngerekap nilai mahasiswa sama bikin soal buat UAS. Kamu gak pa-apa kalau sering aku tinggal kerja?" tawar Seungyoun, dan gua ngangguk aja.
Dan akhirnya kita ke apartement Seungyoun.
.
.
.
.
.🍭🍭🍭
Seungyoun benar-benar sibuk hari ini. Melihatnya dari sini, seakan kita berada di dunia yang berbeda. Dengan damainya dia duduk sendiri di meja kerja, dan hanya fokus pada laptop dan kertas-kertasnya.
Sekarang sudah pukul 2:26 pm. Dia bahkan belum sarapan, dan sekarang apa dia juga akan melewatkan makan siangnya?
"Kak. Makan yuk." ajak gua
"Bentar ya. Dikit lagi selesai." jawabnya tanpa noleh ke gua, dan tetap fokus sama laptopnya itu.
Gua gak bisa biarin dia kayak gini. Gua turun dari tempat tidur, terus menghampiri meja kerjanya. Agak lama gua berdiri disana, dan Seungyoun benar-benar fokus pada pekerjaannya itu.
Geram? Iya.
Gua ambil kursi, terus menaruhnya di samping Seungyoun dan gua duduk disana.
"Kak. Kerja boleh, tapi gak harus gini. Kakak tadi gak sarapan, sekarang makan siangnya juga telat. Aku gak mau kakak sakit." ujar gua
"Iya, bentar lagi. Nanggung banget nih." katanya yang masih saja fokus ke kerjaannya.
Gua gak tau lagi harus ngomong gimana, kalau gua paksa yang ada nanti Seungyoun marah. Gua gak mau lihat dia marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PooL || You & Cho Seungyoun ✓
Fiksi PenggemarApa gua sanggup berada dalam hubungan ini sama Seungyoun. Jatuh dan cinta dengannya, ini bukan perkara yang mudah. Jatuh cinta menurut gua seperti berada didalam kolam, gua bisa aja menikmatinya bahkan bisa berenang lagi hinggga ketepian, tapi masih...