chapter 12

12 5 20
                                    

Keesokan harinya...


Mereka semua sudah siap untuk berangkat, dan membawa koper masing masing untuk ke bandara...

"Semuanya udah siap kan?? Gak ada yang ketinggalan lagi di villa kan??" Ujar adit.

"Kayaknya sih gak ada deh, soalnya tadi juga pas di cek kamar udah kosong gak ada barang apapun lagi." Jawab naura.

"Yaudahh kita langsung berangkat ajah, takutnya ketinggalan pesawat." Ujar davin.

"Tapi gw laper gimana dong, masa kita kagak sarapan dulu sih?" Tanya tami dengan nada misuh misuh.

"Yahh elahh nih anak mikirin makanan mulu." Jawab anna dengan datar.

"Tapi bener sih kata tami kita juga kan belum sarapan?" Jawab silvi mengiyakan permintaan tami.

Mata tami langsung berbinar karna masih ada ternyata sahabat yang sependapat dengannya, biasanya mereka hanya bisa mengejek tami, bukan mengejek sebenarnya tapi mereka hanya merasa aneh dengan sikap absurd yang di milikinya ini.

"Yaudah kita sarapan dulu, tapi jangan lama soalnya pemberangkatan ada sekitar 1 jam kurang." Ujar davin memperingatkan.

"Gimana kalo kita sarapan di restaurant deket sama bandara ajah? Biar gak buang banyak waktu." Usul dari nazara.

"Boleh juga, yaudah nanti lo tunjukin ajah tempatnya dimana." Pinta adit kepadanya.

Semuanya sudah masuk ke dalam mobil, mereka menggunakan 2 mobil milik ayah aditya. Dan membelah jalanan yang cukup ramai karna ini adalah hari kerja.

Tak ada percakapan di mobil itu yang ada hanya hening menyelimuti, mungkin di mobil yang di kemudi oleh nazara akan berisik karna tami tidak mau diam. Tapi di mobil yang di kemudikan oleh davin seperti di kuburan mereka semua sibuk dengan kegiatan masing masing.

"Nau, om sama tante kapan pulangnya?" Tanya silvi memecah keheningan.

"Gak tau dehh, gak pernah nelpon sih." Jawab naura dengan dingin.

"Yeuhh lo mah jangan bersikap gitulah turunin ego lo dikit, mereka juga bekerja keras demi lo nau." Ujar silvi dengan lembut agar tidak menyinggung perasaan naura.

"Udah deh sil, kan udah gw bilang dari dulu, gw itu butuhnya quality time dan kasih sayang mereka bukan materi." Jawab naura dengan ketus.

"Iyh iyah deh terserah lo ajah." Ujar silvi dengan nada pasrah.

"Ouh iyh kalian beneran udah pacaran nau?" Tanya silvi lagi.

Dan membuat pipi naura seketika blushing malu malu jika ditanya tentang hubungan. Mendengar pertanyaan itu adit langsung menjawabnya.

"Iyah, kita udah pacaran dan gw juga udah stop berhenti di naura."

"Lebayyy amat sih lo dit, gw mah cuman bisa doain semoga hubungan kalian langgeng mulu dijauhkan dari pelakor atau pebinornya, dan selalu menyayangi satu sama lain, betah ajah dehh ngadepin sikap naura yang dinginnya eumm macam kutub antartika." Ujar silvi sambil menadahkan tangannya seakan akan berdoa kepada allah.

"Ehh gw gak sedingin itu yah." Balas naura dengan ketus.

"Udah udah berhenti napa debat mulu, kalian gak mau turun apa?" Ujar davin menengahi perdebatan itu.

Senja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang