Aisyah:
Kak Ilham, Asyifa sedang ada di rumah sekarang, ia datang untuk menjenguk kak Fatih yang sedang sakit.Deg.
'jadi dia kerumah setelah mendengar bahwa Fatih sedang sakit? Dan melupakan janji makan siang hari ini?' fikirku.
Setelah menerima pesan singkat dari Aisyah, ku putuskan untuk langsung pulang.
"maaf, Fikri dan jasmine aku akan pulang sekarang" kata ku sambil berdiri.
"tapi kenapa? Apa terjadi sesuatu? Asyifa baik-baik saja kan?" tanya Jasmine beruntun.
"iya, Asyifa baik-baik saja, assalamualaikum" ucap ku sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.
Ku lajukan motor ku menuju kos-an ku bersama Asyifa, selama beberapa hari ini.
Setelah sampai aku langsung merebahkan diri di atas kasur.
Entahlah tapi aku merasa bahwa anggapan Fatih bahwa Asyifa mencintai ku itu salah.Pasalnya setelah menikah, Asyifa terkadang memanggil ku dengan sebutan Fatih, sama halnya pagi ini, bahkan aku pernah mendengar ia menyebut nama Fatih dalam tidurnya.
Aku memejamkan mata ku berharap bisa terlelap.
'aku akan menanyakan semua nya setelah ia pulang'gumam ku sebelum benar-benar terlelap.*****
Asyifa
Aku langsung melajukan motorku ke rumah ibu setelah menerima pesan singkat dari Aisyah yang mengatakan bahwa Pak Fatih sedang sakit.
Saat telah sampai di rumah ibu, Aisyah mengatakan bahwa Pak Fatih baru saja tertidur.
Karena itulah ku putuskan untuk langsung ke kamar pak Ilham saja, sambil menunggu pak Fatih bangun.Aku melakukan semua ini bukan karena aku mencintai nya, hanya saja aku masih merasa bersalah terhadapnya, dan juga sebagai ungkapan terima kasih karena telah berbesar hati membiarkan aku menikah dengan orang ku cintai.
Saat sedang beristirahat,tiba-tiba Aisyah datang dan mengatakan bahwa ia akan keluar sebentar membeli obat untuk pak Fatih, yang langsung saja ku angguki.
Setelah kepergian Aisyah, aku pun terlelap dalam tidur ku.
Aku bangun setelah jam 4 sore,sekarang aku sedang mendapat siklus bulanan ku karena itulah aku tidak sholat, aku keluar kamar bermaksud untuk ke dapur,rasanya aku sangat lapar, aku bahkan melewatkan makan siang ku.
Ya Allah.
Pak Ilham.
Setelah mengingat aku langsung mencoba untuk menelfonnya, aku benar-benar melupakan janji makan siang dengannya.
Tapi satu pun panggilan ku tak di jawab olehnya.'aku akan pulang sekarang saja' fikir ku.
Setelah mengambil tas ku di kamar suami ku,, aku mendengar ke gaduhan dan suara itu berasal dari kamar Pak Fatih.
Aku langsung berlari ke kamar pak Fatih.
Saat membuka pintu, aku melihat ia sangat terkejut melihat ku.
Aku menghampirinya, dan memberikan air padanya dan juga obat.Obat?
Bukankah tadi Aisyah mengatakan bahwa ia keluar untuk membeli obat!? Atau mungkin saja ia sudah datang.
"Asyifa, terimakasih dan apa kau bersama Ilham?" tanyanya dengan suara sedikit lemah.
"tidak, aku tidak bersama pak Ilham" jawab ku.
"apa dia tahu, jika kau ada disini?" tanya nya lagi.
Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban."sekarang pulanglah, dia pasti sangat khawatir" ucap nya yang langsung ku angguki.
"Assalamualaikum"
"waalaikum salam".Aku langsung beranjak dari kamar nya dan segera pulang, aku sangat berharap Pak Ilham tidak akan marah kepada ku.
Saat dalam perjalan pulang, aku melihat seorang perempuan yang tak asing bagiku.
Aisyah?
Dan siapa pria itu?Aku langsung kembali melajukan motor ku, dan tak terlalu memikirkan masalah tentang Aisyah untuk saat ini, aku hanya ingin pulang dan bertemu dengan pak Ilham.
Saat telah sampai di kos-an, aroma masakan langsung masuk ke indra penciuman ku.
Pak Ilham memasak?
Aku melihat suami ku sedang sibuk dengan beberapa perlatan masak.
Terlihat di meja, sudah siap beberapa macam makanan."assalamualaikum" ucap ku pelan.
Ia berbalik ke arah ku.
"waalaikum salam" jawabnya tanpa ekspresi di wajah nya.'apa dia sedang marah?' gumam ku.
"duduklah" katanya.
Aku langsung duduk di kursi dengan kepala menunduk, aku merasa takut sekarang.
"pak Ilham maaf, karena melupakan janji makan siang dengan bapak" cicit ku dengan kepala masih menunduk.
"sekarang makanlah, aku tidak tahu apa kau sudah makan di rumah ibu atau tidak tapi meski begitu, kau harus tetap makan bersama ku" ucapnya panjang lebar sambil namun tanpa ekspresi di wajahnya.
"terimakasih" ucap ku sambil menerima piring yang ia berikan kepada ku.
Acara makan kali ini masih sama dengan yang sebelumnya hening.
"pak Ilham"
"habiskan dulu makanan mu, setelah makan baru kita bicara" ucapnya.
Yang langsung saja ku angguki sebagai jawaban.Setelah makan aku ingin membersihkan meja makan dan perlatan makan yang telah kami gunakan, namun dia menghentikan ku.
"biar aku saja yang mengerjakannya, sebaiknya kau membersihkan diri mu saja" masih tak ada ekspresi di wajahnya.
Dan aku berfikir bahwa ia benar-benar sedang marah sekarang.
"tidak apa-apa, biar syifa saja yang mengerjakannya"
Ucap ku berusaha mengambil alih."Syifa" ucapnya pelan namun sangat dalam, membuat ku sedikit merasa ciut.
Namun tetap tak kuhiraukan."Asyifa, apa kau mendengar kan aku? Aku suami mu dan kau wajib mematuhi apa pun yang ku katakan" ujarnya sedikit keras.
"maaf" ucap ku langsung ke kamar untuk membersihkan diri.
Aku takut, ini pertama kalinya pak Ilham marah.
Dan juga kenapa ia bisa tahu kalau aku ada di rumah ibu?Sudahlah, ini memang salah ku.
Setelah selesai dengan ritual mandi ku, aku melihat pak Ilham sedang sibuk berkutak dengan Laptop nya.
Aku mencoba untuk mendekati nya.
"duduklah" ucapnya.Aku langsung saja duduk di depannya.
"bagaimana keadaan fatih?" tanya nya.
"pak Fatih, baik-baik saja" jawab ku."syukurlah" kata nya singkat.
"pak Ilham, apa bapak marah?" pertanyaan konyol itu akhirnya lolos dari mulut ku.
"bagaimana menurut mu?" bukannya menjawab ia justru bertanya balik.
"aku tidak tahu" jawab ku.
"am, maksud ku sepertinya bapak marah" ralat ku.
Ia tak memberi jawaban apa pun, jadi apa dia benar-benar marah?.
"sekarang istirahat lah"
Istirahat?
Ini bahkan baru jam 5:30 sore.
Tapi tetap saja aku menuruti perkataannya.'semoga setelah ini, ia sudah tak marah lagi'
*****
Bersambung....
Maaf, jika part yang ini lebih gaje.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In You
Teen FictionCerita ini cocok untuk semua usia, dan tidak ada konten dewasa apa pun dalam cerita ini. Putri Nurul Asyifa, seorang gadis yang mencintai sosok pria yang selalu hadir dalam mimipinya. ia bahkan tak pernah bertemu dengan pria tersebut sekalipun...