Najwa Nafizah, anak yang dikenal aktif dalam organisasi OSIS dan Jurnalistik & Mading di SMA 1 Tunas Ilmu ternyata mempunyai kisah cinta yang begitu rumit. Tapi dia mencoba menyibukkan dirinya dengan segala kegiatan-kegiatan di sekolahnya.
"Najwa dapet surat dari pramuka, kamu diminta liput acara mereka" Thania yang menyampaikan sepucuk surat bertuliskan "Kepada Ketua Jurnalistik SMA 1 Tunas Ilmu". Najwa pun langsung berterimakasih padanya. Dia langsung membuka surat itu. Dan acaranya dimulai dari Sabtu-Minggu, dengan mengirimkan 4 perwakilan dari Jurnalistik. Akhirnya Najwa memutuskan bahwa dia, Anisa, Agung, dan Vines yang bertugas saat itu.
"Semua kamera dicek, baterai harus dicas full dulu, drone dan notes jangan lupa, laptop disiapkan, almamater jangan sampai lupa. Nanti malam kita tugas! Semangat!" seru Najwa sebagai ketua Jurnalistik yang bertanggung jawab akan tugas yang diberikan. "Semangat!" balas serentak oleh Anisa, Agung dan Vines.
Sore harinya, acara pembukaan Penerimaan Calon Penggalang SMA 1 Tunas Ilmu dimulai. Acara diikuti semua siswa/siswi kelas X di lapangan belakang.
Najwa dan teman Jurnalistik lainnya sudah berkumpul di markas Jurnalistik setelah sholat Maghrib. Mereka mempersiapkan diri dengan makan malam. "Wa, temenin ke alfa yuk" kata Anisa yang terlihat kelaparan. "Ayuk, sekalian beli jajan yang nanti malam oke?" Najwa tersenyum lebar supaya permintaannya disepakati Anisa. "Ayuk cuss" balas Anisa dengan senang hati.
Mereka berempat makan bersama dan saling berbagi makanan pada yang lain. Tiba saatnya malam api unggun di lapangan belakang. Mereka bersiap dengan jiwa Jurnalistik yang berkobar-kobar seperti api unggun itu.
"Oke aku bagi tugas disini. Agung sama Vines bagian main drone. Anisa bagian photography , dan aku bagian videography" Najwa mengatur strategi yang baik. "Siap buketu" ketiganya sambil hormat dan tersenyum semua pada Najwa.
Tepat jam 11 malam, acara selesai dengan sukses. Najwa dan yang lainnya berniat untuk balik ke markas Jurnalis mereka. Mereka tidak langsung tidur, namun saling tukar menukar cerita masing-masing.
"Cemilan yang kamu beli tadi dimana Nis? Minta dong, laper nih" kata Vines yang belum makan banyak malam itu. "Itu di meja, ambil aja" balas Anisa. Vines pun mengambil cemilan itu dengan semangat dan memakannya di pojok ruangan itu. "Bagi napa! Main makan sendirian gak ngajak-ngajak!" Agung yang merasa kesal tidak dibagi cemilan itu. "Hahahaha.. Nih nih buat kamu semua" ledek Vines pada Agung. "Sialan dikasih bungkus doang!" Agung tambah kesal dengan kelakuan temannya itu. "Iye maaf, gimana kalo kita ke angkringan ngopi-ngopi gitu?" tanya Vines pada semuanya. "Ayo!" Najwa dan Anisa yang kompak menjawab pertanyaan Vines.
Karena dekat, 3 menit kemudian mereka sampai di angkringan dengan berjalan kaki. Malam itu sudah jam 00.35 namun mereka tetap segar bugar tidak terlihat cape setelah meliput acara tadi.
"Menurut kalian siapa yang pantes jadi ketua setelah aku ya?" tanya Najwa pada mereka. "Si Dicky aja tuh, dia kan pinter main kamera" balas Vines. "Jangan dia, dia terkenal nakal seangkatannya" sambung Anisa sambil menyilakan tangan di depan dada. "Gimana kalo Dafi aja, dia kelihatan lebih dewasa dari yang lain, dia pinter kamera, pinter public speaking juga" balas Najwa setelah berfikir keras. "Bagus juga tuh, aku setuju" balas Anisa semangat. "Aku setuju" sambung Agung dan disusul dengan Vines juga.
Semua terdiam dan menikmati secangkir kopi hangat, tanpa ada HP ditangan mereka berkumpul bersama sahabat terasa nyaman.
"Guys, udah jam 1 balik kuyy" Najwa yang mulai merasa bosan disana. "Kuy ah" balas Vines. Semua berjalan ke arah mang Udin. "Mang, berapa semuanya?" tanya Vines pada mang Udin. "12 ribu mas" jawab mang Udin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoulmate
Novela JuvenilIni adalah kisah perjalanan tentang aku dengan seorang lelaki yang akan kau temui dalam cerita ini. Aku tak ingin menyebutkannya sekarang, kau saja yang mencari sendiri di dalam cerita. Bila kau mengira ini kisah cinta, atau yang lainnya, terserah...