(17)

3.2K 272 6
                                    

Assalamualaikum, duh Aya mau minta maaf dulu nih, entah ada yang sadar atau enggak tapi nama tokoh utamanya jadi kebalik-balik, kecampur sama cerita sebelah ternyata 😁, jadi harusnya nama tokoh utamanya Kirana jadi kebalik dibeberapa part jadi Syia, udah Aya revisi jadi maaf untuk ketidaknyamannya ya, happy reading......

____________

"Fara, lo kenapa disini?" Gue bangun dan mulai memijat kening gue pelan, gue pusing tapi udah cukup kuat untuk memperhatikan sekitar, ini rumah rumah gue sama Mas Zian, kenapa Fara bisa disini?

"Lo nggak sadarkan diri di rumah sakit, Juna ngabarin gue dan kita berdua mutusin untuk bawa lo kemari, menurut gue sama Juna disaat kaya gini lo nggak akan mau ada di rumah sakit dan pastinya lo juga nggak mau Mama lo tahu." Gue menggangguk pelan mengiakan ucapan Fara, gue memang nggak mau Mama khawatir.

Gue menghela nafas dalam dan langsung menutup muka gue menggunakan tangan, air mata gue beneran nggak tertahan, gue berusaha tapi berhenti juga nggak bisa, gue udah yakin kalau gue masih cinta sama Mas Zian tapi kenapa disaat keyakinan gue udah balik penuh, malah begini kejadiannya.

"Rana, lo kaya gini gue bisa apa?" Fara memeluk erat gue dan tangisan gue semakin menjadi, gue harus gimana sekarang?

"Kenapa berat banget Fa? Gue udah yakin kalau Mas Zian yang gue mau tapi sekarang, gue bahkan udah nggak yakin sama masa depan kita berdua, nasib rumah tangga gue sama Mas Zian bakalan gimana?" Tanya gue terisak di depan Fara.

"Rumah tangga? Apa masih ada yang harus lo pikirin? Jawabannya udah jelas, lo nggak berencana ngelanjutin pernikahannya kan Ran? Rana lo jangan gila." Fara melepaskan dekapannya dan memegang bahu gue erat, dengan air mata mengalir, gue menatap Fara buram sekarang.

"Gue nggak mungkin ngebatalin pernikahannya, undangan udah disebar Fa, kalau sampai batal, Mama bakalan gimana? Gue nggak mau Mama kenapa-napa." Undangan udah ada yang disebar, nggak mungkin gue batalin lagi, kalau sampai gue batalin, gue takut akan berpengaruh untuk kesehatan Mama.

"Ran, selingkuh itu bukan pekara biasa, selingkuh nggak akan bisa di ubah, gue nggak mau lo mempertaruhkan masa depan lo dengan laki-laki kaya Mas Zian, gue nggak rela sahabat gue nikah sama laki-laki kaya gitu." Kemarahan Fara terlihat jelas.

"Satu laagi, Mas Zian nggak cuma selingkuh tapi dia udah tidur sama pe_"

"Mas Zian nggak selingkuh." Potong Juna yang ikut masuk ke kamar, gue pikir Juna udah nggak pergi.

"Nggak selingkuh gimana? Jelas-jelas udah begitu kejadiannya, lo nggak usah ngebelain Mas Zian lagi, salah ya tetap salah." Timpal Fara nggak suka.

"Gue nggak bilang kalau apa yang Mas Zian lakuin bener tapi di satu sisi, Mas Zian juga nggak bisa disalahkan, dia nggak sengaja, ada yang ngejebak dia." Jelas Juna yang membuat gue semakin bingung.

"Maksud lo Mas Zian nggak sengaja gitu, dia di jebak sama orang lain dan lo berharap Rana bakalan percaya? Ini bukan drama 16 episode yang tayang sabtu minggu, Rana nggak sebodoh itu." Gue memegang lengan Fara untuk lebih tenang, gue udah cukup pusing jadi jangan nambah masalah, dengerin omongan Juna dulu.

"Mas Zian nggak pernah berpaling dari Kakak, aku bisa jamin, Kakak bisa pegang kata-kata aku." Juna maju dan mengusap air mata gue pelan.

"Tapi gimana sama perempuan yang datang ke rumah sakit semalam? Dia gimana? Ini juga nggak adil untuk dia." Gue menatap Juna menunggu jawaban, kalau udah kaya gini kejadiannya, gue juga nggak bisa ngebayangin gimana perasaannya Mbaknya.

"Lo harusnya mikirin diri lo sendiri lebih dulu, ngapain lo mikirin orang lain?" Lagi-lagi Fara bicara penuh amarah.

"Gimana gue nggak mikirin kalau jatuhnya dia juga korban? Cuma karena gue terluka bukan berarti luka orang lain nggak penting, setiap luka itu punya rasa sakit, Fa." Gue terluka tapi kalau memang kejadiannya kaya omongan Juna, itu artinya Mas Zian juga terluka.

"Ini ni yang bikin marah, lo sakit tapi masih bisa ngurusin sakit orang lain, gue kasih tahu ya Ran, baik boleh, goblok jangan, kalau memang lo peduli, lo kasian, lo mau gimana memangnya? Lo mau ngelepasin Mas Zian untuk perempuan lain? Lo mau? Memang lo sanggup? Lo bisa nggak?" Gue diam.

"Kadang kita harus egois terhadap orang lain kalau memang itu demi kebaikan diri sendiri, dengan lo mikirin orang lain kaya gini, itu nggak akan mengubah keadaan juga, intinya tetap sama, lo ngelepasin Mas Zian untuk itu perempuan tau lo pertahanin Mas Zian setelah semuanya? salah satu dari kalian tetap ada yang terluka lo sadar nggak?" Sambung Fara mengingatkan.

"Terus lo mau gue gimana? Lo mau gue ngelakuin apa? Ninggalin Mas Zian dan mengecewakan Mama atau lo mau gue melanjutkan pernikahan sesegera mungkin dan ngebiarin perempuan lain yang terluka? Nyatanya pilihan manapun nggak ada yang bisa bikin gue bahagia sekarang, lo sadar hal ini nggak?" Tanpa sadar emosi gue juga terpancing.

"Fa, gue tahu lo sayang sama gue, gue tahu lo bersikap kaya gini karena lo peduli tapi gue juga bingung, pilihan apapun nggak ada yang bisa bikin gue bahagia, kalau gue udah nggak bahagia, apa Mama gue bisa bahagia? Cuma Mama yang paling gue pedulikan sekarang." Ini yang terpenting.

Dari semua hal yang gue pikirkan, kesehatan Mama diatas segalanya, gue nggak mau Mama jatuh sakit lagi kalau tahu masalah gue sekarang, Fara sama Juna aja ngebawa gue kamari karena nggak mau Mama khawatirkan.

"Terus Kakak mau gimana sekarang? Aku cuma bisa bilang Mas Zian di jebak tapi yang salah tetap salah, hal yang berlalu juga udah nggak bisa kita ubah tapi apapun, walaupun Mas Zian keluarga aku tapi aku nggak akan maksa Kakak, pilihan ada ditangan Kakak sendiri." Juna juga terlihat ikut merasa bersalah.

"Kamu nggak perlu ngerasa bersalah, gimanapun ini bukan salah kamu jadi jangan natap Kakak kaya gitu." Masalahnya berasal dari orang lain, walaupun Juna saudaranya tapi Juna juga nggak ngelakuin kesalahan apapun, gue nggak akan menyalahkan orang lain karena keadaan gue berakhir kaya sekarang.

" Kakak salah, aku bukan merasa bersalah, aku khawatir." Juna kembali mengusap kepala gue.

"Untuk sekarang biarin gue mikir dulu, kalian tolong jangan ngasih tahu siapapun, jangan sampai Mama gue tahu masalah ini juga, kasih gue waktu." Ini yang gue mau, biarin gue tenang dan mikirin solusi terbaik, Fara bener, gimanapun ini masa depan gue jadi gue nggak bisa asal milih dan ngasih keputusan.

"Mas Zian nggak tahukan Kakak disini?" Tanya gue narik lengan Juna.

"Aku nggak mungkin nggak ngasih tahu Mas Zian kalau udah kaya gini, Mas Zian juga harus ngelakuin sesuatu." Nada bicara Juna terdengar kesal dan berusaha nahan amarahnya.

"Mas tetap mau kita menikah, Mas cuma cinta sama kamu, Mas nggak akan bisa hidup dengan perempuan lain jadi tolong jangan batalin pernikahan kita, Ran." Ucap Mas Zian yang berjalan tertatih dari arah pintu kamar.

My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang