Kredo Perlawanan

224 18 0
                                    

Teruntuk, manusia yang menuhankan uang dan menggadai tempat kelahirannya sendiri.
   
Teruntuk, kapitalis dan aparat desa yang menuhankan tambang demi tambang pasir.
   
Teruntuk, mereka yang menjadikan pengebumian kepada manusia yang mencintai bumi sebagai ibadah.
   
Teruntuk, perampok kebebasan.
   
Nama saya Salim Kancil, saya melawan karena saya benar.
   
Saya berdiri atas nama manusia Indonesia yang bebas dan merdeka.
     
   
   
Tambang pasir menyihir kami menjadi akar rumput yang harus mati dibunuh rasa lapar di bumi sendiri.
    
Oleh tambang-tambang pasir petak sawah kami yang kecil dengan hasil yang mungil akhirnya menemui ajalnya, begitu juga dengan alam yang sering berdema, begitu juga dengan kami.
    
   
  
Mati, mati, kami mati dibunuh kapitalis dan kongsinya si abdi negeri di tanah sendiri karena mencintai bumi.
    
Luluh lantak bumi kami, luluh lantak. Tambang, tambang, tambang mengharuskan kami tumbang.
   
Mencintai bumi, bumi, bumi, dan kapitalis mengbumikan kami di bumi sendiri.
  
   
  
Saya Salim Kancil dibunuh karena benar. Dikebumikan karena mencintai tanah pertiwi.
  
Sungguh saya hanya berupaya menjelma manusia Indonesia yang bebas dan merdeka.
   
   
   
   
  
  
  
  
  
  
  
   
XVII/VIII/MMXIX

Manuskrip Rumah ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang