prolog

25 6 1
                                    

Mora dan aulia membuka pintu ruangan kelas yang diyakini nya itu adalah Ruang yang mereka tuju,karena didepan ruangan terpampang jelas bertanda 'Band'.mora mengikuti eksul band karena ingin mencoba belajar alat musik,terutama gitar dia menyukainya.

Saat membuka pintu terlihat ruangan yang sudah ramai.Telat,mungkin tidak karena sepertinya belum dimulai.Helaan nafas pelan terdengar,dia masuk dan memilih duduk dibelakang bersama aulia nya.

"Udah beli pik gitar?"tanya salah satu perempuan yang ada dimeja depan dengan menghadap kebelakang, dia adalah teman kelas nya yang ikut eksul band.

"Udah,Gue hampir telat karna beli pik dulu tadi"Kata mora,riri terlihat panik.
"Gua belum beli stik drum lagi"katanya dengan nada memelas.

"Gpp kali ri,kata pak doni anak baru masih dikasih toleransi,kecuali minggu besok"kata aulia,riri mengangguk kemudian tersenyum lega.
"Oh iya"katanya sambil tertawa.
"Tau nih,santai aja ri"kata rahma anak kelas sebelah yang duduk disamping riri.

"Lu enak ngomong,gua yang deg deg an takut diomelin"Semua tertawa.

Semua terlihat sedang sibuk masing masing,latihan.sedangkan Mora,aulia,rahma,dan riri hanya diisi dengan bercanda dan mengobrol.karena mereka semua terlihat gengsi untuk bergabung,mereka berempat masih kelas 10 jadi belum bisa terlalu banyak berinteraksi dengan yang lain.

Tiba tiba terlihat sekumpulan laki laki,ya mereka sepertinya kakak kelas atau senior yang ada diband.
Sangat disayangkan untuk memalingkan wajah dari mereka,kalian tau Kakak kelas rata rata memiliki pesona yang membuat perempuan tidak bisa mengalihkan pandangan nya.Mora,dia melihat salah satu dari mereka dan tanpa sadar senyuman terukir diwajahnya.sekumpulan kakak kelas itu duduk didepan.

"Disini siapa yang jadi gitaris?"tanya salah satu kakak kelas.banyak yang mengacungkan jarinya keatas,Berbeda dengan mora dia malah ditunjuk oleh teman teman nya.
"Dia kak!"kata mereka bertiga serempak kepada mora,Seketika semua pandangan tertuju pada mora.

Ingin rasanya dia pulang,malu.Itu yang dirasakan nya saat ini.semua yang menjadi gitaris diberi satu gitar.
Kakak kelas yang menjadi perhatian mora dari tadi,menghampirinya dan memberi gitarnya.

"Nih lu boleh pake gitar gue buat belajar"kata nya sambil tersenyum,Aulia,rahma,dan riri melihat kearah mora.Mora terlihat gugup dan mencoba tersenyum.

"Tapi gue belom bisa kak"Kata mora dengan hati hati.
"Gue yang ajarin"balas kaka kelas itu sambil tersenyum lagi,Lagi.Oh ini membuat jantung mora berdetak lebih cepat,tolong buat dia berhenti senyum!

Seketika tau keadaan dan paham akan kondisi teman teman nya beranjak dari sana.
"Gue ke Studio dulu ya,Yang drumer disana semua"kata riri,rahma mengangguk dan mereka beranjak dari sana.

"Oh iya,Gua baru inget,Yang vokalis dimana kak?"tanya aulia
"Dikelas samping,udah pada ngumpul tuh"jawabnya.
"Gua kesana dulu ya,Belajar yang pinter"kata aulia mengejek mora,Mora hanya berdecak pelan.

Ya,situasi ini lebih parah dari pada menghadapi guru killer.Hanya ada mereka berdua yang tertinggal dimeja itu.
"Kenalin gua tian"katanya tiba tiba sambil mengulurkan tangan nya,mora menerima nya.
"Gue, mora kak "katanya sambil mencoba menetralkan degupan jantung nya berharap tian tidak mendengarnya.

Alio AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang