LEMBAR 03

1.1K 150 22
                                    

    Incheon International Airport, South Korea.

    Musim semi di awal bulan maret, udara dingin yang sedikit di sisakan oleh kepergian musim dingin ketika senja berlalu, membuat beberapa orang merapatkan lapisan luar pakaian mereka.
    Lim Changkyun, pemuda yang terlihat kurus dan sedikit pucat itu keluar dari Bandara Internasional Incheon hanya dengan menenteng ransel yang menggantung di bahu kirinya.

    Tatapan sayu nya terarah ke sekeliling, melihat lalu-lalang orang-orang asing di sekitar nya. Dia pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang di sekitar sana, menaruh ranselnya di atas pangkuan nya dan memasukkan Paspor yang sebelumnya berada di tangan kiri nya ke dalam ransel.
    Perhatian nya kemudian teralihkan oleh ujung sepatu seseorang yang berdiri tepat di hadapan nya, perlahan dia mengangkat pandangan nya dan menemukan sosok pria tua yang tidak lain adalah Park Chung Hee.

    "Mungkinkah Tuan Muda ini, Tuan Lim Changkyun?" Ujar Chung Hee dengan seulas senyum ramah nya yang hanya di angguki pelan oleh Changkyun.

    "Perkenalkan, aku adalah Park Chung Hee. Kepala Pelayan Keluarga besar Jung, Nyonya Jung Soyoung pasti sudah memberitahukan nya kepada Tuan Muda."

    Lagi. Changkyun hanya mengangguk tanpa ada niat sedikit pun membuka mulut nya untuk menjawab.

    "Kalau begitu, mari. Aku akan mengantarkan Tuan Muda ke rumah Keluarga besar Jung."

    Changkyun pun berjalan mengikuti langkah Chung Hee tanpa sepatah katapun, begitupun sepanjang perjalanan yang hanya di isi oleh keheningan di antara keduanya.
Di mana langit Seoul yang semakin menggelap, membuat Changkyun lebih memilih memejamkan matanya meski dalam keadaan sadar sekalipun.
    Mencoba menutup penglihatan nya untuk melihat apapun yang mungkin akan ia temukan di dalam kegelapan tempat asing tersebut.

    Sudah cukup dia hidup sebagai orang gila selama enam bulan terakhir, dia tidak ingin lagi mengalami hal yang sama seperti sebelumnya. Dan dia sangat berharap bahwa dia bisa kembali hidup dengan tenang seperti dulu di tanah kelahiran ibu nya tersebut.

    Perjalanan yang memakan waktu dua jam lamanya kemudian berakhir dengan ia yang menapakkan kakinya di lantai bangunan bertingkat dua yang mungkin lebih besar jika di bandingkan dengan rumah nya yang berada di Boston.
    Namun langkahnya terhenti tepat ketika ia hendak menapakkan kakinya pada anak tangga, perasaan aneh yang begitu familiar.
Perlahan dia mengarahkan pandangan ke samping, tempat di mana ia merasakan aura negatif itu datang.

    "Tuan Muda." Sebuah teguran yang membuyarkan lamunan nya dan membuatnya mengarahkan pandangan nya pada Chung Hee yang sudah menyusuri setengah dari anak tangga yang terhubung dengan lantai dua.

    "Apa ada masalah?"

    Changkyun menggeleng dan kembali melanjutkan langkahnya, begitupun dengan Chung Hee yang kembali membimbing langkahnya hingga dia di bawa ke sebuah kamar yang sangat luas.
    Namun entah kenapa ruangan itu terasa lebih hangat di bandingkan dengan saat ia berada di bawah tadi, perasaan nya juga menjadi lebih tenang. Seperti ruangan itu menyimpan energi positif yang membuat nya merasa lebih nyaman.

    "Ini adalah kamar utama di rumah ini, dan mulai sekarang. Kamar ini akan menjadi milik Tuan Muda."

    Changkyun tak merespon, dia lebih memilih mengedarkan pandangan nya ke penjuru ruangan yang di dominan oleh warna putih tersebut.

    "Apa Tuan Muda lapar? Jika lapar, aku akan segera menyiapkan sesuatu untuk Tuan Muda."

    Changkyun menggeleng, seakan mulut nya terlarang untuk berucap. Dan hal itu pula yang membuat Chung Hee menarik seulas senyumnya.

GHOST IN THE WIND [Guardians Of The Lost Child]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang