Pengantar Penerbit
Sebelum yang lain-lain. Terlepas bahwa sebagian besar
fakta sejarah yang disampaikan bisa dibilang akurat, novel
thriller ini odalah sebuah rekaan imajinasi yang lahir dari
kegeniusan penulisnya. Inilah sebuah karya fiksi populer yang
ditulis untuk tujuan menghibur. Karena itu, tentu saja kita
tidak semestinya mencampuradukkannya dengan semesta
nyata. Memang, tidak lain, tujuan Penerbit Bentang
menghadirkan The Lost Symbol di Indonesia sesungguhnya
sederhana saja: memberikan bacaan menghibur. Jika Anda
menemukan ketegangan yang mengasyikkan dari membaca
novel ini, kami sudah puas. Apalagi jika kemudian Anda
tertarik untuk mengamati karya karya seni arsitektural agung
yang ditampilkan. Maka bertambah bahagialah kami.
Kali ini, Dan Brown mengambil Freemasonry sebagai setting
ceritanya. Freemasonry adalah sebuah kelompok penuh
kontroversi. Berbagai macam tuduhan dialamatkan kepadanya.
Mulai dari antiagama, mempraktikkan okultisme, hingga
memiliki tujuan menguasai dunia dan menciptakan Tata Dunia
Baru (New World Order) sejalan dengan paham mereka.
Kecurigaan terhadap kelompok ini muncul dari berbagai
kelompok politik dan keagamaan. Di kalangan umat Muslim,
Freemasonry dicurigai memiliki hubungan dengan zionisme.
Umat Kristen dari berbagai aliran, Katolik maupun Protestan,
umumnya juga menganggap aliran Mason sesat. Pada 1983,
Joseph Cardinal Ratzinger, yang kemudian diangkat menjadi
Paus Benedict XVI, menyatakan secara resmi bahwa "...
prinsip-prinsip Mason senantiasa dianggap tak sesuai dengan
doktrin Gereja dan karenanya keanggotaan (umat Katolik) di
dalamnya tetap terlarang. Orang beriman yang terlibat Mason
berdosa besar dan tidak boleh menerima Komuni Kudus."
Meskipun di beberapa negara kelompok Freemasonry
terkesan menampakkan keberadaan mereka secara terang-terangan, tak urung kental kesan adanya misteri di dalamnya.
Pertama, untuk bergabung di dalamnya, orang harus melewati
ritual inisiasi yang pelik, demikian juga untak naik ke jenjang
yang lebih tinggi. Kaum Mason pun menggunakan bahasa
bahasa simbolik, dengan lambang-lambang dan kode-kode
aneh yang hanya bisa dipahami kalangan sendiri. Apalagi,
mereka menjalankan ritual-ritual yang bagi orang luar terlihat
ganjil, yang diambil dari berbagai aliran Spiritual kuno. Inilah
yang menimbulkan kesan okultisme, bahkan mungkin ilmu