Kepolisian Seoul
Seorang pemuda kini masih tengah berada di dalam ruangan introgasi.
Sudah hampir 24 jam pemuda itu berada di sana berdiam diri tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sungguh ia jengah dengan pertanyaan pertanyaan polisi yang seolah diulang layaknya kaset yang sudah di stel.
"Bisakah kau katakan pada ku apa tujuan mu datang kesini ?" ucap polisi itu sambil menggebrak mejanya karena sudah tersulut emosi.
Tok
Tok
TokBelom sempat polisi itu mendapat jawaban, 2 pemuda kini tampak hadir masuk kedalam ruangan introgasi tersebut.
"Maaf .. kami pengacara dari Donghan-ssi ... jika ada pertanyaan mungkin sebaiknya anda dapat menanyakan itu pada kami" ucap pengacara itu melakukan tugasnya.
Polisi tersebut tak menjawab, namun terlihat jelas wajah kekesalan yang terpatri di wajah polisi tersebut.
'Ck ... dasar anak orang kaya' decak polisi itu dalam benak.
***
Sudah terhitung seminggu semenjak hari pertunangan Jihoon dan Daniel.
Kedua nya jauh tampak lebih mesra dari sebelumnya.
Bahkan Jihoon mulai bisa mengkodisikan dirinya untuk berani ke ruangan Daniel jikalau tiba tiba Daniel menyuruh nya ke ruangannya, lantaran banyak nya pekerjaan yang harus ia urus sehingga membuat nya tak keluar sedikit pun dari ruangannya itu.
Memang tak semua karyawan di perusahaan itu yang mengetahui mengenai pertunangan mereka, namun sebagian karyawan Daniel yang memiliki jabatan penting di perusahaan yang Daniel undang di acara pertunangan mereka tahu mengenai hubungan mereka, namun tak satupun dari mereka berani menyebarkan informasi tersebut.
Mereka lebih memilih menghargai keputusan Daniel dan Jihoon untuk menjaga privasi mereka.
"Hyung .... mengapa beberapa hari ini kau sangat sibuk ? tak bisakah kita makan siang di luar hyung ?" tanya Jihoon lembut.
"Kau ingin makan di luar Love ?" tanya Daniel sambil menatap Jihoon, dengan tangannya yang berhenti berkutik diatas berkas berkasnya.
Jihoon tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya cepat.
"Arraseo ... mmm.."
Daniel menggantungkan kalimatnya sejenak sambil melirik jam nya yang bertengger di tangan nya.
"Tunggu aku menyelesaikan berkas ini 7 menit oke ?" lanjut ucap Daniel.
"Hng" dengung Jihoon cepat, tanpa bantahan sedikitpun.
Selagi menunggu Daniel, Jihoon memainkan game yang ada di dalam handphone nya.
Tanpa sadar sesekali Jihoon mengumpat kecil saat ia kalah dalam game yang di mainkan olehnya.
Daniel yang reflek melirik Jihoon selagi mengumpat langsung terkekeh dibuatnya. Ia baru tahu sisi lain Jihoon yang lebih menggemaskan untuk nya saat mengumpat kecil seperti itu.
'Kau sungguh menggemaskan Love .... ahh ... aku jadi tak sabar ingin menikahimu' gumam Daniel dalam benak.
Baru saja Jihoon hendak melempar handphone nya karena kesal ia selalu kalah dalam permainan yang sedang ia mainkan, terdengar pekikan suara Daniel yang menyadarkan dirinya.
"Love ..."
"E..-eh hyung" ucap Jihoon kikuk sambil mengusap tengkuk lehernya yang tak gatal.
Daniel terkekeh kecil saat mendapati wajah kekasih nya yang tampak gugup.
Perlahan Daniel merapihkan berkas nya di meja, dan melangkahkan kaki nya menuju sofa dimana Jihoon sedang terduduk.
Tanpa aba aba Daniel langsung merengkuh tubuh Jihoon ke dalam dekapannya.
"Aku menyayangimu love ... sungguh aku beruntung memilikimu .. dan dapat melihat tingkah mu yang menggemaskan secara langsung" ucap Daniel sambil mengeratkan pelukannya.
Wajah Jihoon seketika bersemu merah padam mendengar penuturan jujur dari sang kekasih itu.
Jihoon semakin membenamkan wajah nya di dalam pelukan Daniel, sungguh ia malu mendengar penuturan itu.
"Hyung mengapa kau senang sekali menggodaku eoh ?" cicit Jihoon yang masih terdengar pelan di telinga Daniel.
"Aku tak menggodamu ... aku hanya jujur padamu" ucap Daniel berbisik di telinga Jihoon.
Mendengar tak ada jawaban dari Jihoon, Daniel segera melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Jihoon yang kini menunduk tidak memperlihatkan wajah nya pada Daniel.
Daniel mengeryitkan dahinya bingung.
"Ada apa ? Mengapa kau menundukkan kepala mu seperti itu ?" tanya Daniel.
Jihoon tidak menjawab melainkan memainkan jari jarinya.
Daniel masih menatap wajah kekasih nya itu.
"A..-aku malu hyung" cicit Jihoon pelan.
Daniel terkekeh dibuatnya.
"Untuk apa kau malu padaku ?" tanya Daniel bingung.
Jihoon hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Melihat Jihoon yang juga tak berpaling menatapnya, Daniel akhirnya perlahan meraih dagu Jihoon pelan agar menatap kearahnya.
"Love ... aku ingin melihat wajahmu ini ... bukan wajah mu yang tertunduk tak berani menatapku" ucap Daniel lembut sambil tersenyum.
Blush
Seketika pipi Jihoon kembali merona.
"Hyu..-hyung .... pipi ku panas ... hyung .. a..-ayo kita makan sekarang, sebelum aku berubah pikiran" ucap Jihoon tergagap sambil menarik lengan Daniel.
Daniel yang melihat nya hanya dapat menahan tawanya.
Rasanya senang sekali ia menggoda Jihoon.
Sepertinya menggoda Jihoon akan menjadi hobi baru Daniel.
Dengan perasaan senang yang menyelimuti dirinya, Daniel melangkahkan kaki nya mengikuti langkah Jihoon yang kini berada di hadapannya menuntun jalan mereka menuju resto yang akan mereka tuju.
dilain sisi ...
"Bukankah itu Jihoon ?? Mengapa iya menarik lengan Tuan Kang seperti itu ?" cicit seorang pemuda dengan tatapannya yang fokus pada genggaman tangan Jihoon yang menarik Daniel.
'Apakah ia tak takut Tuan Kang memara—... tunggu sepertinya wajah Tuan Kang bukan seperti seseorang yang akan memarahi .... mungkin kah mereka....' gumam pemuda itu tercekat dengan apa yang tiba tiba terbesit di otak nya saat menyadari hal yang janggal baginya.
..........
TBC
See you next chapter
Please leave comment and vote...
.
.Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TREASURE [NIELWINK][END]
أدب الهواةSEQUEL OF UNFORGETTABLE GIFT NIELWINK [BxB]