| 02. |

469 73 3
                                    

"Jaemin~"

"Halo, Jaemin.."

"Jaemin salam dari Jojoo!"

Begitulah teriakan murid-murid perempuan saat Jaemin lewat di depan mereka. Sepertinya, kepopuleran seorang Na Jaemin sudah dimulai.

Jeno, Renjun dan Haechan yang merupakan teman-teman baru Jaemin hanya bisa menggeleng begitu mendengar para fans Jaemin memanggilnya.

"Baru juga sehari sekolah udah femes aja lu, Na.." Ujar Jeno sambil merangkul Jaemin.

"Masi MOS juga, gile lu!" Sahut Haechan.

"Hati-hati aja lu Na, ntar waktu lo ditinggal sendirian, tiba-tiba bakal ada yang nyulik trus bawa kabur elu." Ujar Renjun yang langsung mendapat pukulan sayang dari Jaemin di lengan. Renjun mengaduh sakit.

Karena saatnya jam istirahat, mereka menuju kantin. Sebenarnya sudah di peringatkan untuk membawa bekal, tetapi karena terlambat, Jaemin jadi lupa, maka dari itu ia harus melewati hukuman yang diberikan, yaitu pergi memperkenalkan diri ke semua kelompok yang ada sambil bernyanyi. Kemungkinan dari sana lah kepopulerannya dimulai.

"Wah.. rame banget!" Ujar Haechan.

"Iya nih, gimana?" tanya Jeno.

"Cari tempat aja dulu, kita kan bawa bekal, biar ntar, begitu dapet tempat duduk tinggal pesen aja," usul Renjun.

Semua setuju dan mencari tempat kosong untuk di tempati.

"Nggak apa lo pesen sendiri?" tanya Jeno.

"Emang gue siapa lu? Adek lu?" sahut Jaemin.

"Yee.. si bambank ngegas. Santuy aja kali!" Protes Jeno.

Jaemin tertawa, kemudian ia pergi melihat-lihat menu makanan yang ada dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di kejauhan, Jaemin melihat sosok familiar dengan rambut pirang yang mencolok dan tubuh tinggi yang memudahkannya untuk dikenali.

Dengan langkah yang penuh semangat, Jaemin mencoba untuk menghampiri sosok itu, namun langkahnya harus terhenti karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Jaemin!" Panggil seorang gadis.

Jaemin menarik nafas dalam-dalam, kemudian membuangnya dengan sedikit sebal. Ia membalikkan tubuhnya dan melihat murid perempuan yang seingatnya adalah teman sekelompoknya. "Kenapa?" tanya Jaemin sedikit datar.

"Eh iya.. aku Lia, ingat kan? Jadi, mau tanya.. tadi tugasnya apa aja ya?" tanyanya sedikit gugup.

Jaemin terdiam sebentar. "Jadi, tadi tugasnya disuruh buat papan kelompok, di kumpulinnya dua hari lagi. Temanya terserah, intinya melambangkan kelompok masing-masing." Jaemin menjelaskan.

Lia mengangguk mengerti dan ia terlihat ingin bertanya sesuatu lagi.

"Apa lagi?" tanya Jaemin.

Lia diam sebentar. "Udah kok.. makasih ya," ujarnya, kemudian pergi.

Jaemin jadi merasa bersalah karena terlalu dingin padanya, tapi ia juga sedikit kesal karenanya ia kehilangan sosok Sowon yang sekarang keberadaannya sudah hilang dari kantin. Dengan semangat yang tiba-tiba jatuh, Jaemin memesan makanan asal dan kembali ke tempat Jeno dkk dengan wajah lesu.

"Gue liat lu abis ngobrol ama Lia, anggota kelompok paling cantik di kelompok kita, tapi kenapa muka lu lesu begitu?" tanya Haechan.

"Eh? Emang iya?" tanya Renjun.

Haechan mengangkat kedua bahunya. "Katanya anak-anak cowok yang lain sih begitu.." ujarnya. Renjun hanya menatap Haechan datar.

"Yaudah, ini istirahat tinggal 10 menit. Ayo semuanya dimakan makanannyaa~" ujar Jeno dan akhirnya mereka semua makan dengan tenang.

difficult | ksj • njm (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang