Pagi ini berlangsung ceria.
Setelah memasak aku bergegas membersihkan kekacawan tadi.
"aduh,.! Cemongnya wajahku.. Tapi seru juga ya.. Jarang aku seru seruan sama mama." dalam hatiku.
Aku melihat ali yang habis mandi, dia cuma pakai handuk kecil dibawah. Aku langsung memalingkan wajah. Aku merasakan pipiku panas. Aku berteriak..!
"ali,..!! Apa apaan kau.. Pakai baju handuk dong!" tegasku.
"apaan sih ra.. Kamu kan sekarang istriku.. Kita sudah menikah.. Wajar jika kau melihatku begini.. Hehe apa kau lupa??" ali tertawa.
Meski ia suamiku sekarang tetap saja ia harus bersikap sopan!!
Tiba tiba ali menarik tanganku..
Kami terjungkal dan mendarat di atas kasur, aku persis menindihinya, jantungku berdebar kencang. Pipiku benar benar panas.
"Ra, aku benar benar berusaha memilikimu.. Kau ingat!, waktu itu aku terpaksa menggunakan tenagaku demi menolongmu..!!" ali berkata, matanya berkaca kaca saat mengatakanya.
"aku ingat,. Ali. Aku tak kan berani mengeluarkan kekuatanku, meski bisa menghilang. Tapi aku tidak melakukanya. Aku hanya bisa melakukan teknik penyembuhan saja"
Aku mengingat kejadian yang membuat identitas kami terkuak."akhirnya.. Kita bisa bersama.. Gak ada yang suka lagi padaku sejak itu haha.." ali terkekeh.
"sudahlah.. Kau kerja sana..!" aku mengusirnya.
Ali menarik tanganku lagi saat aku mulai pergi.
"sebentar.. Say" ia mulai manja. Ali mengelus pundakku dengan wajahnya. Jujur aku nyaman seperti ini, tapi ini gak tepat.
"ali.." aku mengelus pipinya dengan tanganku. "Sekarang kau harus kerja, kita lanjutkan nanti malam."
"sepakat.." jawabnya cepat.
Ali sekarang berpakaian rapih, seragam kantor yang diberikan ayahnya. Dan ia sudah menggantikan ayahnya mengelola perusahahan.
Aku pamit pada mama bilang mau ketemu seli.
Mama mengangguk, aku sudah beresin rumah. Cepat tinggal pake teleportasi.
Aku tiba di depan rumah seli.
Tok tok tok..
Aku mulai mengetuk pintu rumah seli, pintu dibuka dari dalam dan keluar mamanya seli.
"hai, tante selinya ada?"
Aku menyapa dan bertanya tentang seli."ia seli ada, masuk nak raib!" mama seli menyuruhku masuk, dan aku duduk di sofa.
Tak berapa lama seli muncul.
"hai raib.." seli menyapaku
"hai juga sel, apa kabar sel?" aku balas menyapanya dan bertanya kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIB DAN ALI MENIKAH
Fantasiaku raib yang bisa menghilang. dan inilah kisah kasihku bersama ali. yang kini menjadi suamiku. Kisah remaja dan dewasa dipisah.