Paginya Key kembali bergegas menuju gedung satu tempatnya bekerja. Berlari kecil ketika ia menilik jam hampir lima menit lagi pintu masuk di tutup."Aww ...!" Key terpekik kala tubuhnya membentur sesuatu yang kokoh.
"Aw, Key. Kenapa gak sabaran?" Danu menyeringai dengan tangan menahan di dada.
Bola mata Key membulat sempurna, apalagi ketika Danu berkedip genit padanya. Mood gadis berseragam biru itu bergidik jijik.
"Iuuuh, Bapak minggir, aku harus scan absen." Danu melipirkan tubuh, memberi jalan pada Key yang tergesa.
"Kenapa terlambat?"
Key hanya diam, berjalan santai menuju mesin yang harus di jaganya. Sedang Danu mengikuti kemana kaki Key melangkah.
Hingga Key mendapati sebuah cones (tempat menggulung benang) tergeletak di depannya. Membungkuk bermaksud mengambilnya. Namun, tiba-tiba ....
Pinggul key tertabrak oleh bagian depan Danu.
"Aduh, maaf Key, gak sengaja." Wajah Danu memerah malu. Sedang Key terpejam dan langsung berdiri dengan wajah tak kalah merah memanas.
"Bapaaak ....!"
"Maaf, Key. Sumpah gak sengaja. Aku gak maksud ...."
Suara pekikan Key tenggelam dalam deru mesin raksasa penghasil benang, keadaan yang sepi hingga kejadian memalukan itu tak diketahui oleh karyawan lain.
Tak ingin berniat berbalik melihat pria yang baru saja menyenggol pinggulnya. Key berlari dengan perasaan campur aduk. Detak jantungnya kian tambah degupannya.
"Aaaargh ...!" Key terus meracau. Terasa jelas sesuatu telah menyentuh pinggulnya.
Sesuatu yang terasa kenyal. Hingga otaknya dipenuhi pikiran jorok.
Mengambil napas lalu embuskan dengan perlahan. Key berusaha menetralkan kembali napasnya. Namun, kembali. Sesuatu itu tak bisa ia hilangkan dalam ingatan
Sedang Danu terduduk di kursi kantor. Hatinya sama kacaunya dengan apa yang dialami Key. Jelas ini hanya akan membuat Key jijik. Mengacak rambut dengan frustasi. Tapi pinggul key lumayan empuk.
"Aaargh ....!"
Kejadian memalukan ini hanya akan membuatnya merugi, itu pasti.
------
Selama jam kerja Danu tak berani menampakkan wajah pada gadis yang mungkin menanam benci padanya. Hingga setiap kali ia mendapati Key, Danu bersembunyi atau berbalik arah.
"Pak, Mr. Kanna. Akan meninjau tempat kerja kita sebelum kembali lagi ke India." Suara dari Pak Handoyo asisten manager cukup membuat Danu terlonjak kaget.
"Hah? Mmm ... baik, peringati karyawan lain agar tidak melakukan kesalahan di depan Mr. Kanna."
Pak Handoyo mengangguk, mematuhi perintah atasannya. Menyuruh Karyawan untuk membersihkan masing-masing tempat kerjanya.
"Key, lap bagian belakang mesin, ya!" titah Pak Handoyo sambil berlalu, Key hanya mengangguk dan mulai melakukan apa yang diperintah oleh atasannya.
Danu berjalan beriringan dengan beberapa staf menemani Mr. Kanna melihat pabriknya. Ada rasa bangga ketika melihat para karyawan bekerja dengan terampil dan menjaga kebersihan.
Rombongan itu berhenti di tengah mesin Windding ( finisihing). Menepuk pundak sang Manager, memuji akan kepiawaiannya dalam memimpin Group kerja.
Tak sengaja, netra Danu melihat Key yang baru saja mengelap mesin dengan sekepal kapas kotor di tangan. Hingga kejadian tadi pagi teringat kembali.
Sekilas keduanya saling pandang, lalu sama-sama membuang muka karena degupan yang semakin tak terkendali.
---
"Key!" Danu memberanikan diri menghadang lamgkah Key ketika menuju kantin saat jam istirahat.
Key hanya terdiam dengan mengalihkan pandangan ke sisi lain. Terlalu malu untuk bertatap muka.
"Key, Maaf. A-aku ... aku gak sengaja, sumpah, Key!"
"Aku gak mau kita bahas itu lagi!" tegas Key tanpa menoleh. Kembali melanjutkan langkah menuju kantin.
"Apa ... berarti kamu maafin aku, Key?"
"Please, Pak. Jangan bahas itu. Lagi pula itu gak sengaja, kan?" Kali ini Key membalas tatapan Danu, berharap semua terjadi karena ketidak sengajaan.
Danu mengangguk, lalu tersenyum. "Kalau sengaja gimana?"
Mata gadis itu membulat, emosinya tersulut, kukunya tak sabar untuk mencakar habis wajah pria menyebalkan di depannya. Namun, tertahan, hingga hanya tatapan sinis yang mampu ia layangkan pada pria tinggi di depannya.
"Key, aku cuma bercanda, tadi beneran gak sengaja, kok." Berlari kecil, mensejajarkan langkahnya dengan gadis berwajah masam.
"Key!"
"Key!"
"Keysa Ramadhani!"Key tetap melanjutkan lankah, walau beberapa orang mulai berbisik-bisik tentang tingkah manager padanya. Biarlah disebut sok jual mahal, nyatanya Danu terlalu menyebalkan.
"Luthfi?" Keysa tertegun ketika tubuhnya hampir bertabrakan dengan pria yang berdiri di ambang pintu kantin bersama wanita yang berdiri tepat dibelakangnya.
"Key?"
"Permisi." Key berusaha masuk. Namun, tangan Luthfi berhasil mencekalnya.
"Luthfi, kenapa?" tanya Susi heran dengan apa yang dilakukan Luthfi terhadap Key.
"Ada yang harus kita bicarakan, Key."
Keysa terpaku, menatap kedua manusia di depannya secara bergantian, ini sungguh membuatnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager I Hate U
RomanceBagaimana jika dirimu dikejar seorang pria 10 tahun lebih tua darimu tapi, mempunyai sifat kekanak-kanakan? Manager Bujang lapuk ini, selalu menggangguku, bahkan selalu berbuat nekat hanya untuk mendapatkan balasan rasa dariku. Bukan sok jual mahal...