PART 1

1.5K 64 2
                                    

AKU BENCI HIDUPKU !!!

Rara berteriak dalam hati sambil memandang langit-langit ruang olahraga. Dia tidak tahu sudah berapa lama berada di sana. Yang jelas, dia sudah membolos pelajaran sejak tadi pagi. Tangan kanannya memegang sebatang rokok. Dia merokok sambil duduk di tepi jendela, mencoba mengingat sudah berapa banyak rokok yang dihisapnya. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis. Terus terang dia tidak ingat, sama seperti dia tidak ingat sudah berapa banyak sekolah yang dia masuki sejak tahun lalu. Semuanya tidak pernah bertahan lebih dari sepuluh hari.

Rara sudah tidak mau memperdulikan apapun lagi semenjak papanya bercerai dengan mamanya setahun lalu. Padahal dia sangat dekat dengan papanya. Dia sama sekali tidak tahu kalau hubungan orang tuanya bermasalah. Jadi tahun lalu tanpa ada tanda apa-apa sebelumnya, papa menjelaskan bahwa dia ingin bercerai dengan mama dan pergi ke luar negeri.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada saat bersamaan, di tempat lain, Selfi berjalan memasuki panggung dengan seksama. Ratusan penonton berada di dalam gedung. Selfi membungkuk, memberi hormat pada para juri dan penonton. lalu dia bergerak ke depan piano yang ada di tengah panggung. Selfi duduk dengan tenang dan mempersiapkan diri. Tangannya berada di atas tuts. Dia menarik nafas beberapa saat sambil menutup matanya. Saat matanya terbuka kembali, jarinya mulai menekan tuts di hadapannya. Dentingan musik ke seluruh gedung.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dari dulu Rara tidak pernah dekat dengan mamanya. Mama sering tidak dirumah, sibuk dengan pekerjaan kantornya. Teman tempat berbagi cerita adalah papa. Jadi ketika papa pergi meninggalkannya, dunia Rara benar-benar hancur. Orang yang paling dia andalkan selama ini telah pergi dari  kehidupannya. Rara menutup diri rapat-rapat selama dua minggu. Keluar hanya kalau mau minum. Makan ia beli dari luar. Tidak bicara. Tidak sekolah.


Setelah  dua minggu, Rara mulai keluar dari kamar. Tapi sikapnya berubah total. Dia berangkat sekolah, tapi mulai membolos sekolah, belajar merokok, dan pergi ke club malam sampai dini hari. Mamanya  tentu marah besar. Tetapi apapun yang dikatakan mamanya, Rara tidak pernah memperdulikan. Padahal dulu Rara adalah anak yang berprestasi dan peduli pada orang lain. Sahabatnya mulai menjauhinya,dan Rara pun harus meninggalkan sekolah lamanya karena sudah membolos selama lebih dari 1 bulan.

Sejak saat itu mamanya mencoba memindahkan putrinya ke sekolah lain. Tapi tidak ada 1 pun sekolah yang pernah ditinggalinya lebih dari 10 hari. Para guru kewalahan menghadapinya. Diberi hukuman separah apapun Rara tetap tidak peduli, malah hal itu membuatnya lebih nakal lagi. Pernah sekali mamanya mencoba membawa putrinya ke psikiater, tetapi psikiater tersebut juga angkat tangan. Rara tidak mau berbicara sama sekali. Sedikit pun tidak. Dia hanya menatap sang psikiater dengan pandangan kosong. Sama sekali tidak ada reaksi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Alunan lagu yang dimainkan Selfi membuat semua penonton terpana. Mama dan papanya yang berada di antara penonton menatap anak mereka dengan bangga. Diatas panggung Selfi memainkan pianonya dengan serius. Para juri terlihat mengangguk tanda setuju dan berbisik perlahan 1 sama lain. Selfi menyelesaikan permainannya dengan sempurna. Dia bangkit dan memberi hormat kembali kepada juri dan penonton.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rara berjalan memasuki sekolah barunya. Hari masih pagi. Dia tidak melihat seorang murid pun disekitarnya. Mentari pagi menyinari rambutnya yang di cat merah, sangat sesuai dengan kukunya yang di cat warna serupa. Rara memandang sekolah barunya sepintas, beberapa kalipun ia pindah sekolah, hasilnya hanya membuatnya semakin kesal.



DETIK TERAKHIRWhere stories live. Discover now