cakrawala yang bergerak menjauh, bahkan langit itu tak bisa menggambarkan hari esok. sekelompok orang terdiam bahkan tidak bisa bernapas. sejak kapan aku merangkak dibawah sini?.
Akan kuluapkan kesedihan. akan kah lebih baik dengan menatap kedepan?, kalau begitu aku tak dapat. Meski kuputar apapun disekeliling ku, masih kurasakan cahaya yang redup, jika terlihat seperti aku dapat pergi sejauh itu maka ..
Aku ingin pernapas, sangat menyakitkan disini. Aku tak dapat melihat dalam gelap dan terang, penyelam tanpa tahu cara mengapung. aku ingin mencoba dan bernapas. Kalau saja aku bisa melihat sedikit kebahagiaan, aku tidak akan pernah tenggelam lagi.
...........
Awan gelap menghiasi langit dan aku disini seorang diri, tak urung kurentangkan tangan ini berharap dapat menggapainya namun lagi, hanya angan semu ku dapat.
Kupejamkan mata ini menikmati sinar bulan, merasakan angin menggelitik di kulit, sejuk tapi aku sendiri.
Sekuat apapun kujulurkan tangan ini berharap dapat ku raih tapi lagi, hanya semu kudapat. kupejamkan mata berharap mimpi itu datang kembali, aku lelah dan aku sendiri.
"Maafkan aku jika semua ini terlambat, akankah kau masih mendengarku?, dan melihatku dengan mata indahmu itu?".
Wajahmu yang selalu terbayang dalam tertutup dan terbukannya mata ini, ini menyiksa tapi menyenangkan, ingin melupakkan tapi malah mengendap semakin dalam.
"Mereka menganggapku tak berarti itu sudah biasa kudapati, tapi mengapa, mengapa kau hadir dengan uluran tangan hangatmu? membawaku pada titik terlemah ini dan kau tentu tahu karna hanya kau yang tahu kerapuhanku".
Kristal bening ini, kuberharap habis dan tak pernah menetes lagi. mengingatmu membuat ku sakit tapi menyenangkan.
"Tak ada lagi kecupan selamat pagi yang aku dapatkan, kau teristimewa dari semua yang kukenal, kau terlusus dari semua yang kurasakan. aku menyayangimu dan maaf jika semua ini terlambat, aku yang terlalu egois dan sekarang aku menyesal".
Hari ini telah kututup penyesalan ini dan jika esok kau masih melihat aku yang seperti ini ( lagi ) maka kau cukup tahu bahwa penyesalanku teramat dalam.
Angin dingin menyelip sampai persendian, berdo'a dalam hati. Dalam tarikan napas yang berat, begitu sesak, saat bayanganmu hadir dalam tertutupnya mata ini, begitu lelah hingga kaki ini tak sanggup lagi menopang tubuh ini.
Aku ingat ini lagu kesukaanmu, setiap kali kau mengajakku melihat bulan, kau selalu menyanyikan lagu ini, bercerita tentang seseorang yang menggila ditinggal kekasihnya yang dijemput Tuhan, berharap kekasihnya kembali kepelukannya, tak ia pedulikan orang-orang yang menganggapnya gila karna tiap malam berbicara kepada bulan, berbicara pada kekasihnya, berharap ia ada disana dan juga sedang berbicara padanya karna hanya kekasihnya yang dia milikki. tak peduli seisi dunia membicarakannya, membilang dirinya telah gila karna ia mengakui itu, ia telah gila. Dan begitu pula dengan diriku yang telah gila olehmu.
"Apa kau mendengarku?, tiap malam aku berbicara pada rembulan. Katakanlah sesuatu kepadaku karna aku lelah, kapan kau akan menjemputku? atau harus aku yang menemuimu?".
End
songfic ; Bruno Mars - Talking to the moon
Terimakasih pemirsa