_-When I Meet You For The First Time 8-_

1 0 0
                                    

Dimanakah...aku..?

"Hentikan semua ini, Destra! Kau selalu pulang malam dan membawa wanita lain!!" teriak seorang wanita dihadapanku ini.. Dan lagipun, Destra..? Hei, tunggu. Bukankah itu nama ayahku?

"Apa yang kau inginkan?! Bukankah sudah jelas! Kita menikah bukan karena cinta!! Melainkan paksaan! Apa hakmu melarangku pergi bersama wanita lain?!!" balas ayah mungkin... Kulihat sekitarku dan aku menatap diriku sendiri dimasa kecil sedang bersembunyi dibalik dinding ruang tamu..

"Hentikannnn!!! Hentikan semua ini!! Apakah kau ingat dengan, Rise?!!" jerit ibu...ku..?

"Apa urusanmu?! Aku tidak pernah menginginkannya!! Begitu pula denganmu bukan?!" ucapan ayah terlontar begitu saja membuat dadaku terasa sesak, dan mataku terasa memanas

Ibu hanya terdiam, "Jika kau juga tidak menginginkannya! Segera kau cari saja pria lain yang kau cintai!! Rise? Buang saja jika kau ingin!" lanjut ayah

Seketika itu juga bayangan tersebut pun hilang dan digantikan dengan bayangan lainnya

"Hei, hei.. Bukankah dia anak pindahan dari London itu?" bisikan anak sekolahan dasar sepertiku

"Hei.. Ku dengar rambut silvernya itu karena kutukan lho.."

"Heee~ benarkah? Kalau begitu aku tidak ingin berteman dengannya! Dia sangat menjijikan!!"

Hentikan...

"Dasar sampah!"

Hentikan.. Kumohon...

"Hei.. Lihatlah bocah ini.. Dia sangat pantas untuk kita jadikan sebagai pembantu lho~"

HENTIKANNN!!

.
.
.
.
.
.

Mataku pun terbuka, menampakan cahaya cerah yang berasal dari lampu.
Aku pun menerjapkan mataku beberapa kali untuk menajamkan penglihatanku, kurasakan mataku sedikit berair dengan segera ku usap

Aku pun bangkit untuk mendudukan diriku diranjang uks ini, aku melihat Cella sedang tertidur diranjang uks lainnya. Seketika itu juga aku merasakan denyutan dikepalaku yang membuatku mau tidak mau segera memijitnya agar rasa sakitnya bisa sedikit berkurang

Cella pun terbangun sembari mengusap matanya, dan melihatku

"Kau sudah tidak apa2, Rise?!" tanya Cella panik segera turun dari ranjang uksnya

Aku pun menatapnya dan menggeleng "Aku baik2 saja" balasku

"Syukurlah.. Kau tadi pingsan saat pelajaran pertama, kau tau?! Itu membuat guru maupun aku khawatir!" paniknya dan segera menatapku saat ia berada didepanku

"Maaf sudah membuat kalian khawatir" ucapku

"Tidak masalah! Asal Rise baik2 saja aku sudah lega mendengarnya!!" balasnya seperti biasa

"Sekarang jam berapa?" tanyaku

Ia pun menatapku kembali dan melihat jam tangannya "Sekitar pukul 5 sore, kau sudah tertidur 11 jam lamanya dan meninggalkan pelajaran kelas" balasnya

Aku pun hanya diam dan segera turun dari ranjang uks

Cella pun diam, ia pun menyambar tasnya yang berada disofa uks. Saat aku diambang pintu ia bru bersuara kembali

"Rise.. Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan..?" tanya nya lesu

Aku diam dan berpikir sejenak

"Tidak ada, segera pulang hari sudah hampir malam" balasku tidak ingin membicarakannya

"Setidaknya kau bisa menceritakannya padaku,Rise!" jeritnya sontak membuatku kaget. Bru pertama kali ini aku melihatnya begitu

Aku pun menoleh "Lupakanlah, jika aku bercerita yang ada hanya kau yang merasa sakit mendengarkan ceritaku" jawabku dan kembali berjalan

Ia pun mengejarku dan menarik tanganku

"Segera bercerita!" pekiknya

Aku pun menghela nafas dan dengan perlahan melepaskan tarikannya pada tanganku

"Aku bilang lupakan saja" ujarku dan kembali lanjut berjalan, aku rasa ia sudah tidak mengejarku lagi dan aku pun berjalan pulang ke rumah

~~~~~~

Sampai dirumah..

Aku mengetuk pintuku dan melepaskan alas kakiku untuk melangkah masuk ke dalam rumah

"Selamat datang, Rise!" sambut Ken melihat kepulanganku, aku pun hanya membalasnya dengan anggukan dan pergi ke kamarku untuk segera membersihkan diri dan pergi bekerja

"Sial... Mimpi tersebut selalu saja muncul..." gumamku dalam siraman air

Selesai mandi, aku segera memakai seragam kerja paruh waktuku dan melesat pergi ke bawah untuk makan malam. Aku tidak pernah melewatkan makan bersama, karena aku tidak ingin membuat Ken sedih

"Hari ini aku yang akan memasaknya, Ken" ujarku saat berada di dapur dan ia pun segera mengangguk

"Uhm! Aku akan menunggu makanannya!!" balasnya

Hari ini hanya masakan sederhana, yaitu sup, salmon, dengan telur gulung yang sudah aku potong

Ken pun memakannya dengan lahap, begitu pula denganku

Sampai selesai makan malam, Ken pun segera pergi ke kamarnya untuk mengerjakan prnya

"Ken, tolong jaga rumah. Aku pergi bekerja dulu dan jika ada apa2 hubungi saja nomerku" ujarku diambang pintu kamarnya sembari memakai jaket

Ia pun menoleh "Baiklah!" balasnya

Aku pun segera melesat pergi bekerja ditempat Toni, saat sampai ditempat kerja Toni pun menyambutku

"Yow, Rise! Bagaimana kabarmu!" tanyanya sembari menepuk pundakku dengan cengiran khasnya

Aku menatapnya "Baik" balasku

"Bagaimana dengan adikmu? Apakah ia sudah baik2 saja?" tanyanya menanyakan Ken, ia sudah tau semua masalah keluargaku. Karena ia teman masa kecilku saat aku berpindah ke jepang

"Hm, dia sudah baik2 saja" jawabku dan meletakkan jaketku diruang khusus staf dimarket ini

"Syukurlah! Kalau begitu, hari ini kau yang bekerja okay?!" ujarnya sembari beristirahat diruang staf dan aku pun hanya mengangguk sembari pergi ke kasir

Seperti biasa, market ini selalu ramai pengunjung jika akhir bulan. Dan otomatis pekerjaanku akan lbih banyak membutuhkan tenaga

Sampai pelanggan terakhir ku pun aku masih stanby disini, dan Toni memanggilku

"Hei,Rise! Jam kerjamu sudah habis, segeralah pulang adikmu sendiri dirumah!" ujar Toni dan aku menatapnya

"Hm, baiklah." balasku dan pergi ke ruang staf untuk mengambil jaketku

Selesai dengan jaket aku pun kembali ke tempat Toni untuk berpamitan padanya. Dia menyerahkan sekantong kresek yang lumayan besar padaku

"Untukmu. Aku tau ayahmu pasti hanya mengirim kebutuhan adikmu, bukan?" tanyanya dan baru saja aku mau menolaknya "Jangan menolak! Kau sudah bekerja dengan giat disini selama 3tahun lbih, dan kau selalu menolak pemberian sembako yang aku berikan!" pekiknya kesal karena aku selalu menolaknya

Aku pun terdiam "Hm, baiklah. Terima kasih" balasku dan menerima pemberiannya

"Sama-sama! Kau harus seperti ini jika diberi seseorang! Dan untuk seterusnya jangan mempermasalahkan tentang sembako yang aku berikan setiap bulannya!! Tidak ada penolakan!" lagi2 dan lagi2 aku tidak bisa menolaknya. Aku hanya merasa tidak enak saja padanya

"Hmm.. Baiklah, dan terima kasih. Maaf sudah merepotkanmu" balasku sembari membungkuk tanda terima kasih

"Aku tidak merasa direpoti, jadi tidak masalah" jawabnya dengan cengiran yang selalu muncul

"Kalau begitu, aku pamit pulang. Sampai nanti" ucapku dan ia pun mengangguk mantap

"Okay! Hati2 dijalan!!" balasnya sembari melambaikan tangan

-TBC

When I Meet You For The First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang