Special Chapter Alexander Destra -WIMYFTFT 10-

2 0 0
                                    

Seorang pengusaha sukses di London, berumur sekitar 40thn sudah berkeluarga dengan marga Alexander ini sudah diyakini tidak asing lagi bukan? Pengusaha sukses tersebut bernama Alexander Destra.

Ia sudah memulai karirnya sejak berumur 18thn, sungguh anak yang sangat patut dibanggakan bukan? Ia memiliki potensi berbisnis sejak umur dini. Wajah tampannya serta ketajirannya, siapa yang tidak tergiur olehnya? No, no banyak yang memasang mata jika mereka mendengar kantor perusahaan Alexander Office selalu naik daun diseluruh dunia setiap bulan dan tahunnya.

Tapi, pada suatu hari dan diumurnya yang ke-23thn ini ia sudah dipaksa menikah bersama pilihan kedua orang tuanya. Tentu saja Destra membantahnya dan menolaknya secara mentah2, tetapi pernah kalian mendengar jika keluarga Alexander tidak pernah menerima penolakan? Jika kalian pernah mendengarnya maka sama seperti halnya ini. Orang tua Destra dengan tetap keukeuh untuk Destra menerima lamaran mereka.

Mau tidak mau ia pun menikahi gadis pilihan orang tuanya yang marganya akan diganti menjadi Alexander Nina. Nama gadis tersebut adalah Mirazuki Nina, gadis asal jepang tersebut yang akan menjadi istri sah Alexander Destra. Gadis tersebut baru berumur 21thn, ia memiliki paras cantik khas jepang dengan surai rambut hitamnya, dan dengan iris mata berwarna coklat yang manambah nilai plus dari Mirazuki ini. Alexander Destra tersendiri pria yang berbau khas London dengan jepang sedikit, karena ibunya yang berasal dari jepang dan ayahnya yang berasal dari London.

Alexander Destra memiliki surai rambut berwarna silver (khas bule sekali yah~), dengan iris mata berwarna biru muda yang membuatnya begitu diinginkan para kaum hawa ya kan.

Setelah beberapa tahun menikah, mereka pun dikarunia seorang putra yang bernama Alexander Rise. Putra pertama mereka yang memiliki paras bak seorang pangeran dengan surai rambut yang mewarisi ayahnya dan iris mata yang diwarisi ibunya membuat nilai plus untuknya. Walaupun nasibnya sungguh berkebalikan dari tampang bak pangerannya, setelah ia pindah ke jepang pun banyak pasang mata iri karena tampangnya.

Dan belum lagi rumor2 buruk tentangnya. Sungguh nasib mempermainkannya dengan begitu kejam bukan? Ia pun akhirnya tumbuh dijepang seorang diri karena tragedi yang sudah menewaskan paman dan bibinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Destra's pov]

Seorang gadis tiba2 menelfonku menggunakan nomer hp Rise, dan mengatakan bahwa Rise sedang dalam masalah besar. Aku pun hanya mendiamkannya tanpa ada rasa tersirat ke khawatiran, tetapi gadis tersebut menceritakan apa yang selama ini dirasakan Rise yang membuatku membuka pandanganku terhadap apa yang sudah aku lakukan pada Rise.

Sungguh memalukan diriku ini..

"Paman, kuharap paman bisa mengerti bagaimana perasaan Rise.. Ia sudah berjuang sendirian selama ini, apa paman tidak memiliki hati? Hingga sebegitu teganya paman membuang anak yang sudah jelas adalah darah daging paman sendiri!" pekik gadis tersebut di sambungan telfon

"Kumohon agar paman bisa mengerti perasaan Rise.. Ia sedang dalam kondisi kritisnya di rumah sakit XXX. Paman pasti tidak tau bagaimana ia diperlakukan disekolahnya bukan? Ia selalu mendapatkan cacian dan makian dan lebih parahnya ia diperlakukan layaknya hewan!! Kumohon paman.. Agar paman mengerti.." tangis gadis tersebut yang membuatku langsung membelalakkan mataku, Rise mendapatkan perlakuan seperti itu? Mengapa ia tidak melawannya..?

"Rise tidak melawan mereka, karena ia tidak ingin masalahnya sampai terungkap dan membawa polisi. Ia tidak ingin mencemari nama baik paman... Kumohon agar paman segera sadar dengan perlakuan paman.." jelasnya sembari dengan isakan tangisnya

"A-aku mengerti.. Terima kasih karena sudah menyadarkanku.." balasku dan segera mematikan sambungan telfonku. Aku pun dengan segera pergi ke bandara yang berada di London dan memesan tiket ke Jepang.

"Apa yang sudah kulakukan... Aku sungguh memalukan sebagai orang tua.." gumamku saat berada dalam pesawat

Beberapa jam telah berlalu, aku pun dengan segera menelfon bawahanku untuk menjemput Ken dan membawanya padaku. Aku juga merasa bersalah pada Ken, karena memberikan perlakuan yang sangat buruk padanya. Aku juga tidak lupa menyuruh bawahanku membelikan parcel buah2an untuk Rise dan Ken makan nanti.

Tak perlu waktu lama, aku pun sampai didepan ruangan Rise. Aku menunggu Ken. Dan 5 menit setelahnya Ken juga datang bersama bawahanku.

"A-ayah.." panggilnya kaget

Aku pun segera memeluknya dan meminta maaf padanya "Ken.. Maafkan ayah.. Ayah menyesal telah berlaku demikian.. Maafkan ayah.. Ayah mohon.." ucapku sembari menangis dipundaknya

Ia seperti terkejut mendengarku meminta maaf "Ayah tau.. Perbuatan ayah su-" belum selesai berbicara Ken sudah memotongku "Aku sudah memaafkan ayah.. Jadi ayah tidak perlu merasa bersalah padaku.." potong Ken sembari membalas pelukanku

Sungguh Ken berhati mulia.. Ia memaafkanku begitu cepat.

"Terima kasih Ken.." jawabku dan mencium keningnya selepas memeluknya

"Ayo ayah! Kita bertemu Rise!!" pekiknya senang dan akupun hanya mengiyakan apa yang diminta Ken

Ken menarik tanganku dan membuka pintu ruangan Rise

Dapat kulihat, Rise menatapku dengan tatapan tajam yang tersirat kebingungan didalamnya. Gadis yang menelfonku pun menjelaskannya

"Etto..Ia kesini ingin meminta maaf atas perlakuannya padamu, Rise.." ujar gadis tersebut sembari mempersilahkanku berdiri disamping Rise

Aku pun yang tak mau kehilangan moment berharga ini dengan segera memeluknya "Rise.. Maafkan ayah karena telah berkata kasar dan bersikap buruk terhadapmu.." ucapku sembari tetap memeluknya yang masih terbaring lemah diranjang rumah sakit ini

Ia pun hanya diam menunggu kelanjutan ucapanku "Ayah menyesal telah berkata sedemikian rupa padamu, berlaku kasar padamu, dan hal buruk lainnya padamu." lanjutku dan tanpa kusadari air mata telah menetes pada bahu Rise

Dan ia pun membalas pelukanku, sungguh pelukan keluarga memanglah yang terbaik "Tidak masalah" balasnya singkat, ia memang sudah bersikap dingin sedari kecil yah.. Dan tidak pernah berubah

"Jadi kau sudah memaafkan ayah?" tanyaku sembari melepas pelukanku

Ia pun hanya mengangguk sebagai jawaban "Iya"

"Syukurlahhh!! Paman sudah berbaikan dengan Rise maupun dengan Ken!! Aku senang mendengarnya!!" pekik gadis yang ku tau namanya adalah Cella sembari memeluk Ken

"Se..sesak ka Cella.." ucap Ken karena pelukan Cella yang sangat ketat

"Heee~ kau seperti boneka Ken! Empuk!" gemas Cella sembari mencubit pipi Ken sungguh baru pertama kali ini aku melihat mereka berdua (Dibaca:Ken dan Rise) tertawa dan tersenyum seperti ini

"Aku bukan boneka ka Cell!!" jerit Ken membuatku gemas dan tertawa karena tingkah mereka yang kekanakan

Sungguh, aku menyesal telah berlaku demikian pada mereka. Aku terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan sehingga tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka. Aku berjanji akan menjaga hubungan keluarga ini agar aku tidak merasakan penyesalan kembali.

-TBC

When I Meet You For The First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang