"Jika kau diberikan kesempatan untuk bisa kembali ke satu waktu, kemana kau akan kembali? Lalu sekarang kita akan hidup seperti apa?'"
Suara penyiar radio begitu nyaring terdengar, sepoy angin masuk kedalam celah jendela yang sengaja ku buka.
Aku kembali menulis didalam lembar lembar buku menceritakan hal yang nantinya akan turun dan turun terdengar oleh anak dan cucuku. Sebuah cerita yang nantinya akan membuatku teringat bahwa di tempat ini, aku menemukan diriku terpaku pada seorang lelaki berparas rupawan yang kini duduk di sampingku sambil ikut menikmati suara rintik hujan yang saat itu juga mengiringi pertemuan pertama kami.
"Kalau waktu bisa ku putar balikkan, kemana aku akan kembali?" Gumamku sambil berhenti menggoreskan bolpen di kertas lalu menatap butir hujan yang perlahan turun
Senyum tersirat di bibirnya, lalu ia merangkul pundakku dan mengacak rambutku perlahan.
"Padaku" ucapnya pelan
"Padamu?" Kataku
------------------------------------------------------
----------------------flashback---------------------Dua tahun sudah aku tinggal terpisah dari ayah dan ibu, lalu memulai semuanya dengan baru di sebuah apartment kecil yang dekat dengan hiruk pikuk ibu kota. Jika dulu kicau burung akan riuh terdengar saat aku membuka mata, kini hanya bunyi kendaraan yang lalu lalang sejak pagi buta yang ada.
Aku terbangun dan langsung membuka jendela di dapur kecilku dan mencoba mendapatkan energi baru dari orang orang di luar sana. Apakah mereka juga melalui hari yang sama denganku?
"Selamat pagi! Cuaca yang bagus untuk mengawali hari!"
Suara penyiar radio itu nyaring terdengar di telingaku begitu ku tekan tombol powernya.
"Hari ini tanggal 28 juli, apakah ada yang berulang tahun hari ini? Kalau begitu ku ucapkan selamat ulang tahun dan semoga kalian selalu di berkahi. Jangan lupa mulai hari ini dengan tersenyum!"
Tutur katanya selalu menemani hari hariku yang sepi.
Aku mencoba untuk menarik nafas panjang lalu menghirup aroma kopi di mug yang ku pegang. Meskipun hari ini bukan ulang tahunku aku berusaha untuk selalu tersenyum saat mengawali hari walaupun entah nanti sore senyum ini masih ada atau sudah pergi.
"Untuk kalian yang akan memulai aktivitas hari ini, jangan lupa kembali ke rumah dan kembali pada pelukan orang orang yang di cintai, untuk mengiringi itu akan ku pilihkan sebuah lagu, ini dia Bruno Major - Home"
Lalu alunan gitar terdengar merdu keluar dari sela sela stereo kecil disamping radio itu.
Jika lagu kedua sudah mulai di putar, artinya sudah waktunya aku bersiap untuk pergi bekerja.
Aku buru buru menuruni tangga untuk keluar dari bangunan apartment dan memulai hari padatku di kantor. Berjalan kaki adalah pilihan terbaik untukku, selain aku bisa berolah raga aku juga bisa menghemat uang untuk sekedar menikmati kopi di sore hari nanti setelah pulang kantor.
"Hati hati di jalan!" Ucap pemilik toko roti langgananku
Aku melambaikan tangan sambil terus berjalan
Kota ini bising, tapi kalau ku ingat bahwa aku bisa kembali ke rumah saat pekerjaanku membaik, aku merasa senang. Lagipula orang orang disini juga baik dan bisa di andalkan, walaupun memang tak ada seorangpun yang benar benar bisa menemaniku tapi aku bisa menikmati kesendirianku disini.
"Selamat pagi nona ji, kau terlihat ceria pagi ini" sapa security kantor sambil membukakan pintu masuk
"Selamat pagi dan terimakasih lagi untuk menyapaku pagi ini" ucapku lalu tersenyum dan melanjutkan perjalananku menuju lantai kerjaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
-MELLIFLUOUS-
Fanfiction/məˈliflo͞oəs/ (Of a sound) pleasingly smooth and musical to hear There is a feeling, when you listen to radio, that it's one person, and they're talking to you, and you really feel their presence as one person.