Tok.. Tok.. Tok.. Suara sol sepatuku menaiki anak tangga kampusku. Aahh Capek umpatku dalam hati, kenapa juga lift dikampusku harus rusak, dan kenapa juga dosen pengajarku memilih lantai 4, untuk mengadakan tes hari ini. Dan Uppss aku terpeleset.. Aku berpegangn pada anak terali tangga, uuchh untung cuma kaki ku yang terantuk anak tangga, Tapi tba- tiba.. Ha..ha..ha.. Terdengar Suara teman-temanku menyoraki..
"Makanya hati-hati neng, kata mereka..".
"Sialan, kataku kepada mereka.." Sambil terus berjalan, menahan malu, memenggangi kakiku yang sakit. Bukannya apa-apa.. Karena saat kejadian tadi, aku melihat ada Dharma disana, ya .. Dharma Adalah kakak kelasku, huuuh siapa yang enggak kenal Dharma dikampus ini, dia bukan hanya ganteng dan pintar, tapi juga kaya raya. Dharma bukan cuma mahasiswa tapi dia juga sudah bekerja pada salah satu perusahaan terkenal pemerintah dan menjabat satu posisi yang bagus pula, yaitu sih kata teman-temannya. Makanya banyak banget cewe-cewe di kampus ini yang ingin merebut dan hati Dharma.. Termasuk aku he..he.. Tapi sampai detik ini belum ada yang memenangkan hati Dharma. Dharma begitu tertutup semenjak ditinggal Tari.. Yaah hampir 3 tahun Tari telah berpulang, karena kecelakaan. Dan selama itu pula Dharma menutup dirinya rapat-rapat untuk wanita.
Kelas sudah penuh, dan hampir seluruh bangku terisi, hanya tinggal bangku yang menurut mereka tidak strategis buat menconteklah yang masih belum terisi, dan sudah pasti bangku itu adanya paling depan huuuhh.. Dan duduklah aku disalah satu bangku terdepan itu.. Hufftt .. Kenapa hari ini aku begitu sial, umpatku dalam hati.. "TAPI.." apa benar ini hari terburukku.. ?? Kalau ternyata aku harus duduk bersebelahan dengan Dharma... AHA.. Rasanya tidak!!.. Aku senang bisa duduk bersebelahan dengan Dharma. Aku salah tingkah sendiri ha..ha.. Akupun mengeluarkan buku dan pura-pura sibuk membacanya.. Dan Bruuukk.. Buku ku berjatuhan ke lantai, karena tanpa sengaja Dharma menyenggol bangkuku..
"Uuppss .. Aah maaf, katanya.."
"Ahh ya ga apa-apa, kataku.." Lalu aku dan Dharma memunguti buku yang berjatuhan dilantai, tanpa aku sadari.. teryata Dharma menatapku lama sekali, karena tanpa sengaja pula, aku melihat Dharma, ya ampun bathinku.. Kenapa Dharma begitu lembut dan ganteng, dan ah wajah kebiruannya itu, ya sepertinya Dharma baru saja mencukur jenggot dan kumisnya, sehingga warna kebiruan dari wajahnya terlihat jelas. Aku malu dan tak berani manatap mata Dharma lama-lama. Setelah itu aku kembali duduk dibangkuku, begitu juga dengan Dharma.
Dosenku datang, dan mulai membagikan kertas lembar soal, semua sibuk dengan soal-soal yang ngejelimet, yang membutuhkan konsentrasi. Dharma begitu serius mengerjakannya. Sesekali aku melihat kearahnya, aah masa bodo, aku terus melihatnya.. Toh dia ga tau, kalau aku sedang memperhatikannya, pikirku begitu. Dan aku rasa diapun begitu, sama denganku, karena dia sudah beberapa kali tertangkap basah olehku. . sudah beberapa kali Dharma terlihat olehku, sedang melihat kearahku. Tapi kali ini aku dan Dharma sama-sama tertangkap basah.. Kami berdua sama-sama saling beradu pandang. Hfftt .. Aku menarik nafas.. Menahan malu. Dan akupun yakin Dharma juga seperti aku.. Dharma tersenyum ke arahku.. Haahh senyum itu, benar-benar sudah menggoda aku.
Dharma selesai lebih dulu, tidak aneh buatku, karena Dharma memang pintar, sehingga kalau hanya soa-soal seperti ini, Dharma tidak memerlukan waktu yang lama. Setelah beberapa saat barulah aku selesai. Siang itu, udaranya panas sekali. Aku ingin cepat-cepat ke kantin, menikmati segelas juice buatan bu Maria yang terkenal enaknya dikampus ini. Lalu aku mencari Ira, sahabatku.
"Ra, kantin yuk..? Aku haus nih, kataku mengajak Ira". Lalu kami berdua jalan menuruni anak tanga, Karena ternyata lift di kampusku belum selesai diperbaiki. Tap..tap..tap.. Baru beberapa anak tanga aku dan ira turuni.
"Aulia..." Aku mencari sumber suara yang memanggilku.. Ahh ternyata Dharma.
"Ya ... Jawabku.."
"Tadi, maaf ya.. Aku ga sengaja.." Ehm Dharma mengulangi kata maafnya.. Bukankah Dharma sudah mengatakan hal itu tadi..?
"Enggak apa-apa.. Jawabku." Lalu meninggalkan Dharma begitu saja.
"Weiitsss apa pulak ini..?? Ira memandangku.. Dharma lari-lari, cuma untuk minta maaf sama lo Li..?"
"Baahh.. Ini aneh, kata Ira lagi dengan logat Batak nya.."
"Gak mungkin Dharma ngelakuin ini semua..? Yang gue tau, Dharma sudah cukup lama ga mau bicara sama perempuan manapun dikampus ini?.. Dan gue cukup lama kenal Dharma.. Dia ga mungkin ngelakuin semua ini..? "
"Hei.. Hei.. Ini pasti ada apa-apanya...?" Ira terus saja mengoceh..
"Aahh udah yuk.. Aku memotong ocehannya Ira, aku udah haus nih, dan lagi mana mungkin Dharma suka sama gue, Ra..?" Kali ini Ira yang memotong ocehanku.
"Weh..weh.. Siapa cowok dikampus ini yang ga suka sama elo Li..? Udah cantik, model terkenal, Pintar.. Siapa sih yang enggak kenal dengan "AULIA DERMAWAN ..??"
"HA..HA.. Aku tertawa melihat kelakuan Ira, aku melihat Dharma sedang memperhatikan aku, Ira terus saja berceloteh..
"Li.. Cuma Dharma aja yang salah, kenapa dia memilih Tari.. Aah Kali ini Ira sudah keterlaluan, lalu aku menarik tangannya, aku takut Dharma mendengar apa yang barusan Ira bilang.
"Yuk aah udh.. Kataku.."
"Juice jambunya 2 ya bu.. " pesanku pada bu Maria. Tapi Deg.. Ternyata Dharma juga sudah ada dikantin, dan memesan minuman juice yang sama dengan yang aku pesan. Dharma tersenyum kearahku.
"Dug.. Tiba-tiba Ira menendang kakiku, mengenai kakiku yang sakit, yang terantuk anak tangga tadi pagi, karuan saja aku menjerit "ADUH..." Sehingga semua orang yang ada dikantin menoleh kearah aku.
"Maaf.. Kata Ira, sambil memonyongkan mulutnya, tinggal aku yang meringis kesakitan. Dharma melihatku sambil tersenyum, dan ini senyum Dharma yang kesekian kali untuk aku.
Jam sudah menunjukan pukul 09:15, wah sepertinya Aku akan terlambat sampai dikampus, kalau ga gara-gara nonton film kesayangan, ga akan kesiangan kaya gini deh. Menyesal tapi udah terlanjur.. Akhirnya aku berlari menuju garasi, untuk mengeluarkan mobilku, karena didepan mobilku terparkir mobil papa, hari ini pak Mul, supir papa dia tidak masuk, Karena sakit. Aku mengeluarkan mobil papa terlebih dulu, lalu mobilku. Tapi, Creek...crekk..Aduuh ada apa lg ini..? Kenapa mobilku..? Aah aku membanting pintu mobilku keras.
"Nabil, Aku berteriak memanggil adikku, Aku pinjam Mobilnya ya .."
"Kali ini Nabil yang berteriak.. "Ga bisa kak.. Hari ini aku sudah ada janji dengan Poppy, untuk antar dia kebandara.." Uhhff .. Benar-benar menyebalkan.. Untuk pesan taksi online pasti butuh waktu, cari taksi, heemm jam segini cari taksi kosong, ga mungkin banget. Padahal aku sudah harus cepat tiba dikampus. Akhirnya aku berjalan kedepan mencari ojek yang biasa mangkal diperempatan jalan rumahku, untung tidak terlalu jauh. Satu. Dua. Tiga. Menit.. Ampuuun ga ada satupun ojek yang biasa mangkal, aku masih menunggu, ya ampun ini sudah jam 10:09, sedangkan perjalanan menuju kampusku, diperlukan Waktu 1:10 menit. Aku sudah harus sampai jam 12 tepat, karena hari ini tesnya jam 12:30. Huuh sambil kesal aku menunggu.. Didepanku tiba-tiba berhenti sebuah mobil sedan hitam, tin..tin.. Aku melihat ke dalam si empunya Mobil tadi, dia menurunkan kaca jendela Mobilnya.. Eh.. Loh.. Bukankah itu Dharma.. Mau apa dia..? Bukankah arah menuju kampus dari rumahnya lebih dekat dari arah yang berlawanan.
"Hai.. Lagi nunggu apa Li..? Kemana mobil kamu..?"
"Tunggu taksi, mobilku mogok.."
"Ya sudah, bareng aku aja yuk.. Aku juga mau kearah kampus.."
"Enggak usah jawabku, aku naik taksi aja.." Tapi Kali ini Dharma Benar-benar minta aku untuk ikut sama dia. Akhirnya aku menurut, lumayan juga pikirku dari pada aku telat sampai kampus Nanti. Aku naik ke mobilnya, dan yang keluar dari mulut Dharma pertama kali adalah.. "Hai.. ". Lalu aku juga membalasnya dengan kata yang sama "Hai.. ". Dan setelah itu kami sama-sama diam seribu bahasa hehe.. Uuuh ini yang aku ga suka, satu mobil tapi tidak bicara, aku kan jadi salah tingkah. And then akhirmya, Dharma memulai percakapannya setelah hampir 15 menit sunyi sepi..
"Ada tes hari ini Li..? Saat itu aku cuma bisa mengangguk..
"Dharma, bukan nya hari ini kamu tidak ada mata kuliah..?? Tanyaku.."
"Hei.. Hei.. Dharma tersenyum melihatku.. Aku jadi salah tingkah dibuatnya.. "Hapal juga ya, dengan jadwal kuliahku.. " aahh mati aku, kenapa aku musti bertanya seperti itu pada Dharma. Aku malu, aku cuma bisa diam, dan aku rasa muka aku pasti sudah seperti udang rebus.. Merah, menahan malu. Uhh perjalanan hari ini malah jadi terasa lama.. Aku mau cepat-cepat sampai kampus biar terlepas dari rasa malu aku pada Dharma. Akhirnya sampai juga kataku dalam hati, aku mengucapkan terima kasih pada Dharma, dan turun dari Mobilnya. Lalu Dharma menurunkan kaca jendela mobilnya.
"Nanti sore aku jemput ya Li.." Lalu Dharma pergi begitu saja, Tanpa menunggu balasan jawaban dari aku, aahh apalagi ini..?
Aku menyusuri koridor kampusku, dari jauh Ira sudah tersenyum-senyum melihat kedatanganku, apalagi yang akan diperbuat olehnya kali ini..
"Duh yang sudah diantar supir pribadi, seneng dong ya..?"
"Eehh enggak gitu, aku menjelaskan permasalahannya pada Ira, tapi sepertinya dia tidak percaya, dengan semua ceritaku, aah ya sudahlah aku masa bodo saja. Dosenku mulai membagikan lembar soal, semua diam dan sibuk mengerjakan soal-soal.
"Raa.. Aku ikut ya, sampai halte.. Pliss bujukku pada Ira, nanti aku naik taksi aja ke Plaza Senayannya.. Sambil berjalan menuju tempat, dimana Ira memakirkan mobilnya.
"Ga usah naik taksi Li.. Biar gue aja yang anter, kebetulan juga gue mau kearah mayestik kok, jadi gue bisa anter lo, sampai tempat. Tin..tin. Dharma membuka kaca jendela mobilnya..
"Hai Ra.. Li.. Gue pinjem Aulianya ya Ra..?" Kata Dharman kepada Ira. Ira mencubit tanganku. "Giih sana, udah ada yang jemput tuh, kata Ira sambil menggodaku. Anehnya aku menurut dan masuk ke mobil Dharma.
"Daagghh.. Ira melambaikan tangannya kearahku dan Dharma. Lalu kami menyusuri jalan.
"Kemana Sekarang kita Li..? " Tanya Dharma.
"Hemm.. Hari ini aku, ada fashion show di Plaza Senayan, tapi kalau kamu kejauhan anternya, ga papa aku naik taksi aja.."
"Heii.. Jangan ngomong seperti itu dong Li.. Pokoknya, hari ini aku mau antar kamu kemana aja, ya... Dan jangan menolak OK.." ucap Dharma sambil tersenyum.. Akhirmya aku sampai di Plaza Senayan, aku langsung keruang ganti, siap-siap untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Dan sudah pasti Dharma akan cukup lama menungguku, tapi tidak terlihat ada rasa letih, yang aku lihat, di wajahnya. Jelas aku bisa melihatnya, karena Dharma duduk paling depan saat itu. Hampir 2 jam Dharma menunggu, akhirnya aku selesai juga. Aku mencari Dharma, kemana dia..? Kok sudah tidak ada ditempat tadi Dharma duduk. Aku sedikit bekeliling, tapi tak kutemukan Dharma, ah lebih baik aku ke area parkir, dimana tadi sore Dharma parkirkan mobilnya disana. Siapa tau Dharma menunggu dimobilnya. Ahh benar.. Ternyata Dharma tertidur didalam mobilnya, wajahnya begitu tenang, aku memberanikan diri untuk mengetuk kaca jendela mobilnya.. Tok..Tok.. Dharma terbangun.
"Hei.. Aduh sorry, Katanya.." Lalu membuka pintu mobil dan mempersilahkahkan aku masuk kemobinya.
"Kita kemana lagi Li..?"
"Aku menggeleng.."
"Sip, kalau begitu sekarang giliran aku yang akan ajak kamu ya Aulia, kita makan ya, perut aku sudah laper nih sambil menunjuk perutnya.." Haha iya Benar, dari sore tadi sampai sekarang Dharma mungkin belum makan karena menunggu aku tadi.. Kasian Dharma. Aku menurut, kami menuju tempat makan. Dharma makan dengan lahap malam itu, dia benar-benar lapar sepertinya. Tapi aku senang melihatnya, setelah selesai Dharma mengantarku pulang.
"Aulia, besok aku jemput ya..? Tanya Dharma saat aku turun dari mobilnya.
"Ga usah, besok aku mau kebengkel.. dan lagikan, besok kamu ga Ada kuliah.. "Upss.." Lagi-lagi aku terjebak dengan pertanyaan aku sendiri, Dharma tersenyum. Tapi tidak bicara apa-apa lagi, lalu pergi.. Iihh anak ini, seenaknya saja pikirku. Tapi biarlah, Biar bagaimanapun aku senang diperhatikan olehnya.
Aku menuruni anak tanga rumahku, menuju garasi, aku lihat pak Mul sudah datang, dan mencoba membetulkan mobilku bersama Nabil adikku.
"Gimana 'Bil.. Udah bisa mobil kakak..?"
"Belum nih kak.. kayanya bener-bener, harus dibawa kebengkel deh.."
"Ya udah kalau begitu kakak pinjem mobilnya kamu ya..?"
"Eh ga bisa kak Auli.. Aku mau jenguk mamanya Poppy, tadi malam masuk rumah sakit.
"Huh kamu tuh ya Poppy terus..".
Tin..tin.. Pak Mul berlari kepintu, dan membuka pintu gerbang.
"Neng Aulia, ada tamu katanya..". Tamu tanyaku dalam hati. Siapa pagi- pagi, yang sudah menjadi tamuku..? Karena biasanya tamu yang datang pagi-pagi dirumahku cuma tamu untuk papa.
"Ira, pak Mul.. Tanyaku?" Pak Mul menggeleng.." Ya sudah tolong suruh masuk saja pak Mul. Lalu aku menuju ruang tamu, aah ternyata Dharma, keren sekali Dharma pagi ini, Dharma menggunakan kemeja biru, celana panjang hitam dan dasi becorak vertikal, pas sekali dibadannya.
"Hei.. Selamat pagi, sapanya.."
"Selamat pagi juga balasku.."
"Kita berangkat sekarang ya Li.." Soal nya pagi ini aku ada meeting, kamu ga apa-apakan..?"
"Ga apa-apa.. Aku juga harus keperpustakaan ada buku yang harus aku cari". Lalu aku dan Dharma berpamitan pada mama dan papaku. Ada yang aneh buatku kali ini, ini kan baru pertama kali, Dharma bertemu mama dan papa aku. Tapi kenapa seperti nya mereka sudah sangat akrab ya. Ahh masa bodo'lah. Aku sih seneng aja mama dan papa bisa suka dengan Dharma.
"Dharma.. "
"Heem.." Jawabnya sambil sibuk menyetir mobilnya. Ahh jawaban itu..
"Iya Li, ada apa..?"
"Ehm .. Eh .. Enggak, kata kamu, pagi ini ada meeting, kalau begitu kenapa kamu harus jemput aku. Bukannya nanti kamu telat gara-gara harus jemput aku dulu.
"Hei.. Udah deh, jangan bicara seperti itu lagi ya.. Aku suka kok ngelakuinnya.." Dharma sedikit marah padaku, aku diam. Setelah beberapa saat hening Dharma kembali bertanya.
"Aulia.. Kamu keberatan, kalau aku suka mengantar dan menjemput kamu..? Aku menoleh pada Dharma.
"Bukan begitu, aku enggak keberatan kamu antar dan jemput aku, aku cuma ga mau menyusahkan kamu.." Nanti perkerjaan kamu jadi terbekalai cuma gara-gara aku.." Ehhh he..he..he.. Dharma sedikit tertawa dan memotong ocehanku..
"Ternyata kamu bisa ngomong panjang juga ya..? Aku kira, selama ini kamu begitu pelit untuk mengeluarkan suara, Dharma tertawa.. Aku juga ikut tertawa. Pagi ini banyak sekali yang kami bicarakan. Tak terasa aku sudah sampai dikampusku.
"Li.. Nanti siang aku telepon ya.." Seperti biasa, Tanpa menunggu jawaban dariku, Dharma pergi begitu saja.
Aku berjalan menuju perpustakaan, beberapa menit saja aku disana, kemudian aku masuk ruang kelasku. Ira sudah disana, aku duduk disebelahnya. Mengikuti mata kuliah. Heemm 12:45, aku melirik jam tanganku, mana kataku dalam hati.. Katanya Dharma mau telepon aku.. Tapi mana..? Eh Kena aku jadi seperti ini..? Kenapa aku jadi begitu gelisah menunggu telepon dari Dharma..?
"Hei.. Jangan gelisah gitu dong, sebentar lagi juga pasti datang.." Ira menggodaku.
"Iih.. siapa juga yang gelisah..? Kataku.."
"Yuk pulang aja, ajakku pada Ira". Aku berjalan menyusuri koridor kampusku. Eeh bukankah itu Dharma..? Dia sudah menungguku didepan mobilnya, sambil tersenyum padaku. Dharma menyambut kedatanganku.
"Kesel ya.. Nungguin telepon dari aku, maaf ya.."
Lalu ira tertawa menggodaku .. "Iya nih, dari tadi kerjaanya cuma ngeliatin hand phone terus.." Iih aku benar-benar dibuat malu sama Ira, apa kata Dharma Nanti.
"Ra, aku pinjam Aulianya ya..?" Aku sedikit kesal, kenapa Ira menggodaku, dan kenapa seperti nya Dharma pun melakukan hal yang sama kepadaku.
"Li.. Maaf ya, tadi sudah bikin kamu menunggu, telepon dari aku, tadinya aku juga sudah ingin telepon kamu, aku ga tega ngebiarin kamu menunggu. Cuma skenarionya sudah diatur seperti ini.. Skenario... Aku berpikir keras.. Skenario apa..? Lalu Dharma meneruskan ceritanya..
"Aulia, kamu tau.. Semua yang terjadi ini sudah dibuat dan diatur olehku, Ira dan Nabil adik kamu. Aku yang minta sama mereka untuk membantu aku, agar aku bisa dekat dengan kamu, aku sudah lama menyukai kamu Li.. Tapi aku ga punya cukup keberanian untuk mengatakannya sama kamu. Awalnya Ira yang mengatakan kepadaku kalau kamu juga punya perasaan yang sama denganku.. Aku pikir awalnya Ira cuma bercanda mengatakan hal itu, karena mana mungkin seorang model terkenal, cantik, dan banyak dikelilingin pria, suka dengan aku, maka aku rasa, aku enggak pantas untuk dapat memiliki hati kamu. Tapi yaaah mungkin, ini yang namanya takdir.. Aku seperti punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan aku untuk kamu. Itulah kenapa aku minta bantuan dari Ira dan adik kamu Nabil. "Maafin aku Li.. Karena sudah berani jatuh cinta sama kamu, aku tau kamu pasti marah sama aku, karena sudah ngelakuin ini semua.."
"Aulia .. Jawab pertanyaan Aku.. Apa kamu marah..? Kamu benci sama aku..? " Aku benar-benar kacet dengan semua ini.. Aku sama sekali tidak menyangka.. Bahwa Ira, Nabil adikku, bahkan mama dan papaku terlibat dalam hal ini.."Dharma kamu keterlaluan..." "Tapi kamu senengkan..?" Ganggunya.. Aku cemberut, aku pura-pura marah, aku ga tau harus marah atau senang, disisi lain aku beruntung dapat memiliki Dharma, Tapi aku kesal karena Dharma sudah mengatur semua ini. Dharma menarik tanganku dalam genggamannya.. "Maafin aku Aulia.. Maukan kamu jadi pacar aku..?" Kemudian entah dari mana keberanian itu, Dharma membawa aku dalam dekapannya. Dharma memelukku erat sekali, seperti nya Dharma tidak Ingin kehilangan orang yang dia sayangi lagi.." Aku mengagguk.. Mengiyakan keinginan Dharma untuk menjadi kekasihnya.."
"Terima kasih AULIA.."
YOU ARE READING
My Dearest Aulia
RomancePokoknya, hari ini aku mau antar kamu kemana aja, ya.. Dan jangan menolak OK.. " ucap Dharma sambil tersenyum.. Akhirmya aku sampai di Plaza Senayan, aku langsung keruang ganti siap-siap untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai.