Namanya Afrino, teman cukup dekat saat aku duduk di kelas satu SMA. Anaknya sederhana, tidak terlalu tampan ataupun mencolok. Dulu dia pernah menyukaiku karena kami terlalu sering bersama, dan aku pun menikmati kebersamaan itu tanpa berpikir akan berkembang lebih jauh.
Ada masanya saat dia mati-matian membelaku, jadi pahlawan saat aku kesiangan, atau pembela kebenaran saat aku dipojokkan. Hadir saat aku ditinggalkan mantan pacar dan bertahan meski tidak ada kupedulikan. Tapi kemudian menghilang saat aku mulai tersadar.
Dia menyenangkan, hanya aku yang terlambat sadar, dan ketika penasaranku datang, ku kirim pesan padanya lihatlah seperti apa dia balas mengabaikan.
Aku cukup tergiur dengan dia yang sekarang, meski tau sikapku tidak untuk ditiru tapi mengetahui ada yang memujamu itu nenyenangkan dan aku merindukannya.
Lihat peruntunganku, apakah dia yang baru masih peduli atau hanya menganggapku angin lalu. Anggap ini taruhan tanpa kehilangan apapun, toh aku tidak rugi jika dia memilih pergi, tidak mengharap hubungan apalagi kepastian hanya keusilanku yang merindukan perlindungan.
Hallo. Apa kabar?
Aku rindu.