6

341 86 6
                                    

Keduanya masih terdiam didalam mobil. Entah memikirkan apa. Baik Yunho maupun Jaejoong tidak ada yang berminat untuk membuka topik pembicaraan.

Jaejoong tahu, sebenarnya teman - teman setimnya tersebut sedang mencoba menyelamatkan rumah tangganya yang retak selama 1 tahun terakhir sejak Changmin, memergoki sang ayah berselingkuh dengan sahabat dekatnya, Letnan Kwon Boa.

Tapi ini sebuah cerita yang semua orang akan menyana bahwa hal ini akan terjadi.

Pekerjaan Jaejoong yang sangat sibuk sebagai seorang agen, dan sang suami yang dekat dengan Letnan Kwon selama berbulan - bulan di berbagai kesempatan. Saat bertugas di Afghanistan, di Iraq, di Timur Tengah, semua misi dijalankannya dengan wanita lajang berusia awal 30-an tersebut.

"Kita sudah sampai, Jae." Ucap Yunho ketika mobil yang mereka tumpangi diparkir tepat di depan Shindong Junior High School.

Sekolah Seulgi.

"Biar aku saja yang turun. Aku khawatir jika Seulgi terkejut dengan kedatanganmu." Ucap Jaejoong sambil membuka pintunya terlebih dahulu.

Sebenarnya ada rasa mencelos yang panas di hati Yunho ketika Jaejoong mengatakan demikian. Apakah kedua anaknya sudah membencinya?

Ia yakin, Jaejoong bukanlah tipe ibu yang seperti itu. Sejak Changmin dan Seulgi lahir, Jaejoong tidak pernah sekalipun membuka aibnya didepan sang anak, ia hanya menceritakan hal - hal baik yang bisa dicontoh oleh kedua anaknya dikemudian hari.

Ia menunggu dibalik kemudinya dengan sedikit linangan air mata yang menggenang disudut matanya yang runcing.

Dirinya, seharusnya tak seperti ini.

Mungkin diluar sana ia patriot yang hebat, berjanji dengan seluruh jiwa raga dan hartanya, mengabdi pada negara. Berani mati dimedan perang atas nama negara. Tetapi janji yang mengikat keluarganya adalah suci, lebih suci dari janjinya pada negara.

Ia melanggarnya, mengotorinya dan mengkhianatinya.

Ia tak berani mati untuk keluarganya dan justru meninggalkan mereka.

"Papa!"

Seulgi memekik begitu melihat mobil Yunho terparkir didepan sekolahnya. Gadis berambut kucir kuda tersebut sampai melonjak kegirangan begitu melihat mobil yang sangat ia rindukan selama 10 bulan terakhir ㅡ sejak sang ayah meninggalkan rumah.

Yunho yang merasa terpanggil langsung beranjak keluar dari kursi kemudinya. Menyambut pelukan gadis kecilnya tersebut.

"Aku rindu. Rindu sekali.... papa kemana saja?"

Papa kemana saja?

Kemana ia selama ini?

Seulgi memeluknya dengan punggung bergetar. Yunho pun bisa merasakan bagian depan seragamnya basah. Putrinya menangis.

"Maafkan papa, nak. Maafkan papa."

Hanya ucapan maaf dan penyesalan yang bisa diucapkan Yunho kepada putri kecilnya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Seulgi padanya.

"Papa, menangis?"

Seulgi sedikit terkejut melihat sang ayah menangis ketika memeluknya. In adalah kali pertama sepanjang hidupnya ia melihat ayahnya menangis. Biasanya, ibunyalah yang lebih sering menangis.

Yunho mengangguk. Tangannya mengusap kasar pipinya yang basah.

Jaejoong menatap keduanya dengan ekspresi datar. Walaupun sesungguhnya dalam hatinya berkecamuk dengan berbagai emosi dan perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan. Bahkan, sangat ingin rasanya ia ikut memeluk anak bungsu dan suaminya tersebut.

Bon Voyage •  [YUNJAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang