satu

119 5 0
                                    

"Yenaaaaa......"

"Yenaaaa jangan kesanaaa"

Suara anak kecil yang sangat mencemaskan seorang anak perempuan disebrang sana masih terdengar dengan jelas,tidak ada yang bisa dilakukan oleh keduanya lagi,mereka hanya anak kecil yang tidak tau cara menghindar dengan benar.

Tiiiinnnnnnnnnnnn....

Braaakkk..
































"YENA !" Laki laki berusia 18 tahun yang sedari tadi tidur pulas tiba tiba terbangun dan reflek mengucapkan nama seseorang.

Nafasnya terengah engah seolah ia habis dikejar sesuatu yang menghantuinya.

"Shit! Mimipi buruk lagi ash!" Umpatnya geram.

Sambil mengacak rambutnya kasar karna waktu tidurnya terganggu,ia menengok ponselnya untuk mengetahui jam waktu itu.



















Waktunya sekolah,Jeno yang sedari tadi mengutak utik sarapan paginya dan tak berniatan untuk memakannya.

--

Sekolah masih lumayan sepi,rutinitas Jeno dipagi hari hanya tongkrongan di bekas tempat parkir motor siswa yang sekarang menjadi tempat tumpukan kayu kayu dan barang tak terpakai,siapa lagi kalau bukan dengan Hyunjin,Haechan,Han. Sambil merokok.

"Eh coy"

Trio H itu berdehem bersamaan kala Jeno hanya menyebutkan kata 'coy'.

"Napa?" Tanya Hyunjin usai ia menghembuskan asap rokoknya.

"Gue mimpi buruk" kata Jeno sedikit risau.

"Mimpi buruk apaan? Cabut nyawa sama malaikat?" Frontal Haechan lalu mengunyah kacang.

Setelah mendengar kalimat itu,Jeno melempar kulit kacang yang dipegangnya lalu mendecak kasar. Sedangkan trio H hanya dapat menahan tawanya.

"Iya iyaa sultan,mimpi apaan emang?" Tanya Han.

Jeno termenung,ia bahkan kini tak menjawab.

"Heh onta! Udah kita tanyain bener bener malah bengong" gas Hyunjin.

"Hah? Ya ... ya,ya mimpi buruk aja udah"

Kalian tau maksud dibalik Jeno tak menceritakan yang sebenarnya.

"Mapel pertama cabut ke atap apa masuk dulu nih?" Tanya Haechan.

"Kalian kalo mau masuk duluan aja,gue lagi ga mood" kata Jeno lalu menghisap rokoknya.

"Dah ah gue cabut dulu ke kelas,kasian Somi" kata Hyunjin lalu menginjak puntung rokoknya lalu beranjak meninggalkan kawan karibnya.

"Si bucin mulai lagi. Gue juga masuk dulu lah,duluan ya Jen" kata Han

Jeno ber hem singkat sementara masih tersisa Haechan yang setia disamping Jeno.

"Kaga masuk kelas lu? Bel bunyi noh" tanya Jeno

"Ga lah,ntar aja" jawab Haechan singkat.

Mereka berdua asik menghisap rokok yang masih tersisa 2 batang lagi,bagi mereka itu adalah sebuah kewajiban kala diantara mereka sedang kacau.



Sedang asik Jeno santai santai,seorang gadis berjalan melewati mereka berdua tanpa Haechan ketahui,Haechan sibuk dengan ponselnya. Gadis itu menengok kearah Jeno dengan senyum simpul dan singkat pertanda mengetahui adanya Jeno yang melihatnya. Tak lama ia berjalan lagi entah ke ruang mana.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang