Chapter 7

1.2K 119 11
                                    

Hari Minggu pagi, Levi sudah selesai dengan kegiatan bersih-bersihnya. Rencananya, Eren akan datang kemari sore nanti. Entah apa yang dipikirkan Levi untuk kegiatannya satu ini, yang jelas, dia terlalu terobsesi dengan kebersihan.

Ponselnya berbunyi. Ada satu pesan masuk dari Eren.

From: Eren Yaeger

Pagi

Segera Levi balas.

To: Eren Yaeger

Jugaa

Singkat memang, tapi mampu Levi berdebar-debar. Maklumlah, dia sudah jatuh cinta terlalu dalam.

From: Eren Yaeger

Aku merindukanmu:(

Batin Levi berteriak. Dia sangat merindukan Eren juga. Padahal baru satu hari tidak bertemu, tapi dia sudah serindu ini.

To: Eren Yaeger

Nanti kita bertemu. Bersabarlah!

From: Eren Yaeger

Aku ingin menemuimu sekarang :( Aku rindu😭

Levi tertawa kecil. Dia menutup pesannya dan menelfon Eren. Telefon langsung tersambung.

"Halo-"

"Levi! Aku merindukanmu! Aku kesana sekarang. Tunggu aku disana, Sayang!"

Levi terkekeh. Terkadang dia merasa lebih tua daripada Eren.

"Dasar Eren," gumamnya sambil menggeleng kecil.

Benar saja. Eren sampai tak lama kemudian. Tanpa permisi, Eren masuk ke rumah Levi dan memeluk kekasih mungilnya itu.

"Akhirnya aku bertemu denganmu, wahai Kekasihku."

Lagi, Levi tertawa kecil. Inilah salah satu hal yang membuatnya mudah rindu Eren. Dipeluknya tubuh tinggi Eren dan hidungnya mulai meniti tiap jengkal leher Eren.

"Wah, Levi nakal sekarang," dengusan kecil lolos dari bibir Levi. Wajahnya diangkat dan dikecup pelan bibir Eren.

"Aku merindukanmu juga."

Eren tersenyum lebar. Tubuh mungil dipeluk sangat erat hingga Levi megap-megap bak ikan di darat. Saat pelukan dilepas, Eren segera menarik Levi ke ruang tamu dan mendudukkan dirinya di sofa tunggal. Levi didudukkan di atas pahanya.

"Levi," panggil Eren manja. Levi merasakan firasat tidak mengenakkan berhubungan dengan pantatnya, "sudah lama sekali kita tidak melakukannya. Terakhir kali itu satu bulan yang lalu saat kau bertemu Mama. Aku merindukannya," Levi menggeliat saat merasakan jari panjang Eren mengelus lubangnya dari luar celana.

"Tidak," Levi berusaha menolak. Jujur saja, dia lelah setelah membersihkan rumahnya. Padahal dia sudah membuat jadwal untuknya hari ini. Setelah kebersihan lingkungan yaitu kebersihan tubuh. Dia harusnya mandi. Tapi, tubuhnya memanas ketika jari Eren lagi-lagi menekan lubangnya.

Eren membuat wajah memelas, "Satu ronde saja. Kumohon?" Levi tidak tega. Tapi dia harus tetap menolak.

"Tidak- ah! Kubilang tidak!" Desahannya semakin tak terkendali. Jari-jari lentiknya meremas helai cokelat Eren.

Eren berdecak, "Aku tidak mau ditolak," dan dengan itu, Eren melucuti pakaian mereka berdua. Levi berusaha menghalau Eren yang ingin mempersiapkannya.

"Tidak! Eren, jangan!"

"Tapi kenapa?"

"Aku lelah. Lagipula kau sudah mandi pasti."

Am I Your Boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang