PART 16

2.5K 69 0
                                    


Setelah lulus kuliah, Abang Zahra sedang dilanda kebingungan. Ia bingung mau bekerja dimana, mau nikah juga pun tak tahu nikah dengan siapa. Berbeda dengan Zahra, sebentar lagi ia akan lulus kuliah dan langsung menikah dengan Fatan. Zahra yang mengetahui Abangnya tengah dilanda kebingungan, akhirnya Zahra berusaha menghibur Abangnya.
" Bang, kok kelihatanya murung gitu sih?." Ucap Zahra menghampiri Abangnya di sebuah sofa rumahnya.

" Abang bingung Dek, mau kerja apa ya Abangmu ini. Kalau nikah juga nikah sama siapa?." Ucap Abang.

" Wkwkw Abang-Abang, kalau nikah mah segera cari calonnya kali Bang, gercep-gercep lah wkwkw." Ledek Zahra pada Ilham.

" Ah kamu, ngejek Abang mulu, mentang-mentang bentar lagi nikah. Hemmmm." Ucap Ilham dengan kesal.

" Ih Abang, Aku kan masih lama Nikahnya." Ucap Zahra.

Mengetahu kalau Abangnya lagi kesal sama dia, Zahra langsung meninggalkan Abangnya. Ia langsung pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar, Zahra merenung memikirkan Abangnya, ia merasa tak enak hati pada Abangnya, karena ia akan mendahului Abangnya untuk menikah.

Ia pun kepikiran dengan kelulusan Fatan yang tinggal satu minggu lagi. Ia berfikir, kalau Fatan sudah lulus, pasti Fatan akan segera mengajak ke Pernikahan. Zahra pun sontak langsung terbayang-bayang soal itu, bagaimana kalau benar terjadi kalau Fatan mengajak nikah cepat.

Dari pada dihantui persoalan itu, akhirnya Zahra langsung menanyakan pada kedua orang tuanya.
" Bi, Zahra mau tanya sesuatu boleh?."

" Boleh, mau tanya apa Dik?."

" Gini loh Bi, satu minggu lagi kan Fatan lulus dari kuliahnya. Langsung soal perjodohanku enggak di percepat kan Bi?."

" Ya enggak lah Dik, kan dulu perjanjianya kalau kamu udah lulus Kuliah."

" Iya Dik, keluarga Fatan Enggak minta buru-buru soal pernikahan kamu kok." Sahut Umi yang berada di samping Abi.

" Alhamdulillah, kalau begitu Bi, Mi. Soalnya Zahra kefikiran kalau nanti tiba-tiba Fatan ngajak cepat."

" Semoga saja enggak Dik. Terus kamu pernah Chating an dengan Fatan Gak Dik?." Tanya Abi.

" Pernah Bi, satu kali saja."

" Terus Fatan pernah membahas soal perjodohan kalian enggak?. Tanya Umi.

" Enggak kok Mi."

" Berarti dia sudah tau Dik, kalau kamu gak mau nikah cepat-cepat." Ucap Umi.

" Iya Mi. Yaudah kalau gitu Mi, Bi. Zahra ke kamar dulu ya."

Zahra pun langsung meninggalkan Abi dan Uminya yang berada di ruang tengah rumahnya. Zahra langsung menuju ke kamar. Di kamar, ia sudah agak lega mendengar jawaban dari Abi dan Uminya meskipun bukan dari Fatan sendiri.

Sembari melupakan soal nikah, Zahra langsung bermain gitar kesayanganya dengan menyanyi-nyanyi kecil. Salah satu lagu kesukaanya yaitu lagu dari raisa yang berjudul Anganku Anganmu.

Tiada berbeda apa yang ku rasakan
Tajam menusuk tak beralasan
Kita sudah dingin hati

Dulu kita pernah saling memahami
Sekian merasa telah menyakiti
Kita telah lupa rasa

Setiap katamu cerminan hatimu
Jadikan berarti
Jangan sia-siakan waktumu tuk membenci

Satu jadikan tujuan kita
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia
Berlari ke arah yang sama bukan masalah
Semua punya ruang lukis yang kau mau
Karena ceritamu milikmu

Kutahu celamu tak sengaja berjiwa
Amarah dan benci beri kesempatan
Kita telah lupa rasa

Jangan sia-siakan waktumu tuk membenci

Satu jadikan tujuan kita
Hilangkan segala perdebatan yang sia-sia
Berlari ke arah yang sama bukan masalah
Semua punya ruang lukis yang kau mau
Karena ceritamu milikmu.

Saat tengah asik bermain gitar, tiba-tiba ponsel Zahra berbunyi dan dilayar ponselnya tertera pesan dari Fatan.

Assalamualaikum. Zahra. Maaf kalau mengganggu istirahatmu. Aku cuma menyampaikan amanat dari Abi dan Umi, kalau satu minggu lagi aku wisuda. Kamu dan sekeluarga dimohon bisa hadir ya.

Waalaikumsalam, Fatan.
Iya aku ingat kok, Abi dan
Umiku juga masihingat.
Insyaallah aku dan
sekeluarga bisa datang.

Alhamdulilah kalau begitu. Terima kasih Ra. Maaf Ganggu. Assalamualaikum.

Iya. Waalaikumsalam.

Zahra saat membalas Chat dari Fatan, ia ingin mempertanyakan soal perjodohan. Namun Zahra tak enak hati. Ia berfikir kalau itu nanti justru menambah beban fikiran Fatan yang bentar lagi wisuda. Zahra hanya mengurungkan niatnya dulu.

Tak kerasa, waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB. Zahra langsung memberesi kamarnya dan langsung tidur. Karena besok ia harus pergi ke kampus pagi-pagi.

             Selamat membaca.          

✔ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM✔.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang