PART 5

644 47 1
                                    

Rara menggeleng. "Tidak ! aku bilang melihat, bukan merasakan ! aku sudah keburu drop out sebelum hukuman itu aku lakukan !"

"Kenapa aku tidak terkejut mendengarnya ? bisik Selfi perlahan. Tangan Rara mengeluarkan sebatang rokok dan korek. Rara menghisapnya. Selfi menatapnya. "Tolong jangan merokok !"

Rara tertawa pendek. "Kenapa ? mau menasihatiku kalau merokok tidak bagus buat  kesehatanku !"

"Apa maksumu ?" tanya Rara bingung.

"Aku sakit !" jelas Selfi.

"Sakit ?" tanya Rara lagi.

Selfi mengangguk. "Aku tidak membolos pelajaran olahraga. Aku memang tidak bisa mengikutinya. "

"Memangnya kamu sakit apa ?" tanya Rara. "Flu, sakit perut, demam atau apa ?"

Selfi menatap Rara dengan serius. "Aku punya kelainan jantung sejak lahir !"

Untuk sesaat Rara tidak sanggup berkata-kata. "Mengapa kamu memperhatikanku kemarin sewaktu aku olahraga ?" tanya Rara tiba-tiba.

Selfi menatap Rara.

"Asal kamu tahu, aku benar-benar tidak suka kalau ada orang yang memperhatikanku." Lanjut Rara. "Apa kamu ingin melihat anak baru yang berandalan, dan berfikir betapa beruntungnya kamu jadi murid teladan ?"

"Tidak. "jawab Selfi.

"Lalu kenapa ?" tanya Rara.

"Karena aku iri."

"Iri ?" Rara bingung.

"Ya ! aku iri padamu ! kamu bisa bermain voli dengan senang. Aku tidak pernah bisa bermain seperti itu. Hidupku hanya berkisar di sekolah dan rumah sakit ! tidak bisa berolahraga sekalipun karena itu bisa membahayakan jantungku."


Baru pertama kali ada orang yang iri padanya hanya karena ia bermain voli. Sesaat Rara merasa kasihan dengan Selfi. Tiba-tiba Pak Nassar muncul di hadapan mereka. "Disini kamu rupanya Rara ! kenapa kamu membolos ? dan apa itu ?! rokok ! kamu merokok  juga ? apa yang kamu lakukan bersama Selfi disini ? sekarang juga kalian ikut ke ruangan bapak !"

Rara dan Selfi mengikuti pak Nassar keruangannya.

"Rara !"katanya. "Ini hari ke 2 mu disekolah, dan kamu sudah membolos. Bapak tidak tahu apa yang kamu lakukan di sekolah terakhir sampai kamu dikeluarkan dari sana! pihak sekolah sana tidak mau memberitahukan hal tersebut pada bapak !"

Rara tersenyum. "Saya menyebabkan ruang olahraga mereka terbakar!"

"Benarkah ?"  tanya pak Nassar terkejut.

"Kalau bapak mau mengunjungi sekolah tersebut pastinya bapak masih bisa melihat hasil pengecatan kembali ruang olahraganya !"

"Menurutmu itu sesuatu yang membanggakan ?" tanya pak Nassar.

Rara tidak menjawab.

"Baiklah !" desah pak Nassar. "Kira-kira apa hukuman yang pantas untukmu, Rara?"

Rara tertawa. "Saya tidak tahu pak, saya rasa bapak lebih ahli soal hukuman daripada saya !"

"kalau begitu mulai besok kamu bapak hukum untuk membersihkan toilet selama 2 minggu." kata pak Nassar.

"Baiklah !" kata Rara. "Tapi bapak tahu kalau saya tidak akan melakukannya !"

"Kalau kamu tidak mau melaksanakannya, hukumannya bertambah menjadi 3 minggu !"

"Kenapa tidak dikeluarkan saja sekalian ?" tanya Rara.

"Karena mengeluarkanmu adalah  perkara yang terlalu mudah dan itu justru sesuai dengan keinginanmu, bukan ? sayang sekali Rara, kamu tidak akan semudah itu dikeluarkan !"

"Kita lihat saja nanti !" kata Rara.

"Bapak tidak sabar untuk melihatnya !" tatapannya beralih pada Selfi. "Sekarang kamu Selfi, apa yang kamu lakukan bersama Rara ?"

"Tidak ada pak !"

"Benarkah tidak ada apa-apa ?" tanya pak Nassar. Selfi mengangguk.

"Bapak percaya padamu !" kata Pak Nassar.

Rara memandang Selfi dan pak Nassadengan sinis.

Pak Nassar melirik Rara lagi.  "Cobalah untuk bersikap baik, Rara. Masa muda hanya terjadi sekali seumur hidup. Kamu akan menyesal kalau menyia-nyiakannya !"

"Kenapa sih guru-guru selalu berpetuah panjang lebar  ?" tanya Rara dalam hati.

"Nikmati masa mudamu ! bertemanlah sebanyak-banyaknya !" kata pak Nassar.

"Bapak pasti bercanda !" kata pak Nassar. "Tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan saya !"

Selfi tiba-tiba berkata. "Aku mau berteman denganmu !"

"Sayang sekali." Balas Rara. "Aku yang tidak mau berteman denganmu."

"Bapak harus menghentikan perdebatan kalian karena harus masuk kelas untuk mengajar dan sebaiknya kamu kembali ke kelas, Rara!"

Rara dan Selfi keluar dari ruangan pak Nassar.



DETIK TERAKHIRWhere stories live. Discover now