"apa?" pekik ku, saat mendengar penjelasan dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia sudah mengenal Ryan sebelum kejadian di kampus waktu itu.Dan tak lebih mengejutkan Aisyah mencintai Ryan.
Ryan bahkan akan melamar Aisyah malam ini.Aku benar-benar tak percaya akan penjelasan Aisyah.
"tapi Aisyah dia bukan pria baik-baik" jelas ku.
"Syifa, apa maksud mu? Semua orang mempunyai masa lalu dan bukan berarti mereka tidak bisa berubah, termasuk kak Ryan"
"ya semua orang bisa berubah, tapi Ryan? Aku tidak yakin Aisyah"
"maaf Syifa, tapi aku percaya padanya" ujar nya sambil berlalu meninggalkan ku.
Aku pun langsung berlalu ke kelas, karena masih ada satu mata kuliah.
Aku tak bisa fokus pada pelajaran, aku merasa takut jika Ryan hanya akan mempermainkan Aisyah.
"Asyifa" panggil sarah.
"eh iya"
"dari tadi pak fikri memanggil mu" jelasnya."Syifa, jika tidak bisa fokus kepada apa yang saya sampaikan sebaiknya kamu keluar" kata pak fikri.
Pak Fikri, memang sangat profesional.
Aku terus berusaha memperhatikan, meski tak yakin.
Akhirnya kuliah telah selesai untuk hari ini, aku langsung pulang ke rumah.
"Assalamualaikum" ucap ku
"waalaikumsalam" jawab mas Ilham dari dalam, sambil membuka pintu."dek, kenapa? Mas perhatikan kamu seperti punya masalah" tanya mas Ilham.
Tanpa menjawab aku langsung berhambur ke dalam pelukan nya.
Sangat nyaman.
"dek, ada apa?" tanya nya lagi, aku hanya menggeleng sebagai jawaban bahwa tidak terjadi apa-apa.
Ia melepas pelukan ku dan menangkup pipi ku dengan tangan besarnya.
"kenapa sih? Mas pengen tahu kamu gak pernah kayak gini sebelumnya"
Kembali aku menggelengkan kepala ku dan kembali memeluknya."Syifa cuman kangen aja" jawab ku.
Terdengar mas Ilham tertawa saat mendengar jawaban ku.
"ya udah sekarang kamu siap-siap kita akan ke rumah ibu" ucapnya.
Aku hanya mengerutkan dahi ku, melihat ekspresi yang seolah bertanya mas Ilham kembali berkata."tadi ibu nelfon, Seseorang akan melamar Aisyah"
Tidak!. Batin ku berteriak.
'sebenarnya apa yang akan dia rencanakan?' fikir ku.
"dek, kok melamun? Cepat siap-siap" ucap Mas Ilham yang langsung membuyarkan lamunan ku.
Aku berjalan ke arah kamar mandi dan mulai membersihkan diri.
*
Acara lamaran telah berlangsung, orang tua Ryan telah pulang, tapi entah kenapa ia belum pulang juga.
"mas, syifa ke dapur bentar yah" pamit ku kepada Mas Ilham yang sedang mengobrol dengan Ryan dan juga kakak fatih, jangan lupakan Aisyah yang juga ikut mengobrol dengan mereka.
'apa yang akan dia rencanakan?' batin ku.
Saat sedang sibuk dengan fikiran ku, tiba-tiba Ryan berdiri di belakang ku.
"sedang memikirkan aku?" tanya nya sambil tersenyum miring.
"apa yang sedang kau rencanakan?" tanya ku to the poin.
"kau masih ingat aku pernah mengatakan pada mu bahwa aku akan memberikan sesuatu yang sangat membuat mu terkejut? Inilah yang ku maksud" jawab nya dengan menatap ku tajam.
Seketika tubuh ku menegang saat ia mengunci pergerakan ku.
"apa yang akan kau lakukan, lepas" teriakku.
"Mas Ilham"
Seketika Ryan terjatuh di lantai.'dia kenapa?' fikir ku.
"Asyifa, ada apa sayang?" tanya Mas Ilham dengan khawatir saat berada di depan ku.
"dia..dia" aku takut saat mendapat perlakuan seperti itu dari nya.
Aku menangis di pelukan Mas Ilham.
"apa yang kau lakukan pada istri ku?" tanya Mas Ilham."saya tidak melakukan apa pun padanya, saat aku akan ke toilet, tiba-tiba dia mendorong ku tanpa alasan" jawab nya berbohong.
"tidak, kau berbohong" teriakku.
"cukup Asyifa" ucap Aisyah pelan namun sangat dalam.
"kenapa kau selalu bersikap seperti ini? Apa kau masih mencintai nya?"
Aku langsung menggelengkan kepala ku saat mendengar pertanyaan Aisyah.
"tidak, sedikit pun aku tidak pernah mencintai nya" jawab ku.
"jika kau tidak mencintai nya lalu kenapa kau bersikap seolah tidak suka jika aku bersamanya?" tanya nya.
"aku tidak akan pernah membiarkan mu bersama nya, dia bukanlah laki-laki baik seperti apa yang kau fikirkan, dia melakukan ini hanya untuk balas dendam pada ku" jawab ku.
Ku lihat Aisyah tersenyum tak percaya atas apa yang ku katakan.
"Mas ilham, mas percaya pada ku kan?" tanya ku pada nya.
Ia hanya mengangguk sebagai jawaban."aku tidak pernah berfikir bahwa kau akan mengatakan itu Asyifa, aku pikir kau seorang wanita baik-baik tapi ternyata pendapat itu salah" kata Ryan.
"aku tidak pernah peduli pendapat mu tentang ku, kau hanya laki-laki yang..."
"cukup Asyifa, kau bukan sahabat ku lagi" teriak Aisyah memotong perkataan ku.
"ada apa ini?" tanya ibu yang baru saja datang.
"tidak apa-apa bu, semuanya baik-baik saja" jawab Fatih.
"Ryan sebaiknya kau pulang sekarang, ini sudah hampir larut" kata pak Fatih yang langsung di angguki oleh Ryan.
"ibu, aku pulang sekarang, Assalamualaikum" ia berlalu setelah mencium punggung tangan ibu, begitu pun dengan Aisyah.
"ibu, sebaiknya kita ke atas sekarang" pak Fatih membawa ibu ke atas.
"Mas Ilham" lirih ku.
Ia langsung memelukku sembari berkata."tidak apa-apa sayang, sekarang kita pulang" ajaknya yang langsung ku angguki.
"Fatih, aku dan Asyifa akan pulang sekarang" pamit Mas Ilham kepads Fatih saat terlihat menuru ni tangga.
"baiklah"
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam" jawab nya.
****
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In You
Dla nastolatkówCerita ini cocok untuk semua usia, dan tidak ada konten dewasa apa pun dalam cerita ini. Putri Nurul Asyifa, seorang gadis yang mencintai sosok pria yang selalu hadir dalam mimipinya. ia bahkan tak pernah bertemu dengan pria tersebut sekalipun...