Seminggu telah berlalu sejak kejadian di dapur saat di rumah ibu malam itu.Aisyah benar-benar menjauh dari ku, bahkan melihat ku saja ia seolah enggan, aku tak tahu harus melakukan apa agar ia percaya pada ku bahwa Ryan bukanlah pria baik-baik.
Pak Fatih, tak jauh berbeda meski kami memang tak pernah akrab sebelumnya, tapi aku merasa bahwa ia juga bersikap sama seperti Aisyah.
Dan ibu? Sikapnya masih sama, sangat menyayangi ku.
Sepertinya ia belum tahu tentang masalah itu.Tapi berbeda dengan Mas Ilham, setelah kejadian itu ia selalu mendukung ku, dan mengatakan apa pun yang membuat ku merasa tenang saat mendapat perlakuan kasar dari Aisyah.
Aku sangat bersyukur karena ia masih sangat percaya pada ku.
"dek, kenapa? Kok belum siap? Hari ini ada mata kuliah kan?" tanya Mas Ilham dengan penuh kelembutan saat telah duduk di samping ku.
"mas Ilham, mas percaya kan sama syifa?" tanya ku lagi.
Entah sudah berapa kali aku menanyakan hal itu, tapi aku baru akan merasa tenang jika sudah menanyakan nya."iya sayang, mas percaya sama kamu, mas juga tahu bagaimana pria itu," jawab nya.
Aku terkejut setelah mendengar perkataan mas Ilham."maksud mas Ilham apa?" tanya ki tak mengerti.
"Dek, Mas melihat semua kejadian di taman belakang saat itu, dan dari situlah mas yakin bahwa dia bukan pria yang baik"
"lalu, kenapa mas ilham tidak memberitahukan semuanya kepada Aisyah?"
"kalau pun mas memberitahukannya, ia juga tidak akan percaya, tapi tugas kita sekarang adalah membuktikan kepada Aisyah bahwa dia bukanlah pria yang tepat untuk nya"
"tapi pernikahannya sudah di tentukan dan 5 hari lagi pernikahannya akan di laksanakan"
"benar, tapi dengan diam seperti ini pun tidak akan membuktikan apa-apa"
Benar, apa yang di katakan mas Ilham benar seharusnya aku membuktikan nya kepada Aisyah, bukan malah berdiam diri seperti ini, dia adalah sahabat ku.
"baiklah syifa akan ke kampus sekarang" ucap ku.
"bagus, tapi sebelum itu mandilah dulu, kau tidak akan ke kampus seperti ini kan" tanya mas Ilham sambil memandang ku.
"baiklah" ucap ku sambil berlalu ke kamar mandi.
*
Aku mendengus kesal karena hari ini pun aku tidak ke kampus bersama mas Ilham.
Ia ke kampus lebih dulu karena ia ada jadwal pagi.
Saat dalam perjalan aku melihat, Aisyah dan Ryan.
Ku lihat, Ryan menarik paksa Aisyah ke dalam mobilnya."kurang ajar" geram ku.
Aku mengikuti kemana mobil Ryan pergi.
'tempat apa ini' fikir ku.
Saat telah sampai pada sebuah rumah tua, yang terlihat sangat berantakan.
Aku menelfon Masa Ilham dan menberitahukan semua kejadian saat ini.
Aku mulai mendekati tumah tua tersebut.
Terdengar teriakan Aisyah dari dalam, aku berlari ke sumber suara.
Aku sampai pada sebuah ruangan, aku mencoba membuka tapi hasilnya nihil, aku melihat dari celah jendela pada ruangan itu disana sudah terlihat aisyah menangis dan beberapa luka lebam di wajah nya."kak Ryan, apa yang kakak lakukan? Kenapa kakak melakukan semua ini, hiks" tanya Aisyah sesegukan.
"hahahah,...dasar gadis bodoh, apa yang kau fikirkan? Apa kau berfikir bahwa aku benar-benar mencintai mu? Hahaah" jawab nya.
"jadi hiks, yang di katakan Asyifa memang benar?"
"ya, yang di katakan Asyifa memang benar, aku melakukan ini hanya untuk menghancurkan nya, dan itu melalui diri mu"
"kurang ajar" umpat ku lagi.
"mas Ilham" panggil ku pelan saat melihatnya berjalan ke arah ku.
"dimana aisyah?" tanya nya
Nampak ke khawatiran yang sangat besar di wajah nya."Aa..Aisyah ada di dalam ruangan itu"
"sial" umpat nya
Baru pertama kali aku mendengar Mas Ilham mengumpat seperti itu.Ia mencoba mendobrak pintu nya.
"Aisyah" panggil mas ilham masih mencoba membuka pintu."kak Ilham" teriak Aisyah dari dalam.
"tolong Aisyah"Seketika pintu itu roboh.
Bugh.
Bugh.
Bugh.
Mas Ilham menghajar Ryan tanpa ampun.
Aku langsung berlari ke arah Aisyah dan memeluknya.
Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan."Syifa maaf, maafkan aku" racau nya.
"tidak Aisyah, ini bukan salah mu jadi kau tak perlu meminta maaf"Bugh.
Terlihat wajah Ryan penuh dengan luka lebam, lebih parah dari luka Aisyah.
"kurang ajar, berani sekali kau melakukan ini pada adikku" teriak fatih dari luar.
Ia maju dan
Bugh.Ia melakukan hal yang sama dengan Mas Ilham.
"mas Ilham pak Fatih udah" teriakku.
Seketika ke duanya berhenti dan menatap ku tajam.
"Aisyah pingsan, sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit sekarang" ucap ku.
"fatih, urus dia bawa dia ke kantor polisi, aku akan membawa Aisyah ke rumah sakit sekarang" kata Mas Ilham yang di anggu ki oleh pak Fatih.
*
Aisyah sedang mendapat penanganan dari dokter saat ini.
Ibu masih dalam perjalanan setelah di telfon oleh mas Ilham."Mas ilham, ini semua salah Syifa, jika saja syifa tak pernah mengenalnya Aisyah tidak akan mengalami hal ini" ucap ku masih dalam pelukan mas ilham.
"tidak sayang, dalam hal ini kau sama sekali tak bersalah, dari awal kamu sudah mengatakan kepada Aisyah bahwa dia bukan lah pria baik-baik" kata Mas Ilham.
"nak, bagaimana keadaan Aisyah sekarang?" tanya ibu panik, saat telah sampai di depan ku.
"dia sedang penanganan dari dokter ibu" jawab mas ilham.
Terlihat Pak Fatih pun sudah datang.
"bagaimana dengan penjahat itu?" tanya Mas Ilham.
"dia sudah di tangani oleh polisi, akan aku pastikan bahwa ia akan mendapat balasan yang setimpal" kata pak Fatih.
Dokter telah keluar dari ruangan aisyah.
"dokter bagaimana keadaan adik saya?" tanya pak Fatih.
"dia hanya mengalami syok, dan luka pada wajahnya akan segera membaik" jawab dokter.
"terima kasih dokter" ucap ku.
"sama-sama, kalau begitu saya permisi"
Kami pun langsung masuk ke Ruangan Aisyah setelah dokter itu pergi.
****
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In You
Teen FictionCerita ini cocok untuk semua usia, dan tidak ada konten dewasa apa pun dalam cerita ini. Putri Nurul Asyifa, seorang gadis yang mencintai sosok pria yang selalu hadir dalam mimipinya. ia bahkan tak pernah bertemu dengan pria tersebut sekalipun...