Bab 9

1.1K 52 0
                                    

Sambil menahan isak tangisnya,Indira berjalan ke kemarnya sendiri.Ia menghindari pelayan-pelayan yang mencoba membantunya,hingga ia tiba di kamar,air matanya tumpah denga  begitu deras.

Ia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.Ia tidak tau,semenjak Stefano bersikap dingin seperti tadi,ia merasa begitu sakit,sedih,dan tercampakkan.

Gadis itu memeluk lututnya erat.Ia tak percaya,ketidakpedulian Stfano membuatnya begitu sakit,benci pada dirinya sendiri.Apa yang sebenarnya terjadi pada diri dirinya dan Stefano?Namun,Indira langsung tau jawabannya,cinta.Ia tau begitu cintanya Stefano padanya,begitu menginginkannya,bahkan dalam hubungan persahabatan.

Dan Indira pun sadar,ia begitu terpikat dengan karisma sang lelaki...

Ia bangkit,menghapus air matanya.Indira memutuskan untuk menemui Stefano secepatnya.
***
Malam sebentar lagi larut.Ia mengenakan gaun tidur putih berkain satinnya.Gaun itu memperlihatkan bentuk tubuhnya dengan jelas.Indira mengambil mantel tidurnya,udara membuatnya mengenakan benda itu.

Berjalan mengendap-endap menuju kamar Stefano,ia kembali meluruskan  niat awalnya.Ia harus menemui Stefano,mengatakan perasaannya yang sebenarnya...

Pintu kamar terbuka,lampu ruangan itu sengaja dimatikan.Terlihat seorang pria bertelanjang dada duduk di balkon.Di tangannya tergenggam segelas cognac.

"Aku tau kau akan datang,Indira"kata Stefano pelan.

"Ya,seperti dugaanmu"Indira kini berdiri di hadapan Stefano.Lelaki itu masih bergeming,sama sekali tidak menunjukkan perasaan apapun.Indira mulai kecewa ketika tangan Stefano menarik tubuhnya ke pangkuan lelaki itu.

"Apa yang membuatmu datang ke kamarku?"tanya Stefano berbisik di telinganya.Ia merasakan  getaran luar biasa.

"Aku menginginkanmu,Stefano"jawab  Indira pelan.

Lelaki itu kembali memeluknya lebih erat.

"Kau berbohong,Indira"Stefano kembali berbisik,namun mulai melepaskan pelukannya.

"Kau sendiri meragukanku,Stefano"kata Indira pelan.

Gadis itu bangkit,berjalan pelan menjauhi Stefano.Ia hanya bisa memperhatikan lelaki itu dari pilar balkon.

"Aku begitu menghindari wanita setelah bertahun-tahun,Indira.Aku pernah menjadi orang yang begitu bodoh karena wanita.Namun kebodohanku terjadi hanya sekali saja."Stefano meminum kembali cognacnya.

"Segala kebahagiaan hancur karena penghianatan."Ia berjalan menghampiri gadis itu."Dan sekarang,kau mulai datang menginginkan dirimu,salahkah aku menganggap semuanya hanya dusta?"

Indira menatap lelaki yang menjulang di depannya.Dada Stefano begit gagah,dengan kulit kecoklatannya yang begitu menawan,sangat mengundang untuh disentuh.

"Aku sudah menduga hal itu,Stefano.Gadis sepertiku tak akan bisa mengambil hatimu"Indira tertunduk,Ia sangat malu sekarang.

"Aku tau kau mengingkanku,dan akupun begitu.Sangat menginginkanmu,Indira"

"Tapi mengapa kau tidak mempercayai perasaanku sedikitpun?"tanya Indira.

"Karena aku tidak mengetahuinya!Kau bahkan selalu mengacuhkanku,Indira"Stefano mulai mengusap pipi gadis itu.

"Mengacuhkanmu?Aku wanita,Stefano.Aku perhatianmu lebih dari itu!"Indira menatap tajam wajah tampan di hadapannya.

Merasa lega,Indira memalingkan wajahnya setelah mengatakan hal itu.Namun,Stefano terus memandang gadis itu.Ia berusaha mencari keseriusan di wajah sang gadis.

"Katakan dengan lembut bahwa kau menginginkanku,Indira"Stefano kini menarik dagu Indira untuk melihat wajah gadis itu dengan jelas.

"Stefano"

Dengan sedikit keberanian,Indira mengalungkan lengannya di leher lelaki itu.

"Aku menginginkanmu,Stefano"Gadus itu bisa mendengar desahan kecil ketika ia berbisik di telinganya.

Stefano mengambil pinggang ramping Indira ke pelukannya,menekan payudara gadis itu agar lebih dekat dengan tubuhnya.Ia lalu menghisap leher Indira,membuat gadis itu mendesah.

"Katakan lagi perasaamu padaku"Kata Stefano sambil memeras payudara Indira.

"Aku menginginkanmu,Stefano.Sangat menginginkanmu"desahnya.Stefano semakin bergairah,ia lalu membawa gadis itu ke ranjangnya.Stefano mencium gadis itu dengan kasar,namun begitu dinikmati oleh Indira.Tangan kirinya tak henti-hentinya meremas payudara Indira,membuat gadis itu terus terusan mendesah.

Stefano berhasil membuka gaun tidurnya,dan kini ia hanya memakai pakaian dalamnya.Stefano makin bergairah,melihat tubuh telanjang Indira.Ia lalu menindih gadis tersebut.Menekankan area kejantanannya ke arah selangkangan gadis itu.

Indira menikmati tubuh yang menimpanya.Ia terus-terusan menyentuh Stefano,mempelajari bagian tubuh mana yang paling membuatnya bergairah ketika di sentuh.

Ketika keduanya telanjang bulat,Stefano mulai memasukkan kejantanannya ke dalam vagina Indira,yang sangant susah dilakukan.Gadis itu merasakan sakit yang indah.

Stefano mulai memaju mundurkan tubuhnya.Mereka begitu menikmati permainan yang menggairahkan tersebut.Mereka saling menyebut nama satu sama lain.Di ujung permainan dan ketika mereka merasakan kenikmatan yang tiada tara,keduanya tersenyum penuh arti kepada satu sama lain.Stefano tertidur di sisinya,memeluk tubuh kecilnya,dan bisa merasakan Stefano berbisik kecil.

"Aku mencintaimu"Indira tersenyum mendengarnya.
***

Accident Of My Imagination Praised By Her(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang