Bab 3

537 80 18
                                    

"Midnight Talk."
.

Minhee
Hai
Gue boleh telpon lo gak?

Alana
Gak boleh
Gue lagi belajar

Nggak ada yang bisa menghalangi Minhee, apalagi perkara belajar doang. Jadi tanpa ragu Minhee menelepon dan menunggu Alana mengangkatnya.

Oh, tentu aja telepon Minhee gak di angkat. Butuh lima kali percobaan sampai akhirnya nada tunggu diganti dengan omelan Alana.

"Lo gabut banget nelpon-nelpon gue!"

Minhee tersenyum. "Gak gabut. Gue ada perlu makanya nelpon."

"Perlu apa?"

"Belajar bareng."

"Sama siapa?"

"Sama lo."

"Gak bisa udah malem," tolak Alana.

"Bisa," jawab Minhee yakin. "Lo lagi belajar apa sekarang?"

"Biologi."

Minhee mencari-cari buku biologi yang ada didalam lemari. Ketemu. Ia meniup sedikit debu yang ada disana.

"Lagi belajar bab apa?"

"Keanekaragaman hayati."

Minhee membuka buku paket Biologi yang sedikit usang itu dan mencari halaman yang dimaksud Alana. Di seberang sana terdengar sunyi. Mungkin Alana sedang bertanya-bertanya apa yang sebenarnya sedang dilakukan Minhee.

"Keanekaragaman hayati adalah suatu keberagaman makhluk hidup yang-"

"Minhee lo ngap-"

"Didasarkan pada ciri-ciri yang dapat diketahuinya melalui suatu observasi atau pengamatan."

Minhee terus membaca kata demi kata yang ada di buku tersebut. Selesai membacakan semua materi di bab itu dengan total lima halaman, Minhee izin untuk meminum air dengan catatan Alana tidak boleh menutup teleponnya.

"Tutup semua buku lo ya. Gak boleh ngintip. Gak boleh searching," perintah Minhee layaknya seorang guru.

"Mau ngapain lagi Minhee?"

"Kuis dadakan."

Ya begitulah. Alana kadang bisa menjawab kadang hanya a e a e kadang hanya tertawa kadang hanya bikin Minhee berpikir apasih yang sebenernya bisa bikin Minhee seneng hanya dengan lakuin ini. Lakuin sesuatu yang bikin Alana tertawa.

Rasanya ada yang kurang kalau Minhee belum denger perempuan itu baik-baik aja. Sial. Kayaknya Minhee bisa lakuin apa aja buat Alana kalau gini keadaannya.

Setelah kuis timbul hening sesaat sampai akhirnya Alana memanggil.

"Minhee?"

"Hm?"

"Gue baru inget."

"Apa?"

"Lo bukannya anak IPS?"

Deg.

Panik. Minhee langsung matiin sambungan teleponnya.

Bentar. Minhee kenapa harus panik?

Bentar bentar. Ini kok kamarnya jadi kayak kapal pecah??

Wow. Minhee baru sadar betapa berantakan kamar kak Mina sekarang. Pasti pulang kuliah nanti bakal ngomel-ngomel liat kamarnya penuh buku berserakan karena Minhee. Soalnya tadi Minhee abis nyari buku-buku lama kak Mina yang notabenenya anak IPA

Gak lagi-lagi deh Minhee sok-sokan bantuin Alana belajar IPA. Ribet juga kalau ujung-ujungnya harus berurusan dengan kak Mina.

Selesai membereskan dan membersihkan kamar kak Mina, Minhee keluar dan tidur di kamarnya. Saat ia mengecek ponsel, sama sekali tidak ada notifikasi dari Alana.

"Paling lagi belajar anaknya," kata Minhee berpikiran positif.

Padahal Minhee masih pengen ngomong banyak sama Alana tapi-

Ah sudahlah. Besok masih ada. Lusa tersedia. Lusa lusanya lagi juga masih bisa diusahain Minhee.

.
.
.
Note:

Terimakasih udah baca chapt ini! Ada bayi tuh diatas ckck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terimakasih udah baca chapt ini! Ada bayi tuh diatas ckck.

it's kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang