Bab 6

416 67 2
                                    

"Critical Situation."
.

Alana Kim terlihat sedikit serius pagi ini. Sena bahkan tidak berani mengganggunya. Ia hanya menunggu sampai sahabatnya itu yang akan angkat bicara.

Sepuluh menit berlalu, Alana akhirnya mencolek Sena.

“Yen, gawat banget," kata Alana.

“Hah? Gawat kenapa, Lan?” tanya Sena mulai panik.

“Gak enak nih gue ngomongnya.”

“Gue tampol lo," ancam Sena mendengar keraguan Alana. "Cepet ngomong nanti gue bantu cari solusinya."

“Hng, anu…kayaknya…”

“Kayaknya kenapa?” tanya Sena gregetan.

“Kayaknya gue, g-gue itu deh.”

“Lo bocor?" tebak Sena. "Masih pagi loh ini.”

“Ish bukan,” kata Alana kesal.

Sena tambah kesal. Bukankah dirinya yang harusnya kesal? “Lo ngomongnya yang bener dong.”

“Kayaknyaguesukasamaminhee, deh," ucap Alana cepat.

“Apa? Lo ngomong apa sih?”

“Gue.suka.Minhee," kata Alana dengan penekanan di setiap kata.

“Alhamdulillah,” Sena bersyukur. “Gue kira lo gak suka cowok.”

Alana langsung menjitak kepala Sena. “Bego ya gue. Masa suka sama dia sih? Padahal dari awal cuma main-main doang.”

Tanpa sepengetahuan Alana, Sena mengetik satu nama di ponselnya dan mengirim pesan kepada orang itu.

Sena
WOY
Temen gue suka beneran nih tanggung jawab lo

***

Perubahan terbesar yang terjadi di hidup Alana setelah berpacaran dengan Kang Minhee adalah suka senyum-senyum sendiri.

Sena aja sampai merinding ngeliatnya. Padahal Alana tuh mana pernah ngomongin cowok tapi semenjak ada Minhee beneran kayak anak SD yang pertama kali pacaran.

Dan emang bener sih pacar pertama Alana itu Minhee jadi yaa gitu deh. Maklumin ya temen-temen.

Apalagi kalau inget-inget kejadian kemarin, Alana rasanya mau pukulin badan Sena saking gemesnya. Jadi setelah Minhee ambil foto mereka berdua, laki-laki itu dengan santainya bilang, “Nih, udah gue ganti lockscreennya pake foto kita.”

“Bisa gak lo makan bekelnya gak usah nyengir-nyengir gitu?” tegur Sena merasa terganggu.

Sekarang jam istirahat, sebagian murid di kelas IPA 1 memilih untuk jajan ke kantin sebagian lagi memakan bekal di kelas termasuk Sena dan Alana.

“Bodo.” Kata Alana sambil melanjutkan acara nyengir-nyengirnya.

Sena memberengut kesal. Pandangan matanya mengarah ke pintu kelas. Disana ada laki-laki yang kelihatan mencari seseorang. Laki-laki itu menuju meja Sena dan Alana.

“Lan, gue lupa ngasih tahu," katanya begitu sudah berada di depan Alana.

“Ngasih tahu apa?”

“Ini.”

“PFT.” Itu suara Sena yang sedang menahan tawanya. Duh, kenapa sih Minhee nih ada-ada aja. Laki-laki itu menyodorkan sebungkus tahu isi ayam yang dijual di kantin.

Alana menerima sebungkus tahu isi itu sambil mengucapkan terimakasih.

“Oh iya, sama mau ngasih tahu lagi.”

“Pasti mau ngasih tahu gejrot ya sekarang?” celutuk Sena.

Sayangnya ucapan Sena itu tidak dihiraukan oleh Minhee dan Alana. Mereka melanjutkan perbincangan seolah Sena tidak ada disana.

“Nanti gue mau latihan futsal dulu. Lo boleh pulang duluan atau nungguin juga boleh kok.”

“Nanti gue tunggu aja deh," kata Alana cepat dan tanggap. "Sekalian nonton hehe boleh kan?”

“Boleh lah. Lo mau duduk di lapangannya juga gapapa.”

Sena hanya mendengarkan pembicaraan mereka dengan wajah terganggu namun lagi-lagi tidak dihiraukan. Sesekali Sena menghela nafas dengan kasar agar Alana dan Minhee peka bahwa ada orang di antara mereka berdua. HEI, DUNIA BUKAN MILIK BERDUA??

...

Note:
Pengen seblak...

it's kang minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang