"sejak saat itu saya berpikir saya belum bisa jadi imam yang baik buat kamu, saya gak bisa bahagiain kamu, bahkan saya pun sering mengecewakan kamu"
Tanpa gw sadar air mata gw udah membasahi cadar gw
"kenapa bapak gak pernah cerita sama syifa?" tanya gw yang merasa bersalah saat ini
"karna saya sayang sama kamu, saya gak mau kamu juga ikut nanggung beban itu" jawabnya yang bikin gw ngerasa semakin bersalah
"terus gimana cara bapak ngelunasi semuanya?" tanya gw
"saya putar otak cari jalan gimana caranya bisa dapet uang. Kalo hanya nunggu gaji dosen gak akan cukup. Akhirnya saya putuskan untuk menjual lukisan dan buku buku saya" ceritanya yang membuat hati gw terenyuh
"jangan bilang bapak jual buku itu di taman kota"
"dari mana kamu tau saya berjualan di taman kota?" pak ken bingung
"waktu itu syifa nemenin kak ria ke perpus dan mampir sebentar ke taman kota. gak sengaja syifa liat bapak dari jauh, awalnya syifa pikir itu hanya orang lain yang mirip bapak. Ternyata emang bener bapak" cerita gw sementara pak ken hanya tersenyum mendengarnya
"setelah mendengar ucapan ayah, saya baru sadar jika saya sudah menyakiti hati banyak orang. Termasuk kamu, yang paling saya sayang. Saya gak mau kamu terus terusan kecewa karena sikap saya. Makanya saya biarkan ayah untuk membawa kamu pulang, dan saya rasa kamu akan bahagia jika terlepas dari saya" ucapnya dengan tertunduk
"apa yang bapak katakan? Bukan bahagia yang syifa rasa kalo seandainya kita memang berpisah, tapi luka" jawab gw jujur dari dalam hati
"seharusnya bapak cerita sama syifa, syifa gak mau bapak sendiri yang nanggung beban seberat ini. Syifa bersedia jadi istri bapak itu artinya syifa juga bersedia mendengar segala keluh kesah bapak, bersedia hidup bersama walau bahagia maupun susah" panjang lebar gw
"iya, maafkan saya. Ternyata saya salah. Saya pikir dengan menyembunyikannya darimu, bisa memperbaiki masalah. Tapi ternyata tidak. Maaf" ucapnya menggenggam tangan gw
"iya syifa maafin, tapi janji gak gitu lagi" kata gw memberikan jari kelingking gw
"janji" sahutnya menyambut kelingking gw
Lama kita duduk berdua di balkon kamar, larut dalam pikiran masing masing. Menikmati indahnya malam ditemani bintang.
"eheem,, jadi gimana pak soal suratnya?" tanya gw memastikan. Gw gak mau aja terus berharap, sedangkan nantinya gw udah gak dianggap
"mau kamu gimana?" tanya pak ken balik
Ya gw maunya sama sama elu pak, batin gw
"syifa mah terserah bapak" jawab gw
"sebenernya itu bukan keinginan saya, saya mana bisa? Nahan rindu aja susah" katanya yang bikin gw gak bisa nahan tawa
"lama saya gak liat kamu ketawa" gumamnya natap gw dalem. Gw yang mendengar itu menghentikan tawa gw dan balik menatapnya, tatapan kami beradu. Lama
"saya rindu"
"syifa juga rindu" pak ken mengecup kening gw sekilas dan membawa gw ke dalam dekapannya
Lama gw gak merasakan momen seperti ini, ingin rasanya gw menghentikan waktu. Biar gini mulu, hehe
"maafin saya" ucap pak ken untuk yang kesekian kalinya
"sampe kapan mau minta maaf terus?"
"hehe" tawanya
"sepertinya tabungan syifa bisa membantu pak, tapi gak banyak sih" kata gw menawarkan pak ken
"untuk apa?" tanyanya
"ya buat ngelunasin hutang lah pak, buat apa emang?" jawab gw. Bukannya jawab, pak ken malah ketawa. Emang ada yang lucu?
"gak perlu. Udah beres kok" katanya
"yang bener pak?" tanya gw memastikan sementara pak ken mengangguk mantap
"jadi tuh, saya gak sengaja ketemu temen lama saya sejak SMP dulu. Saya cerita masalah ini sama dia dan dia bantu ngecek bukti bukti yang orang itu kasih, dan ternyata itu palsu semua. Dan itu semua ulah vanya" jelas pak ken.
Alhamdulillah, di satu sisi gw bersyukur karna semuanya telah usai tapi di sisi lain gw kesel juga sama miss vanya
"segitunya banget ya pak miss vanya cinta ke bapak" ucapan itu tiba tiba keluar dari mulut gw
"gak usah cemburu, lagian saya lebih milih kamu" jawabnya yang bikin gw salting
"ih apaan sih pak" sahut gw mengangkat kepala yang sedari tadi bersandar di dadanya
"mau kan memulai hidup dari awal lagi bersama saya?"
"iya" gw ngangguk mengiyakan.
Setiap manusia pasti tak akan luput dari masalah, itu adalah cara Tuhan untuk menunjukkan bentuk cintaNya. Tak ada masalah yang kecil maupun yang besar, semua sama saja. Tergantung bagaimana kita dalam menyikapinya. Jika kita berusaha, tegar, kuat dan ikhtiar dalam menghadapinya, in syaa Allah akan dipermudah. Selama kita melibatkan Allah, semuanya tidak ada yang tidak bisa
Mungkin inilah ujian yang Tuhan berikan untuk gw. Untuk kita lebih tepatnya, gw dan pak ken. Mungkin dengan ujian ini bisa menjadikan kami sama sama lebih dewasa, lebih terbuka untuk setiap masalah yang nantinya datang menerpa.
Teruntukmu, Muhammad Kenzo Ardiansyah. Terimakasih telah menjadi pria tersabar, terimakasih atas semua pengorbanan yang mungkin tak kan pernah tergantikan. Semoga kamu adalah nama yang memang Allah tuliskan untukku, imam dunia dan akhiratku. In syaa Allah bersama denganmu kita akan raih ridho Allah hingga sampai pada Jannah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Tuhan Untuk ku
De Todo-Mohon maaf sebelumnya apabila ada ketidaknyamanan dalam membaca -kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan -sebagian cerita diambil dari kisah nyata penulis Partnya ada yang kebalik rek 😂 Selamat membaca gais ❤