27 (Last Part)

219 20 12
                                    

Kondisi Jonghyun mulai membaik. Meskipun tiap malam masih ada keinginan untuk menelepon atau mengirim pesan singkat ke mamanya. Jonghyun belum bisa melepas kebiasaannya tersebut. Soojin pun sempat turun tangan, dia menghubungi Minkyu agar membiarkannya saja tanpa membalas apapun. Sementara Soojin akan melakukan caranya sendiri untuk mengurangi frekuensi Jonghyun untuk menghubungi nomor mendiang ibunya.

"Kak, gimana kalau tiap malem kamu kirim chat dan telepon ke aku? Kapanpun kamu mau dan butuh? Atau aku aja yang ngelakuin?" Tawar Soojin padanya.

"Mungkin...aku yang bakal ngehubungin kamu, Dek..." kata Jonghyun ragu. "Aku bakal ganggu nggak?"

Soojin tersenyum, "Kamu nggak pernah ganggu aku, Kak. Sedikitpun."

Apapun dia lakukan agar kondisi Jonghyun lebih baik dan mau berdamai dengan dirinya sendiri. Menerima kenyataan dan tetap menjalani hidup lebih baik.

Bagusnya Jonghyun menerima saran tersebut dan frekuensi menghubungi nomor ibunya mulai berkurang. Jonghyun mulai beraktivitas seperti biasa meskipun harus pelan-pelan.

Dan hubungan antara Soojin dan Jonghyun juga semakin baik.

Sekarang Jonghyun berada di rumah Soojin. Katanya gadis itu lagi mencoba buat cupcake, dia dari lama pengin banget bikin cupcake dan baru sekarang ada waktu. Jonghyun disuruh ke rumah buat nyobain cupcake bikinannya.

"Aku disuruh kemari buat jadi kelinci percobaan ya?" Jonghyun menekuk mukanya. Dia cemberut.

Soojin mengangkat bahu, "Soalnya ayah sama bunda kondangan, Woojin kelayapan bareng Dongpyo, Dohyon, sama Seonho nggak tahu kemana. Siapa lagi yang bakal jadi kelinci percobaan selain kamu, Kak?" Lalu Soojin nyengir.

Jonghyun mengambil satu cupcake yang baru dikeluarkan dari oven oleh Soojin. Dia menyipitkan matanya. "Kalau abis ini aku sakit perut, kamu tanggung jawab."

"Iyaa, ntar aku beliin obat di apotik. Bawel." Ledek Soojin selagi menyuci tangan di wastafel. Kemudian dia duduk di samping Jonghyun dan memandang laki-laki itu penasaran. "Gimana?"

Jonghyun berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Yang ini bisa diterima. Lumayan."

"Jadi enak apa nggaaak?" Soojin mendumel. "Nggak terima kata lumayan! Enak atau nggak enak!"

Jonghyun ketawa. "Ini enaak, Tuan Putrii!! Puas?"

Soojin bergidik ngeri, "Geli tahu nggak!"

Ponsel Jonghyun tiba-tiba berbunyi dan Jonghyun langsung mengangkat teleponnya. "Kenapa, Bi?...ngapain sih kumpul hari Sabtu begini? Kebiasaan banget itu Kak Taehyun mentang-mentang jomblo! Iyaa ntar abis maghrib aja!"

Setelah Jonghyun mengakhiri teleponnya, Soojin bertanya. "Rapat?"

Jonghyun mengangguk, "Kumpul bareng senior mungkin sekaligus bahas anggaran dan segala macem. Lagian kenapa pas lagi libur begini sih...sebel banget..."

"Tapi nggak sampai mau ngundurin diri lagi, 'kan?" Celetuk Soojin.

Jonghyun memangku dagunya dengan satu tangan. "Udah capek-capek ikut pemilihan, dimarahin sampai kepala panas masa ngundurin diri? Nggaklah. Banyak yang harus aku urus."

Soojin semakin bisa bernapas lega, melihat Jonghyun yang kembali seperti semula. Jonghyun yang sadar sejak tadi diperhatikan langsung bertanya pada Soojin, "Kenapa liatin aku mulu?"

Wajah Soojin langsung memerah. Buru-buru dia menggeleng, kemudian memainkan ujung kemeja yang dipakainya. "Ng-nggak kok...cuma...seneng aja kamu jadi kayak dulu lagi, Kak..."

Jonghyun tersenyum jahil, lalu mencubit pipi tembem Soojin. "Jangan ngeliatin aku mulu, nanti suka...ntar Jinhyuk mau dikemanain??"

Dahi Soojin mengernyit karena tiba-tiba Jonghyun ngebahas Jinhyuk. Lagipula nggak ada korelasinya juga. "Apaan sih...tiba-tiba ngebahas Kak Jinhyuk? Orang kita nggak ada hubungan apa-apa..."

[BRODUCE TIME] Home // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang