Sudah lama aku tidak bertemu ibu ku, uhhh rasanya sangat rindu sekali.
Aku berjalan tergesa-gesa di Bandara dengan temanku yang mengekoriku, Mary.
"Pelan-pelan !" Sahut Mary yang sudah tertinggal dibelakangku, ah bodo amat aku sudah sangat merindukan ibu.
Di pintu luar bandara, akupun menemukan ibuku, dengan segera ku peluk erat, tak berapa lama sesi pelepasan rindu datanglah Mary dengan nafas terengah-engah. "Hah.. hah.. cepet banget jalannya" ujar Mary mengelap keringat di dahinya.
Mary masih belum sadar bahwa didepan ada ibuku, setelah ia mendongak ia sedikit terkejut "eh tante, selamat siang" ujar Mary kikuk.
Aku terkekeh pelan "Mary, kenalkan ini ibuku. Ibu ini Mary sahabatku dari Amerika" aku memperkenalkan mereka.
"Yaampun Mary, kok kamu mau sih berteman dengan dia?" Ujar ibu menunjukku, aku memajukan bibirku.
"Iya, iya, aku kan anak tetangga" cibirku.Mary yang mendengarkan interaksi aku dengan ibuku menjadi tertawa "hahaha lucu sekali, kamu sangat akrab ya dengan ibumu" ujar Mary menyenggolku.
Setelahnya ibu menyuruh kami untuk pulang dirumah.
Dirumah aku segera ke dapur untuk membantu ibuku memasak makan malam, sedangkan Mary sedang mandi di kamarku.
"Bagaimana kehidupan disana?" Tanya ibuku sambil tangannya mengiris wortel dengan lincah.
"Lumayan, aku makan dengan baik, dan bertemu teman yang baik"
"Kuliahnya bagaimana?"
"Lancar, ibu sendiri bagaimana?"
"Ibu kesepian disini sendirian"
Aku yang mendengar perkataan ibuku menjadi merasa bersalah.
"Maaf, sudah meninggalkan ibu sendiri disini" ucapku menundukan kepala."Eh? Ah bukan maksud ibu untuk membuatmu tidak enak. Ibu senang kok melihat kamu yang berusaha meraih cita-cita begini" ibu memelukku dengan erat. "Ibu menyayangimu sayang"
"Aku juga.. hiks.. ibu aku kangen sekali"
"Iya.. ibu juga"
"AAAAAAKKKKKKKKK!!!!!!!"
Kami terkejut mendengar suara teriakan Mary dari arah kamarku. Cepat-cepat aku beranjak namun ibu menahanku "biar ibu yang kesana"
"tidak! Aku ikut"
Kami berdua memeriksa keadaan Mary, terlihat Mary yang sedang terduduk dilantai dengan handuk disampingnya. Ia terlihat sangat pucat menatap kami.
"Kenapa?" Tanya ibuku
"T-tidak apa-apa"
"Kau kenapa mary?" Tanyaku mendekatinya
"Tidak, aku hanya terkejut karena tiba-tiba jatuh karena genangan air" jelasnya, dengan tersenyum seakan-akan ia baik-baik saja.
Mary kemudian kembali berdiri dan langsung masuk kekamar mandi. Aku melihat ibuku yang menunduk dalam, oh tidak jangan sekarang.
.
.
.Setelah Mary selesai mandi aku langsung mendekatinya dan berbisik "maaf Mary, maaf banget, tapi bisa enggak kalau kau pulang sekarang?"
Mery menaikan alisnya, "kenapa? Apa aku merepotkan?," Tanya Mary. Aku menggeleng kuat. "Baiklah besok aku akan pulang" ujar Mary.
Aku yang mendengar keputusan itu langsung berteriak tanpa sadar "Malam ini juga kau harus pulang Mary!" Aku berteriak sangat keras, rasanya seperti bukan diriku."Ah baiklah, aku pulang sekarang" final Mary lalu mengepak baju-bajunya dan keluar kamar mencari Ibuku.
Aku segera mencegahnya. "Ah tidak usah pamit mar, lewat pintu belakang saja ya".
"Hey kau aneh deh, tadi suruh pulang sekarang suruh lewat pintu belakang. Aku masih punya etika untuk pamit dulu sebelum pulang.Aku lalu melepaskan genggaman tanganku pada Mary, membiarkan Mary melakukan sesukanya. Tak berapa lama kemudian terdengar suara jeritan Mary, aku sudah tahu apa yang terjadi.
Sekitar 1 jam kemudian, ibu memanggilku dari arah dapur "saatnya makan". Lalu aku menuju meja makan dan menatap masakan yang sudah tersaji didepanku. Gejolak mual dalam tubuhku mendadak naik, kenapa hal ini terus terjadi secara terus-menerus dan lagi dan lagi?
Aku menangis dalam diam, ingin rasanya aku kekamar dan tidak memakan ini semua
"Mary.." lirihku dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Horror Stories
HorrorSaat sesuatu yang tak terduga menjadi nyata, ada yang berani baca? Saat membaca ini pastikan orang yang disekelilingmu adalah orang asli dan jika sedang sendiri pastikan anda benar-benar sendiri, tak ada yang lain. Mereka bisa jadi memantaumu di tem...