Malam Minggu Pertama

2 0 0
                                    

Dari kejauhan seorang lelaki berkali-kali menghelas nafas dan menunduk-menengadah tak berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan seorang lelaki berkali-kali menghelas nafas dan menunduk-menengadah tak berhenti.

Tak jarang pula ia mengecek jam di ponselnya. Sekalian melihat notification juga sih.

“Anjir kemana sih tuh anak? Gua udah nunggu dari tadi juga aelah.” Ucapnya mengaduh entah pada siapa.

Sudah hampir satu jam ia berdiri layaknya orang bodoh. Bukan jadi masalah jika waktu temu ketika malam hari karena pastinya ia tidak akan kepanasan seperti sekarang. Sudah ganteng-ganteng, ya masa bau keringat, pikir Johnny kala itu.

Karena sudah berada di puncak emosi, akhirnya ia menghubungi seseorang yang diyakini objek yang ia tunggu. Pun selama ia menunggu, Johnny tidak mendapat pesan sama sekali. Bahkan satu pesan pun tak ada. Tumben sekali.

“Spada dengan Sarah di sini, ada apa gerangan wahai Mr. Seo Wahyudi?” Ujar seorang perempuan yang mungkin ditunggu kedatangannya oleh Johnny.

Johnny mengusak rambutnya kesal, “kamu kemana aja sih? Aku udah tungguin ini di tempat biasa, kamu kok ga dateng-dateng?!” Cecarnya dengan nada mengintimadasi.

“Lah? Kok bapak marah-marah sama saya? Bapak lupa?”

“Apaan sih kamu bapak bapak, aku masih muda tolong!”

“Iya deh iya om, ada apa sih om?”

“YA ALLAH GELUT AJALAH YUK KITA!!!” Kali ini saudara Johnny Seo Wahyudi nampaknya sudah berada di level kesal tertingginya.

“Eyyy santuy dong mas Johnny sayang. Marah-marah mulu kek cewe pms aja aowkwokwokwok.”

Helaan nafas terdengar dari tokoh utama kita. “Yang serius dikit dong ah! Kamu lupa hari ini kita ada janji nonton? Aku udah nungguin lho dari tadi,” tuturnya final memilih mengalah.

Si pihak di seberang sana pun kaget terheran-heran, “Mas kayaknya yang lupa bukan aku deh.”

“Lah terus siapa? Bapakmu? Mas Taeil? Dek Winwin?”

“KAMU SENDIRI MAS YANG LUPA! Kita emang mau nonton, tapi besok, b e s o k! Hari ini aku masih ada rapat sama anak-anak UKM Seni. Kebetulan juga kamu yang ngantar tadi ke gedung ukm. Bisa-bisanya lupa, heran aku jadinya.”

“Lho? Jadi besok janjiannya? Waduh terus yang janjian mas sama hari ini siapa dong?”

“Yo mbuh, nduwe pacar kok gendeng pisan.” Sambungan telepon pun diputus sepihak oleh Sarah, ia kesal tentunya.

Johnny pun celingak-celinguk kebingungan. Ia ingat ia ada janji hari ini. Tetapi sama siapanya ia lupa!! Hampura Johnny Gusti nu Agung!

Meanwhile at KAFE HIJAU:

“Juancok wonge ndi sih? Udah dua jam dari waktu janjian kok ya ga dateng-dateng,” lelaki berambut gondrong mengusap wajahnya kasar. “Tadi pas ditelpon nomernya lagi sibuk, maunya si Wahyudi apa sih?!”

Ia adalah saudara Yuta N. Supardi, teman seperhomoan tokoh utama kita, Johnny Seo Wahyudi.

FIN.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malam Minggu JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang