30. Tentang Adhena.

439 21 0
                                    

Dhena menatap nanar kearah gelang yang dipakainya. Gelang berwarna pink berpadu putih, yang sama persis seperti yang Johan pakai. Ada niat untuknya, agar segera melepas gelang berajut itu. Namun, lebih besar pemikirannya untuk mempertahankan gelang itu.

Dia mendengus berat, lalu mendudukkan tubuhnya dipinggir ranjang. Otaknya berkecamuk cemas, sedangkan tidak ada sama sekali penyebabnya.

Hingga suara ketukan kecil dari arah pintu kamarnya, membuat lamunannya mulai buyar.

"MASUK!" pintanya.

Seorang lelaki jangkun, berperawakan sok ganteng, memasuki kamar Dhena dengan langkah santainya.

"Tumben ngurung diri," dia Joshua.
Dhena menatap abangnya itu sekilas, lalu kembali menatap dinding dinding kamarnya nanar.

"Yah suka guelah!" sengit Dhena.

"Lagi ada masalah?" tanya Joshua, beringsut duduk disamping Dhena.

"Ada." jawab Dhena singkat.

"Masalah apa?"

"Masalah abang yang suka kepo!" ketus Dhena yang malah membuat Joshua terkekeh.

"Yah ampun, adik kecil gue udah mulai main rahasia rahasiaan, nih." goda Joshua mencolek dagu Dhena pelan.

"Apaan, sih bang!" sungut Dhena.

"Jangan jangan lo udah punya pacar, nih? Terus ceritanya sekarang lagi galau karna patah hati?" Joshua menatap adiknya memicing. Mengintimadasi Dhena dalam dalam. Tersirat jelas, makna tak suka dari pandangan cowok itu.

"Yah enggaklah! Gue gak kayak bang Jos yang suka galau galauan karna digantungin!" kilah Dhena memberi serangan telak pada Joshua yang kini berdecak tak suka.

Jujur, Dhena ingin sekali curhat pada abangnya itu. Tapi, kalau Dhena memberitahu yang dia curhatkan tentang laki laki pada Joshua, mungkin saja Joshua bakal membunuh laki laki itu. Jangan tanya seberapa posesif Joshua padanya.

Berbeda dengan Gatama, jika Dhena memberanikan curhat tentang cowok pada adiknya itu, mungkin saja Gatama akan membunuhnya bukan laki laki yang Dhena curhatkan. Atau lebih parah, Gatama akan mengadu pada abangnya, lalu kedua abang beradik itu akan merancanakan pembunuhan berantai padanya dan silaki laki.

Ciri ciri saudara yang over protective bukan? Ada yang sama dengan Dhena disini? Maka kalian perlu berkonsultasi pada ahli gizi.

"Lo jangan berani berani pacaran sebelum lulus kuliah. Kalau sampai ketahuan sama gue, bakal gue bunuh, tuh cowok yang deket deket sama lo." betulkan, apa kata Dhena.

"Kenapa, sih gue selalu dilarang ini itu? Gue juga udah besar bang, lagian kenapa juga gue gak bisa pacaran sementara lo sama Tama boleh?" balas Dhena jengkel.

Joshua mendengkus kasar, sebelum menjawab.

"Gue sama lo itu beda Na, gue cowok, jadi gue bisa jaga diri gue sendiri. Sedangkan lo, belum tentu cowok yang dekat sama lo itu baik." jawab Joshua.

"Terus gimana kalau pemikiran abang juga dipikiri sama cewek lo bang, gimana kalau misalnya cewek bang Jos, meragukan kebaikan abang sendiri?" balas Dhena tak mau kalah. Dia juga perlu membela dirinya, walau hanya sesekali.

"Jangan bantah ucapan gue Na!" seru Joshua menatap adiknya tajam.

"Pada dasarnya, hubungan itu dirajut dalam kepercayaan. Bang Jos harus percaya sama pasangan abang sendiri, begitu juga sebaliknya. Lagian, jika seorang laki laki udah benar benar cinta sama pasangannya, seburuk apapun dia, dia pasti berusaha buat ngelindungi si cewek bukan malah ngerusak." terang Dhena panjang lebar layaknya Mario Teguh.

Tentang Adhena (Complete√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang