*17*

13 3 0
                                    

Jimin melingkarkan tangannya ke pinggang Olivia. Olivia sedikit mendorong Jimin karena ia takut ada yang melihat. Jimin langsung menciun Olivia dan Olivia hanya pasrah. Dan beberapa lama kemudian Jimin melepas tautan mereka.

"Bagaimana ini?" Ucap Jimin

"Kenapa?"

"Aku ketagihan"

"Jimin! Sudah ya!"

"Hehehe"

"Jim, kamu ke kamarmu sana aku ingin istirahat"

"Jam ber- ups"

"Apa? Ini udah malam. Saat kita sampai ke kerajaan saja sudah petang, belum aku yang tadi bereskan pakaian kotorku dan setelahnya kau menciumku"

"Aku tidur sama kau saja"

"Jimin! Sudah cukup!"

"Kenapa?"

"Tidur di kamarmu saja"

"Tidak mau!"

"Kenapa?"

"Aku ingin memelukmu saat tidur"

"Huft, tidak bisa"

"Boleh ya!" Rayu Jimin

"Tidak bisa Jiminku"

"Bolehlah, sekali saja"

"Huft, susah sekali kau di beritahu"

"Tolong ya! Sekali saja"

"Huft, baiklah"

Saat mendengar pendapat Olivia Jimin langsung melompat senang. Ia langsung menyuruh Olivia berbaring di sebelahnya dan lengannya menjadi bantal.

"Kenapa lagi?"

"Kau cantik"

"Jangan merayuku"

"Tapi itu kebenarannya"

"Jimin, sudah berhenti!"

"Hehehe iya, sudah tidur. Katanya ingin istirahat kan"

"Hmm" gumam Olivia dan menutup matanya

Jimin menyingkirkan rambut Olivia yang menghalangi wajah Olivia. Jimin menatap wajah Olivia sambil tersenyum. Setelah lama menatap wajah Olivia barulah Jimin menutup matanya dan mempereratkan pelukannya.

*pagi*
Olivia membuka matanya dan mendapati Jimin yang masih tertidur di tekuk Olivia. Dengkuran halus Jimin terdengar, membuat Olivia gemas, ingin rasanya membangunkan Jimin tapi ia tidak tega.

Saat Olivia sedikit bergerak, Jimin bergumam kecil lalu memperdalam kepalanya di tekuk Olivia. Olivia geli saat Jimin menghembuskan nafasnya di tekuknya. Jimin akhirnya terbangun dan membuat Olivia lega karena bisa menggerakkan tubuhnya bebas.

"Pagi Jim"

"Pagi, kau mau kemana?"

"Hanya ingin mandi. Kau ingin berkeliling?"

"Boleh saja"

"Kalau begitu kau pergi ke kamarmu beraiap-siap. Aku tunggu disini"

"Hmm, iyaiya"

Jimin bangkit lalu keluar dari kamar Olivia dan menuju kamarnya. Untung saja Seul sudah tidak di kerajaan ini lagi. Dia sudah kembali ke kerajaannya, ia ke sini karena ayahnya ingin bertemu dengan ayah Jimin.

Setelah bersiap-siap, Jimin pergi ke kamar Olivia untuk menjemputnya. Dalam perjalanan ke kamar Olivia ia melihat Stella dan Namjoon sedang asik berduaan sambil bercanda di tepi danau kerajaan.

"Olivia, sepertinya mereka sudah agak akrab"

"Siapa? Kau pagi-pagi bicara yang benar sedikit"

"Stella dan Namjoon, aku melihat mereka sedang bercanda dipinggir danau"

"Baguslah, sedikit lagi kita akan ke masaku"

"Terus kita harus kemana? Tempat kita selalu bersama diambil oleh mereka"

"Tenang saja Jim, kerajaan ini luas. Bagaimana kita ke perpustakaan saja"

"Untuk apa kesana?"

"Mncari info lain, atau mencari benda yang harus kita bawa nanti?"

"Mencari benda saja, aku bosan jika terus berada di perpustakaan"

"Hei, membaca itu jembatan ilmu. Jika kau ingin pintar kau harus banyak membaca"

"Terserah! Intinya kita mencari benda saja"

"Iyaiya, dasar malas!"

Mereka berjalan mengelilingi kerajaan, Olivia hanya membawa jepit rambut saja. Sedangkan Jimin tidak mencari benda yang akan ia bawa ke masa depan, ia hanya terus menempel ke Olivia.

"Jimin, berhenti menempel padaku!"

"Kenapa?"

"Sesak tau!"

"Eh, Jimin. Kau tau? Tem-"

"Tidak tau"

"Ish, aku belum selesai bicara!"

"Ya sudah teruskan"

"Temanku di masa depan baik banget, aku punya teman baik laki-laki disana. Dia baik sering membantuku dan juga dia selalu bercanda"

Mendengar cerita Olivia Jimin langsung meninggalkan Olivia. Olivia bingung dan langsung mengejar Jimin

"Hei! Kenapa kau meninggalkanku?!"

Jimin menghadap ke Olivia dan memeluk pinggang Olivia.

"Jimin kenapa sih?!"

Jimin langsung mencium Olivia tapi hanya sebentar

"Jimin?! Nanti diliat orang!?"

"Biarkan,supaya mereka tau kalau kau adalah milikku"

"Ih, kenapa sih?"

"Cemburu!"

"Cemburu? Kenapa?"

"Jangan bicarakan teman lelakimu atau nanti jangan terlalu dekat sama dia"

"Jimin, dia itu cuma teman aku saja tidak lebih"

"Tidak boleh!"

"Huft, iyaiya"



















#TBC#

a strange occurrenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang