chapter 15

13 5 2
                                    

Setelah pulang sekolah yang diantar oleh adit tadi, kini naura hanya bisa berdiam diri di rumah. Orang tuanya belum pulang kerja, diaz entah kemana perginya dan bi inem sedang pulang kampung ke rumahnya.

Bosan, inilah yang dialaminya sekarang, menonton tv dan memakan cemilan dirumah seorang diri membuatnya mati kutu.

Baiklah mungkin ini terakhir kalinya ia begini, sekarang sudah menunjukan pukul 5 sore tapi belum ada tanda tanda orang yang pulang entah itu orangtuanya atau sepupu siblingsnya.

Disaat ia menonton tv terdengar suara bel rumahnya yang berbunyi, dengan langkah gontai ia harus membuka pintu itu.

Ting nong...

"Iyh tunggu bentar." Ujar naura sambil berjalan mendekati pintu.

Setelah dibuka ternyata yang datang bukanlah sepupunya atau orangtuanya. Melainkan seseorang yang telah mengisi hari harinya saar ini. Yang tak lain adalah adit.

Pemuda itu membawakan sebuket bunga dan tak lupa sebuket cokelat untuk naura, karena cokelat adalah makanan favorit yang tak bisa ia tolak.

"Woww, mau ngapain disini." Ujar naura datar.

"Yakin nih gak ditawarin masuk dulu."

"Ck, yaudah silahkan masuk wahai pangeran.... kodok." Tawanya pecah melihat wajah adit yang cemberut.

Lalu mereka  berdua masuk dan adit duduk di ruang keluarga kemudian menonton tv.

Naura sekarang sedang menyiapkan minuman untuk adit. Kalau bukan paksaannya ia sangat malas untuk membuatkannya.

Diruang keluarga, ponsel naura bergetar, tanpa izin ia langsung mengangkat nomor telepon itu.

"Halo." Ujar seseorang di sebrang sana.

....

....

"Ehh nau, gw nelpon lo karna gw ada tawaran nih buat lo, malam ini di sirkuit biasa, yang nantang lo biasa si rendi. Udah kalah berapa kali masih ada kagak ada kapok kapoknya."

"Kalo lo mau ikut malem ini jam 10."

Tutt tuttt....

Dengan telepon itu yang terputus, bersamaan dengan datangnya naura dari arah dapur. Adit langsung bersikap biasa saja, dan menyimpan ponsel naura di tempatnya kembali.

Mereka menghabiskan waktunya, tak jarang juga adit mengerjai naura, tertawa bersama. Membicarakan yang tidak penting. Dan saat ini adit telah mampu mengubah naura menjadi naura yang ceria dulu bukan yang pendiam walaupun hanya kepadanya ia tunjukan sikap ini.

Hubungan naura dengan orang tuanya masih sama, ia masih belum bisa menghilangkan rasa kecewanya ini. Jika dengan sahabat sahabatnya atau dengan lingkungan luar ia lebih menunjukkan sikap yang lebih garang dan cuek.

Tapi kenapa dengan adit tidak? Mungkin ia juga masih bingung dengan perasaannya pada adit, sosok masalalunya masih terlintas dibenaknya, dimana dia sekarang? Kenapa dia pergi? Entah itu semua ia lupakan sejenak jika sedang bersama adit.

Setelah lama mereka bercanda dan tertawa terdengar suara ketukan pintu yang tak lain adalah sepupu siblingsnya.

Dan dengan waktu yang bersamaan orang tua naura juga pulang. Entah mengapa mereka pulang begitu cepat, katanya sih ada urusan.

"Nau, nanti malam mamah dan papah mau pergi ke bandara, mau jemput om dan tante kamu." Ujar kirana setelah mereka semua telah dimeja makan. Adit juga disuruh untuk makan malam disini. Menjaga naura karena mereka akan pergi lagi.

Senja Yang RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang