Sampe rumah ku taro sepatuku seperti biasa, lalu mengkunci mobil tin...tin...
Pas ku melangkah baru masuk mama bertanya kepada ku?. "Mana arga?"Tanya mama heran."Ar-arga ma?"Jawabku gugup sambil menghela napas.
"Iya kemana dia kok dia gak bareng pulang sama kamu si?".
"Oh dia mah biasa dia di hukum di sekolah hhhh"Ujarku tertawa.
"Kenapa? Dia bisa di hukum?".
"Aku juga gak tau mah mungkin dia tidur di saat pelajaran pak sukro hhhh".
"Pak sukro guru killer mu itu?".
"Iya sapa lagi guru killer selain dia".
"Liat aja nanti mama akan omelin dia sepuas puasnya!".
"Asyiaaap"Ucapku gembira.
***
Arga sedang memakirkan mobilnya di depan garasi, suara mengunci pintunya terbunyi kencang. Ia melangkahkan kakinya menuju rumah, pas ia masuk-.
"Dari mana saja kamu?"Tanya mama widya sembari masak di dapur.
"Eh tante"Jawabnya tersipu malu.
"Dari mana?".
"Da-dari rumah temen tan".
"Gak usah bohong sama tante!".
"Bener"Ujarnya.
"Kalo kamu gak jawab tante akan menelfon mama kamu di prancis!"Ancamnya membuat arga ketakutan.
Wajah arga berubah menjadi kusut ketika ancaman mama sintya. Menurunkan alisnya sambil bepikir? "Gila gila gila ancaman apa yang harus gua jawab"Batinya sambil mengetuk kening.
Ia pasrah dan menjawab dengan jujur. Di saat ia ingin menjawabnya, ucapan nya terpotong begitu saja karna sudah mengetahuinya.
"Da-dari---".
"Dari kamu di hukum kemalaman kan sama pak sukro?"Tanyanya.
Anehnya pikirannya itu melayang di udara matanya membulat sehingga tak bisa berucap lagi. "Gimana tante sintya bisa tau gua di hukum sama pak sukro? Oh apa jangan jangan ini ulahya sepupu gua widya! Awas aj nanti! Tunggu pembalasan gua hhhh!"Batinya ancam.
"Hehehe iya tan".
"Dasar tukang tidur! Ok hari tante maafin kamu, awas aja sampe kamu mengulangi kesalahan kamu, terus guru kamu manggil tante, gak segan segan tante gak pergi ke sekolah kamu! Arga!"Ancamnya hebat.
"Ya tan"Ucapnya bersalah.
***
Menaiki anak tangga satu persatu, menuju kamar arga, setelah menuju kamar arga. tubuh arga langsung berbalik ke kamar widya.
Dan ia mengetok pintu kamar widya tanpa grogi ataupun rasa takut. Rasa santainya itu membuat ia nafsu.
Tok...tok...tok...
Belum keluar dari kamar,...
Tok...tok...tok...
"Et siapih ganggu aj!"Ketusnya sambil membuka pintu.
"Lo-loh arga! Ngaapain kamu di depan kamar aku?"Tanyaku polos hingga mataku membulat.
Arga langsung menarik lengan cewe itu, lalu menuju kamar arga. Setelah sampe di kamar arga, arga lansung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Ia mengatakan-.
"Kamu bilang ke mama soal tadi?"Tanyanya menatap tajam bola mataku.
"E-engakk?"Jawabku Pura pura tidak tahu.
"Lepasin tubuhmu dari ku!".
"Gak! jawab dulu sebelum ku lepasin tubuhku dari mu!".
"Kalo kamu tidak lepasin aku dari tubuhmu aku teriak ni!"Ancamku kuat.
"Silahkan aja kamu teriak sekuat tenaga! Kalo kmu teriak tubuhmu akan semakin erat aku tompangkan!"Ancamnya balik.
"To-tolong-".
Ia lansung menutup mulutnya dengan kedua tangan yang di bekap. Hingga membuat widya tak bisa berbicara apapun.
Kedesakan itu membuat mereka berdua menatap tajam.Lalu widya memukul mukul tangan arga, yang kuat akan arga beradu mendesak.
"Sttttttt...."Ucapnya.
Tak bisa ngomong, tak bisa berbicara sungguh membuat widya pasrah dan pasrah. Lalu arga melepaskan kedua tangannya dari mulut widya.
"Kamu ingin bunuh aku hah?"Tanyaku kesal.
"Makanya diem aja gak usah minta tolong! Jawab pertanyaan ku tadi! Kamu bilang ke mama soal tadi Hah?".
"I-iya iya aku bilang ke mama soal tadi, abisnya aku bingung mau bilang apa, biarin aja biar kamu tau rasa, apa rasanya di hukum sama guru killer wlee"Ledekku langsung mendorong tubuhnya dari tubuhku.
Ia pun pergi dan meninggalkan jejak langkahnya dan menuju ruang makan.
"Mah?"panggiku sambil menarik bangku untuk duduk.
"Apa?"Jawabnya.
"Mah, widya laper! Perut widya sakit sampe sampe cacing pada demo di perut mah!"Gumamku kesakitan lapar.
"Ya sudah mama udah masak dari tadi, Tapi tolong panggilin arga suruh turun ke bawah untuk makan".
"Biarin aja dia turun sendiri! kaya bayi aja apa apa harus di samperin segala"Ketusku males.
"Gak boleh gitu dia sepupu mu sayang"Ucap mama sambil membawa nasi milikku.
"Biarin aja!".
Lalu arga turun dari tangga, poninya yang kesamping sehingga mata widya membulat. "So-so cool"Batinku menelan ludah kasar.
Ia pun langsung duduk di dekatku, sambil mencium aroma wangi itu. "Wangi parfum apa?"Ucapku pelan. Ia pun menjawab ucapan ku barusan.
"Wangi parfum vanila campur green tea! Emanganya kenapa wangi ya tubuh gua?"Tannya percaya diri.Bola matanya berputar "Idih"Batinku percaya diri sekali diah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Brother
Romantizm"Maaf ya ga, gue cuma mau lo sembuh, gue gk maksud ngomong begitu!. lagian lo juga sok jual mahal ngomong begitu ke gue di saat lo sakit!" Batinnya sedu. "Gue taau wid lo ngomong begitu ke gue biar lo menjauh lagi kan dari gue!..." Batin arga terasa...